D'Cat Queen

Because Travelling is not just a passion, it is a life need!

MENU

Jun 2013

28

THAILAND PUNYA PATPONG, PHILLIPINES ADA CLARK ;)

Karena tiket pulang kita ke Jakarta menggunakan Airasia, mau ga mau kitapun berangkat menuju Clark, di hari terakhir kita di Manila. Airasia terminal memang terletak di kota ini. Perjalanan dari Manila ke Clark sekitar 1.5 jam. Awalnya sempet bingung bus apa yang mengarah ke Clark. Kalo baca dari internet sih, Philtranco dan Genesis bus punya rute daily ke Clark, tepatnya berhenti di Terminal Dau. Tapi ketika kita tanya seorang security mall di kawasan Ayala, dia malah berbaik hati memberhentikan sebuah taxi dan mengarahkan taxinya dengan bahasa Tagalog untuk mengantar kita ke terminal bus Victory Liner yang rutenya juga kesana.

Jalanan saat itu sedikit macet, sehingga supir taxi akhirnya menawarkan, apa masalah kalo kita naik bus Five Star, karena bus ini ternyata juga mengarah ke Dau Terminal. Buat kita berdua mah, as long as itu bus menuju Clark, ga penting juga mau naik bus apa ;p

Kita pun berhenti di terminal bus Five Star. Untuk pergi ke Clark, harus turun di Terminal Dau. Barulah dari sana mencari jeepney, taxi, ato tricycle yang menuju hotel ato tujuan lainnya. Tiket Manila – Terminal Dau sekitar P130 per orang. Bagian dalam bus Five Star ini lebih nyaman daripada bus-bus sebelumnya yang aku naiki.

Karena jaraknya yang singkat, ga terasa kita sampai juga di terminal Dau. Kota Clark di Angeles City ini ternyata lebih kecil, dan jelas ga seramai Manila, which is good ;). Turun dari bus, kita berniat mencari taxi sebenernya. Tapi kok malah banyakan becak ya. Udah de, iseng aja nanya ke mereka apa tau hotel Clark Imperial, tempat kita stayed di sana.

Dan ternyata supir yang kita tanya tau hotel itu ^o^ Biayanya hanya P120, lalu kita tawar menjadi P100 only ;p. Jalanannya lengang, ga macet dan karena itu si pengemudi becak pun langsung leluasa untuk kebut-kebutan, Jiiaahhh… kita yang di dalam jadi ngerasa  serem, secara tempat duduknya sempit banget, ga ada pintu, dan bagian depannya tertutup. Apapun yang terjadi di depan, kita juga ga bakal tau. Belum lagi, aku mendengar banyak banget klakson yang ntah itu diarahkan ke kita ato kendaraan yang lain ;p
Masuk ke Dalam, dan Deretan Bar Siap Menanti 😉

Perjalanannya ga begitu jauh, dan ketika si abang becak mulai memelankan motornya, kita melihat bahwa kali ini banyak sekali turis asing alias bule-bule berkeliaran di jalan. Wuuahhhhh di Manila aja bule bisa diitung jari, di sini ternyata banyak banget. Dan itu bikin aku heran, karena aku ga membaca samasekali kalo Clark punya tempat wisata sebegitu bagusnya sampe bule-bule pada datang.

Becak kita berhenti di hotel tujuan, Clark Imperial Hotel, yang aku booked sebelumnya melalui Agoda. Begitu turun, check in, dan memasukkan barang-barang ke kamar, kita hanya pengin beristirahat sebentar, sebelum lanjut lagi mengeksplore kota kecil ini lebih dalam. Bener-bener masih penasaran, apa yang kota ini punya sampai banyak didatangi bule.

Pertanyaan itu terjawab setelah kita keluar dan menyusuri jalan yang panjang. Daerah ini, at least daerah tempat kita menginap, adalah distriknya kehidupan malam ;p Kanan kiri dan sepanjang jalan, berdiri banyak sekali bar, dan night club, mulai dari yang bagus, unik, sampai yang terlihat kumuh tapi terdengar musik berdentam-dentam dari dalamnya. Cewek-cewek cantik berpakaian minim plus bodyguard-bodyguard kekar, banyak berjaga di depan pintu club. Sesekali kita melewati cewe-cewe lokal yang hanya berpakaian bikini berkeliaran di jalan ;p Hahahaha, saat itu masih sore loh, dan mereka udah mulai aktif keluar. Aku jadi ga sabar menunggu malam 😉
Bar Doll House
Bar Bergaya Mesir
Bar High Society, Untuk Yang Kelas Atas ;p
Unik..Bentuk Piramid Gitu 😉
Akhir Dari Street Walking

Ada banyak resto ato bar yang kita lewati, kebanyakan terbuka, sehingga bisa diliat pengunjung di dalamnya, mostly bule, yang sedang minum-minum sambil ditemani cewe-cewe lokal Pinoy.

Kita hanya berjalan terus menyusuri jalan yang masih panjang, dan memilih Jollibee untuk duduk sambil menikmati snack ringan. Karena jendela kacanya yang besar, kita bebas memperhatikan tingkah pola orang-orang di luar yang terkadang lucu untuk dilihat ;p

Malam harinya, kembali menyusuri  jalan yang sama, untuk melihat seperti apa suasananya sekarang. Sayangnya hujan turun. Tapi ternyata tidak mengurangi keramaian malam. Even semakin crowded. Bule-bule dan cewe lokal semakin banyak. Kita sempet iseng nanya harga tiket masuk ke salah satu bar yang ga begitu besar, dan terlihat biasa. Ternyata hanya P70, belum include makanan, minuman serta service charge lainnya ;p
Suasana Saat Malam

For dinner, we chose a restaurant around the area which was a bit quiet and looked elegant. Black Angus Steak and Rib House. Semua pengunjung di dalamnya bule-bule tua yang terlihat mapan. Cuma kita berdua orang Asia yang makan di sana ;p Mengisi waktu dan karena ga ada kerjaan juga, diem-diem mencuri pandang kelakuan para bule-bule tua yang pantes menjadi opa-opa itu, ternyta asik juga ;p Mereka sedang menunggu cewe-cewe  lokal yang sudah dibooked oleh pihak hotel. Dan ketika cewe-cewe itu datang, masing-masing opa pun mendapat kawan bobo dan langsung naik ke kamar ;p

Selesai dinner, kita berniat pulang melewati jalan yang sama. Sempet kaget pas melewati salah satu club, cewe yang bertugas berdiri di depan pintu, tiba-tiba menjerit, diikuti oleh cewe-cewe lainnya, sambil memandang ke 1 orang yang sama. Lelaki berkulit hitam, dengan tampang seperti penyanyi rap, dan dikawal banyak sekali bodyguard, sumpah aku ga tau siapa orang itu. Secara lagu rap bukan lagu favoritku, jadi ga ada clue samasekali siapa orang yang sedang diteriakin saat itu ;p Awalnya pengen aku foto sih, tapi suami melarang karena takut bodyguardnya marah dan malah merusak kamera kita jangan-jangan.

Jadi intinya, Clark ini memang pusatnya  night life ato kawasan malam. Turis-turis yang mungkin mencari kemeriahan dan kegilaan kehidupan malam Phillipines, wajib datang ke sini. Tempatnya ga berbeda jauh dengan Patpong Thailand. Bedanya hanyaaaa… kawasan di Clark ini lebih terpelihara, bersih, dan para germo, mucikari ato cewe-cewe penjaga pintunya tidak seagresif di Patpong. Mereka lebih sopan, dan tidak memaksa saat menawarkan service. Cuma ga enaknya, banyak sekali pengemis terutama anak kecil di daerah itu. Bikin miris kenapa anak-anak seperti itu bisa bebas berkeliaran di kawasan yang belum sepatutnya mereka datangi ini.

Anyway, love this place. Aku samasekali ga nyesal telah membooking hotel di daerah ini. Bener-bener ga membuat bosan, apalagi dengan banyak sekali cafe dan bar di sepanjang jalan, yang bisa puas kita cicipi 1-1 😉

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About Me

Fanny Fristhika Nila

Email: fannyfristhika@gmail.com

My Twitter: @f4nf4n

Lihat profil lengkapku

Follow Me

Subscribe Tulisanku


Delivered by FeedBurner

Archives

«

About Me

Fanny Fristhika Nila

Email: fannyfristhika@gmail.com

My Twitter: @f4nf4n

Lihat profil lengkapku

Follow Me

Subscribe Tulisanku


Delivered by FeedBurner

Archives

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.