THAILAND PUNYA PATPONG, PHILLIPINES ADA CLARK
Saat berlibur ke Phillipines, kami memilih airasia untuk tiket pulang pergi. Muraaah sih, tapiiii bandara yang jadi pilihan biasanya di kota-kota kecil, karena itu mau ga mau kami pun berangkat menuju Clark, di hari terakhir dari Manila.
Airasia terminal memang terletak di kota ini. Perjalanan dari Manila ke Clark sekitar 1.5 jam. Awalnya sempet bingung bus apa yang mengarah ke Clark. Kalo baca dari internet sih, Philtranco dan Genesis bus punya rute daily ke Clark, tepatnya berhenti di Terminal Dau. Tapi ketika bertanya ke seorang security mall di kawasan Ayala, dia malah berbaik hati memberhentikan sebuah taxi dan mengarahkan driver taxi dengan bahasa Tagalog untuk mengantar kami ke terminal bus Victory Liner yang rutenya juga kesana.
Jalanan saat itu sedikit macet, sehingga supir taxi ujung-ujungnya menawarkan kami naik bus Five Star, yang ternyata juga mengarah ke Dau Terminal. Sebenarnya sih as long as itu bus menuju Clark, ga penting juga mau naik bus apa ;p
Kami berhenti di terminal bus Five Star. Untuk pergi ke Clark, harus turun di Terminal Dau. Barulah dari sana mencari jeepney, taxi, ato tricycle yang menuju hotel atau tujuan lainnya. Tiket Manila – Terminal Dau sekitar P130 per orang. Bagian dalam bus Five Star ini lebih nyaman daripada bus-bus sebelumnya yang aku naiki.
Karena jarak yang singkat, ga terasa sampai juga di terminal Dau. Kota Clark di Angeles City ini ternyata lebih kecil, dan jelas ga seramai Manila, which is good ;). Turun dari bus, aku dan Raka berniat mencari taxi, tapi kok malah banyakan becak ya. Udah deh, iseng aja nanya apa tahu hotel Clark Imperial, tempat kami stayed di sana.
Dan ternyata supir yang ditanya tahu hotel itu ^o^. Biayanya hanya P120, lalu ditawar menjadi P100 only ;p. Jalanan lengang, ga macet dan karena itu si pengemudi becak pun langsung leluasa untuk kebut-kebutan.
Jiiaahhh… kami yang di dalam jadi ngerasa serem, secara tempat duduknya sempit banget, ga ada pintu, dan bagian depan tertutup. Ada accident apapun di depan, kami juga ga bakal tahu. Belum lagi, aku mendengar banyak banget klakson yang ntah itu diarahkan ke becak kami ato kendaraan yang lain ;p
Masuk ke Dalam, dan Deretan Bar Siap Menanti 😉 |
Perjalanan ga begitu jauh, dan ketika si abang becak mulai memelankan motornya, kami melihat banyak sekali turis asing alias bule-bule berkeliaran di jalan. Wuuahhhhh di Manila aja bule bisa diitung jari, di sini ternyata banyak banget. Dan itu bikin heran, karena aku ga membaca samasekali Clark punya tempat wisata sebegitu bagusnya sampe bule-bule pada datang.
Becak berhenti di hotel tujuan, Clark Imperial Hotel, yang aku booked melalui Agoda. Begitu turun, check in, dan memasukkan barang-barang ke kamar, hanya pengin istirahat sebentar, sebelum lanjut lagi mengeksplore kota kecil ini lebih dalam. Bener-bener masih penasaran, apa yang kota ini punya sampai banyak didatangi bule.
Pertanyaan itu terjawab setelah kami keluar dan menyusuri jalan yang panjang. Daerah ini, at least daerah tempat kami menginap, adalah distriknya kehidupan malam ;. Kanan kiri dan sepanjang jalan, berdiri banyak sekali bar, dan night club, mulai dari yang bagus, unik, sampai yang terlihat kumuh tapi terdengar musik berdentam-dentam dari dalam.
Cewek-cewek cantik berpakaian minim plus bodyguard-bodyguard kekar, banyak berjaga di depan pintu club. Sesekali kami melewati wanita-wanita lokal yang hanya berpakaian bikini berkeliaran di jalan ;p. Hahahaha, saat itu masih sore loh, dan mereka udah mulai aktif keluar. Aku jadi ga sabar menunggu malam 😉
|
Bar Doll House |
Bar Bergaya Mesir |
Bar High Society, Untuk Yang Kelas Atas ;p |
Unik..Bentuk Piramid Gitu 😉 |
Akhir Dari Street Walking |
Ada banyak resto ato bar, kebanyakan terbuka, sehingga bisa diliat pengunjung di dalam, mostly bule, yang sedang minum-minum sambil ditemani wanita lokal Pinoy.
Aku dan suami hanya berjalan terus menyusuri jalan yang masih panjang, dan memilih Jollibee untuk duduk sambil menikmati snack ringan. Dari jendela kaca yang besar, kami bebas memperhatikan tingkah pola orang-orang di luar yang terkadang lucu untuk dilihat ;p.
Malam hari, kembali menyusuri jalan yang sama, untuk melihat seperti apa suasananya sekarang. Sayang hujan turun. Tapi ternyata tidak mengurangi keramaian malam. Even semakin crowded. Bule-bule dan perempuan lokal semakin banyak. Kami sempet iseng nanya harga tiket masuk ke salah satu bar yang ga begitu besar, dan terlihat biasa. Ternyata hanya P70, belum include makanan, minuman serta service charge lainnya ;p
|
Suasana Saat Malam |
For dinner, we chose a restaurant around the area which was a bit quiet and looked elegant. Black Angus Steak and Rib House namanya. Semua pengunjung di dalam bule-bule tua yang terlihat mapan. Cuma kami berdua orang Asia yang makan di sana ;p
Mengisi waktu dan karena ga ada kerjaan juga, diem-diem mencuri pandang kelakuan para bule-bule tua yang pantes menjadi opa, ternyata asik juga ;p. Mereka sedang menunggu wanita lokal yang sudah dibooked oleh pihak hotel. Dan ketika para kupu-kupu malam itu datang, masing-masing opa pun mendapat kawan bobo dan langsung naik ke kamar ;p
Selesai dinner, berniat pulang melewati jalan yang sama. Sempet kaget pas melewati salah satu club, cewek yang bertugas berdiri di depan pintu, tiba-tiba menjerit, diikuti oleh cewek-cewek lain, sambil memandang ke 1 orang yang sama.
Lelaki berkulit hitam, dengan tampang seperti penyanyi rap, dan dikawal banyak sekali bodyguard, sumpah aku ga tau siapa orang itu. Secara lagu rap bukan lagu favoritku, jadi ga ada clue samasekali siapa orang yang sedang diteriakin saat itu ;p. Awalnya pengen difoto, tapi suami melarang karena takut bodyguardnya marah dan malah merusak kamera jangan-jangan.
Jadi intinya, Clark ini memang pusatnya night life ato kawasan malam. Turis-turis yang mungkin mencari kemeriahan dan kegilaan kehidupan malam Phillipines, wajib datang ke sini. Tempatnya ga berbeda jauh dengan Patpong Thailand.
Bedanya hanyaaaa… kawasan Clark lebih terpelihara, bersih, dan para germo, mucikari ato the ladies penjaga pintu tidak seagresif di Patpong. Mereka lebih sopan, dan tidak memaksa saat menawarkan service. Cuma ga enaknya, banyak sekali pengemis terutama anak kecil di daerah itu. Bikin miris kenapa anak-anak seperti itu bisa bebas berkeliaran di kawasan yang belum sepatutnya mereka datangi ini.
kok jadi ingat Dolly, eks lokalisasi di Sby yg udah bubar jaman bu Risma 🤣 banyak mucikari, PSK dan bocil2 jugaa yg memang tinggal di gang tsb
night life d Filipina juga mirip di prawirotamann jogja ya mba. banyak bulenyaaaaa. aku sekarang mayan familiar dgn serba/i Pinoy karena follow akun IG blackmanfamily, yg istrinya org sanaaa
ohhh iyaa bisa jadi anak2 ini memang tinggal di sana yaaa bareng keluarganya.. tadinya aku sempet mikir itu hanya tempat utk lokalisasi, tp bukan tempat tinggal. masuk akal kalo dijadiin tempat tinggal juga.
Kota Clark di Manila, Filipina, menawarkan pengalaman wisata yang unik dengan perpaduan sejarah yang kaya dan modernitas yang gemerlap. Bekas pangkalan udara Amerika Serikat ini telah menjelma menjadi kawasan metropolitan yang dinamis, lengkap dengan berbagai atraksi menarik bagi wisatawan.
seruuuu puoooollllll apalagi kalau ama pasangan kali ye hehehehe
naah iyaaa aku juga baru sadar ini bekas pangkalan udara AS pas udah di sana mas. mungkin krn itu juga night life nya dipusatkan di clark ya 😀
Menarik ya suasana night life jadi dapat pengalaman baru dengan berbagai tingkah turisnya bisa jadi ide tulisan novel nihhh
hihihi iya mbaa… kalo utk ide tulisan seru ;p. banyak bgt yg lucu, unik dan aneh selama aku di sana 😀
Ehh aku malah penasaran ama penyanyi rap ituu. Orang mana ya? Langsung pada heboh semua.
Selalu ada keunikan dari tiap tempat yg didatangi ya Kak.
Ternyata banyak yg ke Clark buat dugem dan seneng2.
hahahah ntah lah mba ;p
iyeees, pasti selalu ada yg unik dari setiap tempat yg di datangin… mungkin bagi yg suka dugem, cocok sih main ke clark ;p
Biasanya hal seperti itu sudah jadi lingkaran setan buat mereka mbak, lahir di sana, besar di sana, trus bekerja di lingkungan yang sama dengan orang tuanya…
Antara mereka merasa ngga punya solusi, atau tidak pernah berada ditempat lain sehingga berpikir memang sudah jalan hidupnya…
bener juga sih mba.. kalo dari kecil lingkungannya udah begini, pasti kebawa trus sampe dewasa 🙁
Beruntung sekali dapat petugas hotel yang sangat baik bantu ngarahin naik taxi untuk ke destinasi berikutnya.
Aku bayangin naek becak nya serem juga yakkk..ngeri didepan ada apa-apa penumpang ga tau menau. Syukurlah perjalanan aman sampai tujuan..
Clark ini menyuguhkan wisata malam banget ya. Bar sepanjang jalan, dengan berbagai bentuk. Bahkan ada yang ala-ala Mesir juga. Uniq lihat bangunannya.
Seenggaknya mereka lebih sopan dan tertib dan enggak mengganggu wisatawan yang memang ingin berkeliling saja ya mba. Enggak serem jadinya pas lewati area-area tersebut.
Duh, aku kebayang bocil-bocil harus melihat hal-hal yang tidak sepantasnya, kasian juga namun sepertinya mereka memang tinggal di sekitaran area bar-bar ya.
Sebenernya memang orang2 di filipina ini mirip sih ama indonesia, ramah. cuma bedanya mereka lebih lancar bhs inggrisnya, jd kalo bicara ama foriegners lebih gampang. makanya aku seneng dengan orang2 sini.
clark ini pun walo red district tapi tetap nyaman buat di eksplor. samasekali ga seramkayak wilayah lokalisasi lain
Jadi inget setiap pergi ke kota Indonesia selalu mencari tempat semacam clark ini ( versi Indonesianya ) hihi.
Mba Fan, aku tuh baca tulisanmu berasa ikut jalan2 ha ha ha
aku sebenarnya suka daerah red district begini, krn biasanya serba murah ;p. dan seruuuu sih… toh kesananya juga dengan suami, jadi ga ada yg perlu dikuatirin hihihihi
akhirnya opa-opa mendapatkan temen bobok, uhuyyy hahahaha
“wisata malam” kayak begini terus nggak sengaja nangkep momen opa opa kayak gini bisa jadi cerita seru tersendiri
aku lupa-lupa inget, dulu pernah menghanguskan tiket ke Filipin, dan sepertinya Clark tujuannya, harusnya sama kayak mba fanny ini, bandaranya di Clark soalnya sama-sama air asia
kalau ada bar atau club yang pelayanannya nggak memaksakan kayak gini, diliatnya sama turis asing juga enak, jadi turis juga nggak takut gitu kan
jadi inget waktu aku ke club di Bangkok, turis asing masih muda dan sepertinya memang nge-booking cewek-cewek lokal sana, cumannn kalau di Bangkok aku ga bisa bedain mana yang cewek tulen sama cewek jadi-jadian, kata temen aku yang udah stay lama di Bangkok, kebetulan cewek yang diclub sama si turis cowok itu, adalah cewek jadi-jadian hahaha, lahh cakep juga soalnya si cewek, aku aja nggak ngeh
ga tahu deh apa airasai masih mendarat di Clark? harus nya sih masih yaa..
aku ama suami kdg suka geli aja liat para kakek2 gini msh aja doyan daun muda hhahahahaha. eh tapi yg masih muda juga ga luput dari ghibahan kami berdua .. suka nebak2 kira2 dia udh ada istri belum yaaa hahahaha
Iyaya, kenapa ada anak kicik main-main ke Clark?
Tapi salut siih.. walaupun judulnya tempat happy happy, tapi mereka menjunjung tinggi kehormatan wanitanya dengan menyediakan bodyguard.
Lu suka, lu bayar.
Ga ada namanya “nackal” duluan yaa..
seperti kata mba utami, jd kemungkinan besar anak2 ini memang tinggal di sana juga mba.. udah turun temurun.. jadinya ga heran lihat anak2 kecil berkeliaran juga di sana