D'Cat Queen

Because Travelling is not just a passion, it is a life need!

MENU

Mar 2025

04

WISATA GEORGIA: MENYUSURI PERADABAN CAVE TOWN UPLISTHIKHE

wisata di georgia

WISATA GEORGIA: MENYUSURI PERADABAN CAVE TOWN UPLISTHIKHE ~ Puas menyusuri museum Stalin yang aku tulis di postingan Minggu lalu, destinasi kami selanjutnya, mengunjungi suatu Kota Goa alias Cave Town yang berlokasi di UPLISTSIKHE. Ya Allah, kenapalah nama tempat sini susah-susah beneeer ngucapinnya šŸ¤£. Keseleo lidahku langsung šŸ˜.Ā 

 

 

 

 

CAVE TOWN UPLISTSIKHE

Kalau mau jujur, aku nyeseeeel datang ke cave town ini. Mana tiket masuk GEL20, trus dalamnya kurang menarik say šŸ¤£šŸ¤£. Mungkin jikaĀ  ada guide yang menjelaskan , ini bakal worth it untuk divisit. Tapi samasekali ga ada guide, dan penjelasannya juga ga jelas. Kebanyakan dalam bahasa mereka, yang mana kami ga ngerti beib šŸ˜….Ā 

 

So, unless kalian penyuka arkeologi, mending skip aja tempat ini.Ā 

 

 

wisata sejarah di gori

 

 

 

 

In short, Cave Town UPLISTSIKHE , bercerita tentang pemukiman kaumĀ  pagan dari abad 3rd millenium BC, yang berarti kisaran 3000 sebelum masehi sampai 2001 sebelum masehi. Tapi beberapa struktur bangunan dibangun kembali pada middle ages atau sekitar abad 9-11. Areanya ga terlalu luas, palingan cuma 8 hektar, kalah jauh ama peradabanĀ  Qobustan yang ada di Azerbaijan.Ā 

 

 

 

rekomendasi wisata di georgia

 

 

 

 

 

Baca: Wisata Azerbaijan, Visit Qobustan Petroglyphs Site

 

 

 

Mungkin ada yang bertanya, apa itu Pagan? Ini suatu kaum non Kristen, non yahudi, non muslim,Ā  yang mempercayai banyak dewa Dewi, dan sangat menghormati alam. Kaum ini semakin berkurang saat ajaran kristen mulai menyebar.Ā 

 

Di pemukiman UPLISTSIKHE, mereka membangun kehidupan hingga akhirnya menyerupai kota. Ada apotik, kuil pagan sebagai tempat penyembahan kepada Dewa , bahkan aula besar.Ā 

 

 

 

 

MUSEUM UPLISTSIKHE

Sebelum melihat kota tuanya, pengunjung diarahkan untuk masuk ke dalam museum.

 

 

 

rekomendasi wisata di gori georgia

museum di daerah gori georgia

wisata kuno di gori georgia

 

 

 

 

Keciiiil banget,Ā  isinya barang-barang peninggalan dari penghuni cave town. Serem amat sampe ada kuku dipajang cyiiiinĀ  šŸ˜…

 

 

 

Kuku nya panjang amat wkwkwkwk

ada apa di museum uplisthikhe

 

 

 

 

Saat penggalian, ditemukan juga perhiasan wanita yang terbuat dari batu. Kami ga lama di museum, boseeeen. Mana seuprit pula. Akhirnya langsung keluar, dan menuju cave town yang sesungguhnya.

 

 

 

perhiasan wanita

wisata georgia di gori

 

 

 

 

 

 

MENDAKI MENUJU CAVE TOWN UPLISTSIKHE

TersediaĀ  jalan setapak menuju cave town. Seneng banget jalan di sini, karena view-nya cantiiiiik, dilewati sungai Mtkvari pula. Asyik pasti duduk-duduk di pinggiran sungai sambil melihat arus air mengalir.

 

 

 

awalnya jalan begini menyusuri sungai

rekomendasi wisata di georgia

 

 

 

 

Namuuuuun ternyata, setelah jalan setapak, kami shock melihat ruteĀ  selanjutnya harus naik tangga tinggi šŸ¤£šŸ¤£

 

OMG,Ā  untung winter ya beib, ga kepanasan dan ngos-ngosan. Sehabis naik tangga yang lumayan curam, belum selesai cobaan hidup.

 

 

 

lemes bayangin harus naik ini hahahaha

tempat wisata sejarah di georgia

 

 

 

 

Kali ini wajib menaikiĀ  batu-batuĀ  curam. Beneran sih,Ā  kalo sampe salju dan es, aku nyerah ke atas,Ā  daripada kepleset guling-guling šŸ˜….Ā 

 

Pada akhirnya kami bertiga, berhasil naik, walau pelan-pelan.Ā 

 

 

 

habis tangga, terbitlah batu curam yang wajib didaki ;p

tempat wisata sejarah di gori georgia

 

 

 

 

Di atas ada beberapa goa yang bisa dimasuki. Kami melihat lubang penampungan air hujan yang mirip dengan yang ada di Qobustan.Ā 

 

Hanya saja di sini, lubang yang berada di atas, mengalirkan air hujan melewati alur tertentu, lalu masuk ke lubang penampungan di bawah yang terlindung atap. Sehingga airnya tetap bersih.Ā 

 

Bukti kalau kaum dulu sama pandainya. Tentu dalam peradaban begini, sumber air adalah hal utama yang harus dipikirkan.

 

 

 

lubang di bawah adalah tempat menampung air, yg tercurah dari atas melalui alur tertentu

wisata sejarah di gori georgia

 

 

 

 

Di bagian lain, ada semacam hall batu,Ā  di mana ratu mereka mengadakan acara. Tapi ya itu ga dijelaskan detil acara seperti apa.Ā 

 

 

 

tertulis queen Tamar’s hall. tapi ga ada penjelasan untuk apa hall ini

apa yang bisa dilihat dari cave town

 

 

bagian dalamnya begini

rekomendasi wisata di georgia

 

 

 

 

 

 

NYARIS JATUH KE DALAM LUBANG AIR

Sempet ada kejadian serem pas kami melihat-lihat ruangan demi ruangan goa. Sebuah lubang airĀ  yang mana awalnya dikira pakai penutup, trus iseng aku injak, lalu terdengar suara KREK….Ternyata itu bukan penutup lubang, melainkan es tipis yang membeku. Langsung retak cuy šŸ¤£šŸ¤£. Untung baru 1 kaki,Ā  ga kejeblos. šŸ˜…

 

 

 

es nya retak setelah aku injek.. awalnya mengira itu penutup lubang ;p

rekomendasi tempat wisata di georgia

 

 

 

 

Sama kayak Qobustan, di Cave TownĀ  UPLISTSIKHEĀ  juga ditemukan ukiranĀ  tulisanĀ  di tembok. Tapi tanpa penjelasan apapun. Beneran rugiiiii sihĀ  masuk kesini šŸ˜…

 

 

 

tulisan di tembok batu

wisata di kota berangin gori

 

 

 

 

Satu-satunya hiburan kami, saat melihat view dari atas. Cantiiik banget.Ā 

 

 

 

pemandangan di georgia ketika winter

tempat wisata yang berhubungan dengan arkeologi di georgia

 

 

 

Sebenernya masih ada gereja di puncak bukit. Tapi mon maaap lah, eyke dah ga sanggub naik ke atas šŸ¤£šŸ¤£. Kami foto dari jauh pake zoom aja.Ā 

 

Sampe level ini doang, yang penting gerejanya kliatan šŸ˜

 

 

gereja di puncak bukit

gereja tua di cave town uplisthikhe

 

 

tapi ga sanggub naik, foto dari sini aja ;p

gereja tua di atas bukit gori

gereja tua di atas bukit gori

 

 

 

 

Setelah itu kami putuskan turun.Ā  Mau melihat sungai Mtkvari dari dekat. Padahal sebenernya tiket GEL20 per orang itu bisa ditukar dengan 4 gelas wine , seandainyaĀ  mau naik sampai gereja di puncak.Ā 

 

Bodoamat, siapa juga yang minum wine, cuma Kina doang šŸ¤£šŸ¤£.Ā 

 

Trus kami foto-foto di pinggir sungai, sambil ngebayangin cantiknya tempat ini di saat spring atau summer.Ā 

 

 

view cantik dari sungai mtkvari

 

 

 

 

Di sana sempat terbaca tentang koin-koin yang dipakai zaman itu. Satu lagi kekurangan cave town UPLISTSIKHE , selain ga ada guide, penjelasan dalam bahasa inggris ga di semua bagian. Kebanyakan informasinya ditulis dengan bahasa mereka sendiri. Ga paham yang ada.Ā 

 

Mau pakai google translate, apa daya, sinyal kacrut puooool di sana.Ā 

 

 

koin asing dan lokal yang ditemukan

sejarah di georgia

 

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN MENGUNJUNGI UPLISTSIKHE, GORI GEORGIA

Jujur ga puas samasekali. Gini yaaa, intinya kalau ke Georgia, mungkin bagi yang suka arkeologi, cave town UPLISTSIKHEĀ  ini worth to visit. Tapi bagi yang ga suka, mending skip lah.Ā 

 

Buang-buang duit GEL20 šŸ¤£. Soalnya ga ada guide yang bisa menjelaskan . Dengan tiket seharga itu, jadi ga sebanding rasanya.Ā 

 

 

beberapa ruangan di cave town, tapi ga berani masuk ;p

ada apa di cave town

 

 

 

 

Lalu, tangga kesini curam juga tinggi. Butuh stamina pastinya.Ā 

 

Dan menurutku, lebih serem turunnya daripada naik. Apalagi pas nurunin bebatuan. Takut liciiin.Ā 

 

 

rekomendasi wisata di gori georgia

 

 

 

 

Sekian cerita tentang cave town UPLISTSIKHE yang ga terlalu jelas, karena aku pun bingung disuruh baca sejarahnya sendiri šŸ¤£šŸ¤£šŸ¤£

 

Pas kluar dari cave town, ketemu anjing gedeee banget, udah mirip beruangšŸ¤£šŸ¤£.Ā  Lihat ke sebelahnya, tergeletak batu besar, tapi aku merasa ada sesuatu di atas batu. Makluuum cuy, mataku minus šŸ˜…, jadi susah melihat jelas. Jangan tanya kacamata . Memang malas pakai šŸ¤£. Alasan kenapa aku ga pernah traveling sendiri šŸ˜

 

 

anjing segede singa ;p… ini aslinya gede banget

aneka anjing jinak di georgia

 

 

hewan yang aku pikir iguana

apa yang bisa dilihat di cave town uplisthikhe

 

 

 

 

Kami dekati, dan melihat seekorĀ  hewan mirip iguana šŸ˜‚. Uniknya lagi, sempat mengira hewan itu hidup,Ā  ternyata ini tuh Work of Art šŸ˜šŸ˜šŸ˜. Miriiiip banget dengan hewan betulan.Ā 

 

Dari informasi yang terpampang, hewan ini merupakan Caucasian Djojo, yang dulunya banyak hidup di cave town UPLISTSIKHE.

 

 

art of work, caucasian djojo

hewan khas cave town uplisthikhe

 

 

 

 

 

 

90 tanggapan untuk “WISATA GEORGIA: MENYUSURI PERADABAN CAVE TOWN UPLISTHIKHE”

  1. Dawiah berkata:

    Astagfirullah tangganya, Mbak, kalau saya yg ke sana langsung balik badan hahaha, rugi duit, biarlah saya nyerah saja daripada ngos-ngosan apalagi ada jebakan tambahan, batu-batu curam itu.

    Pernah beberapa kali nonton ekspedisi ke tempat-tempat bersejarah dan pencinta arkeolog di YouTube kayak asyik gitu sekaligus menantang, mungkin seperti itulah yg Mbak Fanny rasakan yah?

    Sepertinya ini tidak cocok bawa anak yg suka main coba sana -sini, lah, mbak Fanny saja hampir jatuh gara-gara main injak-injak es tipis hahaha

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      wkwkwkwkwkwkw, temenku yg namanya fara tadinya juga mau nyerah mba.. tp pelan2 dia naik, dan akhirnya bisa.. cuma memang ngos2an sih, curam banget hahahahha

      iyaaa, kalo bawa anak jgn sampe lari2 sendiri, takut kejeblos di lubang2 air begini

    • Dian berkata:

      Aku juga bacanya kok susah ya mbak, nama kotanya
      Meski agak mengecewakan tapi tetap seru ya mbak
      Melihat situs sejarah kaum pagan
      Tapi cerita masuk lubang itu kok bikin ngeri ya mbak

  2. Nik Sukacita berkata:

    Aku tuh ngakak pas dikau nulis, Bodo amat siapa juga mau minum wine wkwkwwkwk.

    Fan aku mendapat satu pemikiran unik tentang tulisanmu ini. Biasanya orang menulis tuh kebanyakan yang disuka tapi ini dirimu jelas banget ga puas, dari awal tulisan udah terlihat, tapi tetap mau menulisnya. Terima kasih ya.

    Kalau aku dikasi kesempatan ke negara itu mungkin akan mampir karena suka dengan hal-hal kono dan viewnya juga bagus banget dari atas. Hanya apabila waktu tersisa. Kalau ada yang lebih bagus ya mohon maaf bye. Wkw wkwkwk

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      hahahahahah iyaaa kan… trus ngapain coba aku capek2 ke atas cuma utk wine ;p.. si kina aja udh males nanjak lagi, dan mengikhlaksna aja itu wine ;p

      aku tetep tulis krn siapa tahu kan ada yg suka dengan arkeologi, dan semangat kesini. ;p.. lagian terlepas dari tempatnya yg kurang menarik, tapi view yg bisa dilihat memang cantik kok mba.. itu yg bikin aku tetep suka sih..

  3. dea merina berkata:

    haaa? itu gmn ndaki bebatuannya mbak Faan? sempit banget. kayaknya kalo mau ke sini harus bener2 prepare ya sepatunya. kalo nggak bakal kepleset nggak sih

    aku pikir itu lubangnya emang ada tutupnya wkwk. ternyata es ya. kudu hati2 ya kalo ke sini berarti. apalagi kalo bawa anak kecil yang pecicilan

    viewnya cakep bangeet mbak faaan. kombinasi warna langit sama bebatuannya šŸ˜ kayaknya kalo aku ke sini bakalan lebih lama ngabisin waktu buat liat view dari atas sih wkwk lha gmn kalo nggak ada guide dan penjelasan dalam bahasa inggris wkwk

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      memang sempiiiiit dan curaaam hahahahahha. makanya aku mikir lama dulu sebelum manjat ke atas.. mana aku kuatir ada ular.. kan biasa mereka suka banget di tempat begini ;p.. alhmadulillah ga nemu sih.

      krn aku pikir semua lubang air pada kosong, jd ga mungkin ada airnya… eh ternyata yg satu itu malah berubah jd es hahahahhaha.. kalo temenku ga langsung narik, udh kejeblos beneran ;p

  4. ainun berkata:

    jadi keinget sama pelajaran sejarah, udah kayak zaman batu ya
    zaman batu di cave town ini udah termasuk bagus, perhiasannya udah sebagus itu
    tapi kukunya yang nggak bagus :D, gede amat yak
    ngebayangin mbak fanny udah ngos-ngosan nggak sampe ke gerejanya, udah pasti aku juga gak sanggup hahaha. Dijamin jalan udah terseok-seok aku.

    view dari atas memang cakep uang mata koinnya udah terbilang bagus ini, rapi gitu cetakan gambarnya. Masih nampak jelas.

    bener-bener setuju sama pendapat mba fanny, kalau mereka yang hidup di zaman “batu” itu udah memikirkan sumber air, karena air termasuk kebutuhan utama. Pinter juga ini, sampe bikin lubang penampungan air sedemikian rupa desainnya

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Cave town yg ini memang sudah ada sejak sebelum Masehi, tp mereka bisa survive hingga abad 9-11. Makanya perhiasan udh mulai cantik, koinnya juga sudah jelas terlihat. Tp aku yakin yg perhiasan dan koin itu pasti digunakan setelah Masehi mba.

      Untung ya Krn winter, naik ke atas ga terlalu nyiksa. Asal pelan2 aja šŸ¤£.

  5. Mulan berkata:

    Ada sedikit sama macam di Turkiye, cave town ini. Kalau pergi nanti mesti lama di sini. Sebab kagum dengan binaannya sebegitu. Cantik semua foto nya. Yang dari atas. Juga view menyusuri di pinggir sungai. Thanks for sharing Fanny.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Naah betuuuul kak. Yg di Turkiye saya juga dah datang. Tp lagu2 tak banyak penjelasannya hahahaha

  6. ~uncle gedek! berkata:

    Kalau zaman tu pun mereka sudah ada coin… itu menunjukkan mereka sudah lama bertamadun. Hebat kan?

    Betul ke tu kuku…? Seram!

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Kalo yg koin muncul setelah Masehi uncle. Tp cave townnya sendiri sudah sejak sebelum Masehi. Itulah , sebal saya Krn penjelasan tak lengkap.

      Hahahah iyaaa itu kuku. Maklum uncle blm ada nail clippers zaman itu šŸ¤£

  7. Eryka berkata:

    Selalu suka sama tempat wisata di luar karena bener2 terawat dan terjaga kebersihannya ya mba klo liat dr fotonya ini,,cakeppp langit biru yang jernihhh šŸ˜
    Bener kata mb fanny klo ada guide ato penjelasan yg proper cavw town ini menarik buat dijelajah namun sayang minim informasi, kalo bukan yg bener2 terterik sama arkeolog memang lebih ke bingung mengira2 sendiri yaa šŸ˜
    Tapi gpp mb setidaknya aku jadi ikut menikmati keindahan pemandamgannya lewar tulisan ini šŸ˜

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Iya mba. Aku JD nya effort juga cari tahu sendiri informasinya dr google. Dan itu juga ga banyaaak cerita ttg UPLISTSIKHE ini. Kadang kuatir informasi yg ditulis salah atau ga jadinya

  8. Avi berkata:

    Wow, bangunan yang sudah berdiri lamaa banget memang kelihatan menarik tapii sayang di dalam museum tidak ada guide-nya. Apa karena jarang ada turis asing ya? Padahal barang-barang yg dipajang cukup bagus dan jadi saksi sejarah.

    Makasih Kak Fanny, Georgia masuk wishlist nih. Pertama, suamiku penyuka sejarah dan arkeologi. Kedua, Saladin juga suka belajar aksara Georgia, jadi klop kalau kami bertiga ke sana.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Aku yakin mba Avi sekeluarga bakal seneng kesini. Apalagi kalo memang suka yg berbau arkeologi. Krn sbnrnya menarik kok tempat ini ā¤ļøā¤ļø. Apalagi Saladin yg rasa ingin tahunya tinggi šŸ‘

  9. Rahmah berkata:

    langsung sejuk ketika lihat sungai haha
    soalnya kok ya panas aja dan gersang rasanya
    trus makin menggoda mata mau lihat lebih lama pas bangunan quen Tamar’s hall
    Bebatuannya sepertinya pilihan karena ada yang warnanya cantik sendiri

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Aku juga paliiing suka yg bagian queen tamar’s hall mba. Batunya itu loh, baguuus deh.

      Nah iyaaa, sungainya bikin vibe sejuk. Sebenernya cuaca saat itu dingiiiin, berangin, tp mataharinya silaaau hahahahah.

  10. Ezna berkata:

    Haiwan macam Iguana tu mirip dalam Movie Kong The Skull Island. Ada macam hewan ini tapi sebesar King Kong la. Suasana di atas tu cantik tapi tak ada tour guide tak tahu tempat itu untuk apa. Kakak rasa mungkin juga ada tempat untuk mereka memuja dewa dewi atau tempat mereka kenduri atau ada event. Atau mungkin tempat mereka mengambil air. Hehe itu tekaan kita sebab tak ada tour guidenya.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Sayaaang sangat tak ada guide. Kenapa yaa. Padahal tempat wisata ini baguuuus. Kalopun tak ada guide, kan better mereka buat penjelasan dlm BHS inggris yg detil. JD kita tak bertanya2 ini apa.

  11. Puan Hazel berkata:

    Menyebutnya udah tergeliat lidah, spellingnya juga sukar sekali!

    Geli tengok kuku tu Fanny … Waduh panjang bangat

    Kakak juga sangka itu hewan hidup, rupanya bukan ya. Memang mirip sekali.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Hahahaha saya pun suka bingung mengucapkan kota2 di Georgia ini. Memang susah šŸ¤£.

      Betuuul kak, saya pun geli liat kukunya. Panjang sangat šŸ˜…šŸ˜‚. Macam nak cakar orang.

      Yg membuat patung caucasion Djojo itu memang berbakat sangat ā¤ļøā¤ļøā¤ļø

  12. Utami berkata:

    Eh kok koin kunonya terlihat familiar… yang kiri atas kayak koin berukir wajah Alexander The Great dan kiri bawah itu koin bertuliskan Allah Akbar…
    Nggak ada keterangannya detilnya sih ya, sayang banget…

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Koin2nya pasti setelah Masehi digunakan. Cuma Krn ga ada penjelasan sih mba. Sayang banget

  13. NA berkata:

    Jadi naik ke gua tanpa guide ke?
    Ya rasanya ini kalau mahu tengok keadaan semulajadi tidak kisah jalan seorang.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Iya kak. Tanpa guide jadinya. Untung kami bertiga. Kalo saya sendiri tak nak. Sepi di atas šŸ˜…šŸ¤£

  14. MZ berkata:

    jauh berjalan luas pemandangan…foto2nya cantik banget wpun byk view/background batu2 jer tu šŸ™‚

  15. Ire Rosana Ullail berkata:

    Tangganya mirip tangga di film Song Go Kong yang menuju langit, mana bacanya pas bulan puasa, cuma lihat aja udah kerasa ngos-ngosan sendiri. Bener nih Mb, surganya arkeolog tapi bukan untuk penikmat kota macam saya. Mana isinya batu semua, yg cakep itu jalan setapak menuju cave town mirip latar setting film-film luar era jadul.Tapi misal diajak ke sana tetep mau, maklum level melancongnya masih di sini-sini aja aku Mb, he. Entah kenapa aku kalau pohon dengan ranting kering gitu suka dan langsung pengen foto. Kayaknya estetik aja gitu.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Makanya aku suka traveling selalu winter mba. Krn view nya estetik. Pohon2 kering, tp tetep bagus terlihat. Ditambah cuaca juga enak buat jalan jauuuh dan lama. Krn ga panas.

      Untungnya view baguuus, yg bikin kecewa kami terobati šŸ˜…

  16. Ujie Othman berkata:

    Terima kasih sudah mendaki Fanny šŸ˜„, dapat juga kami ikut jalan-jalan melihat apa yang ada di atas sana.
    Walau tanpa details, dapat melihat-lihat apa yang ada juga sudah cukup menarik.

    Aduhā€¦menakutkan juga terpijak ais seperti penutup itu. Syukurlah tak jatuh.

    Kalau Fanny tak bagitau itu anjing, mau akak keliru itu haiwan apa šŸ˜…
    Saiz dan rupanya agak menakutkan juga ya.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Mirip lion ya kak hahahahha. Saya pikir itu lion ke bukan šŸ¤£

      Tak rugi naik ke atas sebab memang view cantik. Tp rugi Krn tak tahu detil sejarahnya šŸ˜…šŸ¤­

  17. Yuni Bint Saniro berkata:

    Wah. Harusnya pengelola menyediakan papan penjelasan berbahasa Inggris kali ya.

    Jadi, kalaupun Ndak ada guide yang pinter bahasa enggres, wisatawan manca negaranya tetap tahu sejarah tempatnya.

    Tapi, mungkin ya. Target visitor mereka tidak sampai mancanegara sih, kak. Kecil banget sih ini kemungkinannya. Hampir zero. Hehehe

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Penjelasan BHS Inggrisnya ada, tapi ga detiiiil hahahahha. JD tetep aja puyeng hahahaha. Iya nih mba. Apa Krn ga banyak turis kesana ya. JD mereka ga prepare yg begitu

  18. Surya Adhi berkata:

    sangat disayangkan ya mbak di sana padahal potensi wisata sejarahnya bagus banget, tapi nggak didukung guide & penjelasan yang detail terkait sejarahnya, untunya viewnya bagus ya mbak, jadi nggak rugi-rugi amat ke sananya, hehe

  19. Luluk Sobari berkata:

    Kalau lihat-lihat fotonya, saya suka sih Kak. Saya memprediksi, mungkin saya termasuk orang yang akan suka mengunjungi tempat ini, hehehe. Soale saya punya ketertarika khusus sama hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu. Dan mungkin, saya juga akan lanjut ke gerejenya juga. Hihihi. Cuma naik-naiknya itu, kudu persiapan fisik berarti dari jauh-jauh hari, dan bikin agenda pribadi biar pas ke sana ada yang bisa dipelajari karena nggak bisa ngandelin tour guide.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Nah itu… Ga ada guide ini agak nyusahin trutama buat orang yg males cari tahu sendiri di google. Tp kalo memang tipenya suka sejarah, mau effort browsing, tempat ini oke kok. Apalagi view juga cakep šŸ‘

  20. yadibarus berkata:

    luar biasa pemandangannya ya kak, peradaban pada zaman tersebut, sangat terkesan melihat batu yang dibentuk menjadi tempat tinggal, kebayang mahatnya berapa lama itu.

  21. Bambang Irwanto berkata:

    Kalau bagi saya, Cave Town Uplisthikhe ini sangata menarik, Mbak. Kita jadi bisa menyusuri peradapan. Apalagi sebenarnya alurnya sudah pas ya. Pangunjung dialihkan dulu masuk ke museum dan mengenal benda-benda zaman peradapan walau koleksinya tidak banyak. Hanya sayang, tidak ada pemandu wisatanya.
    Tapi ke Cave Town Uplisthikhe ini memang butuh perjuangan. Dari naik tangga, sampai tebing curam itu.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Nah iya. Makanya aku KSH plus minus nya mas. Kali aja ada temen2 yg mau kesana, bisa putusin sendiri mau DTG atau ga. Krn memang medannya sedikit berat dan ga ada guide itu agak ganggu kalo kita bukan tipe yg mau browsing cari tahu

  22. Imawati Annisa berkata:

    Pemandangannya sih yang bagus bangeett. Sayang banget nggak ada guide-nya, jadi nggak ngeblend ya feel-nya. Halah! Nggak dapat kisah-kisah yang bisa bikin kita flashback dan merasakan gimana sih tempat itu di masa lalu, gitu maksudnya.

    Asli deh saya juga ngira itu iguana beneran, ternyata bukan yaa. Btw, baru kali ini deh saya baca review tempat wisata yang tidak recommend tapi diceritakan dengan apik sama Mbak Fan. Liat foto-fotonya malah jadi pengen ke sana. Hahaha..

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Betuuuuuul. Kita kan ga tahu sejarahnya yaaa. Jadinya aku effort bgt cari dari google dulu. Itu juga ga bisa lengkap. Soalnya cerita ttg UPLISTSIKHE ini dikiiit memang. Sayang deh ga ada guide.

  23. Duduk Paling Depan berkata:

    Keren mbak fany masih sanggup mendaki gitu, tapi kalau lagi traveling biasanya memang tenaga lebih ekstra ya karena excited. Btw saya juga kesusahan banya nama goanya itu, wkwkw. Trus ikut deg2an pas baca part mbak nginjek kaca es, untung baru satu kaki ya. Anjingnya juga unik banget itu, apa hasil perkawinan silang dengan singa? hihihi. Makasih ya udah diajak jalan-jalan jauh sampai Georgia. Saya juga jadi tahu kalau nama orang “Georgia” itu ternyata nama negara.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Mirip singaaa kan šŸ¤£šŸ¤£. Kami pikir juga. Kok gede banget aslinya itu.

      Naah iya, excited plus winter mba. JD memang ga ngos2an Krn dingin. Coba summer. Maaf maaf lah aku mau naik šŸ¤£šŸ¤£šŸ¤£.

  24. Wahyu Suwarsi berkata:

    Nggak bisa mbayangin mendaki bebatuan kemudian turun, apa nggak licin itu kak?
    Btw, view nya memang benet2 keren nih. Baca artikel kak Fanny tu saya seneng, foto2nya keren2. Serasa ikut jalan2..hehehe

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Untungnya ga mba. Krn ga sedang salju. Dan ditambah sol sepatu kami karet. JD mengurangi licin banget.

  25. Rivai Hidayat berkata:

    Agak sayang kalau tempat wisata bagus tapi tidak ada pemandunya. Pemandu juga bisa dilatih dari sopir wisata yang biasa membawa turis mancanegara. Tidak perlu detail, tapi setidaknya bisa menceritakan tentang destinasi yang dikunjungi.

    Kalau aku bakal tertarik ke aktivitas trekingnya. Mendaki bukit, masuk goa, melihat bangunan gereja, dan kemudian menikmati pemandangan dari atas bukit. Itu bakal menyenangkan.

    Kalau dipikir orang-orang dulu itu emang hebat. Dengan peralatan dan pengetahuan yang sederhana, mereka bisa menghasilkan karya dan konsep yang luar biasa. Aku sering memikirkan hal-hal kayak gini šŸ¤£

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Itu diaaa. Awalnya kami pikir ini driver bisa gitu jelasin. Ternyata ga. Dia pure cuma driver šŸ¤£šŸ¤£šŸ¤£. JD tiap ke tempat wisata ya, kami suruh eksplor sendiri. Puyeeeng deh aku buka google šŸ¤£šŸ¤£šŸ¤£

      Samaaa mas. Aku juga mikirnya gimana orang zaman dulu bisa kepikir gini. Ga usah jauh2 cave town. Itu Borobudur aja aku blm kebayang orang zaman dulu bisa buat begitu. Tanpa paku pula

  26. Hanny Nursanti berkata:

    Tangga dan bebatuan yang musti dilewatin kayaknya jangan sampai salah pakai sepatu ya, bisa pake koyo semalaman ha.. Ha… Aku yg deg degan pas mba fanny salah injek es beku, hadeeeh serem untung cuman satu kaki ya.
    Sayang ya guidenya gak ada tapi untung pemandangan cakep ya mba

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Untungnya sepatu yg kami pakai sol nya dari karet mba. JD enak buat mendaki atau trekking. Tp kalo solnya halus, bye bye wassalam. Liciiin hahahahah

      Makanya aku skr kakk mau mijak sesuatu JD hati2. 1 kaki dulu takutnya memang bukan sesuatu yg Kuat

  27. rezkypratama berkata:

    saya baca musem upsilisthikhe ini dalam hati bacanya usilitititw, susah banget ya pelafalannya y mbak,
    beneran dah apakabar bahasa sehari2nya

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      ga bisa nangkep aku kalo mereka ngomong hahahahahah… hebat deh orang yg jago bahasa… bisa yaa nangkep pelafalan bahasa yg kdg rumit begitu

  28. Miss Mirror berkata:

    Lohh.. nggak usah nyesel. Kalau Fanny tidak berkunjung ke situ, mana bisa lihat kuku yg panjang itu?. šŸ¤£šŸ¤£. Rare tu, di tempat lain I tak pernah lihat.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      hahahahahahah betuuuul juga yaaa ;p… kapan lagi bisa lihat kuku zaman dulu terpajang ;p.. tapi seraaam lah kak…nampak macam panjang dan tajam šŸ˜€

  29. Lala berkata:

    Mantap betul itu tangga sama ada bagian yang serasa diajakin hiking. Agak disayangkan ya tak menyediakan tour guide, andai ada lumayan banget bisa bantu jelasin mendetail. Segini aja tanpa tour guide mba Fanny bisa nyeritain dengan informatif dan aku takjub pas lihat perhiasan yang ada dalam museum, cakep-cakep amat ya. Pada pinter banget, apalagi pas lihat saluran airnya beneran di pikirin baik-baik.

    Kalau kata di Indonesia mungkin ini mereka ada di zaman Batu ya. Soalnya banyak kerajinannya juga dan bangunannya khas. View nya beneran cakep banget. Langitnya beneran biruuuu gitu. Senenglah liat view nya walau harganya lumayan juga itu.

    Nah, kalau ke atas lagi mesti naik. Biar sampe ke Gereja naik semacam tangga lagi kah mba?

    Guguknya gede banget, aku pun sempet ngira itu singa šŸ˜…. Beneran terawat dengan baik yak.

    View area sungainya pun oke punya ini sih šŸ¤©.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      kalo yg perhiasan aku yakin dibuat setelah masehi mba, apalagi buatannya juga udh bagus… takjub memang kalo ke tempat bersejarah begini, krn banyaaak yg bisa dilihat.. kdg aku ga terbayang kehidupan mereka zaman dulu kayak apa.. bisaterpikir membuat banyak barang dengan tyeknologi yg belum ada

      kauyaknya naik ke gereja ya ada jln setapak, tapi menanjak ;p… ntahlaah kami memang ga merhatiin.. soalnya udh males duluan pas tahu harus naik lagi;p

  30. Dedew berkata:

    Sayang ya ngga ada pemandunya, minimal plakat dan infonya berbahasa Inggris biar pengunjung paham, tapi pemandangannya cantik.

  31. Fenni Bungsu berkata:

    Kak Fan mecahin es euy hehe. Untung daku yang baca kisahnya, jadi gak bilang-bilang ke orang yang disana (laaah padahal ditulis di sini, ya pada baca juga lah šŸ¤£)

    Pas nyampe di atas lihat gua nya apik ya, masih terjaga dengn baik. Cuma perjuangannya itu loh, udah naik tangga yang curam, naik tebing pula, kan jadi kayak lagunya Hotari, “Mendaki Gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman bertualang” šŸ˜…

  32. HERVA YULYANTI berkata:

    Baru tahu mba ada kaum Pagan ini untung dibawahnya mba jelaskan wkwkwk bukan non muslim, non kristen…tapi akhirnya berkurang ya memilih kristen. Btw aku langsung “HAH” kuku dipajang di museum, MBaaaa pantesan pengen cpt keluar orang ga menarik ya wkwkwk sumpah ngakak. Tapi akhirnya terbayarkan ya dg view yg terlewati setelahnya.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      kayaknya kalo kaum pagan di indonesia pun msh ada yaa… soalnya dulu di sini pun berkembang ajaran animisme dan dinamisme kan … nenek moyang dulu menyembah dewa dewi dan alam. trutama yg hidup di daerah terpencil

  33. ariefpokto berkata:

    Sebuah cerita perjalanan menarik karena tidak sangka di wilayah seperti ini ada peninggalan sejarah yang amat berharga tapi juga unik dan harus menggunakan sepatu yang cocok karena licin dan harus hati-hati dalam berjalannya

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      untungnya sepatuku memang sol karet…. jd kami aman sih naik2 ke atas mas.. ga licin samasekali šŸ˜€

  34. fajarwalker berkata:

    Untungnya kesana pas lagi cerah ya mbak. Kebayang sih, kalo sampe ujan terus posisinya masih di atas. Ngebayangin nurunin bebatuan yang securam itu bener-bener merinding dah.
    Sebenarnya ngikutin kisah tentang kaum pagan itu asyik ya mbak. Karena paganisme itu emang erat kaitannya sama berbagai agama yang sekarang menyebar di seluruh indonesia. Even natal dan pohon-pohonnya pun kan tadinya tuh ritual tradisi kaum pagan.

    Tapi liat penjelasannya yang sepi gitu sih, aku juga kayaknya ogah, hahaha. Sayang banget deh aslinya, itu tembok yang banyak ukiran harusnya bisa dijelaskan panjang lebar maknanya. Tapi karena gada petunjuk, jadinya malah keliatan macem vandalisme.. hahahaha

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      biasanya saat winter jaraang hujan mas ;p… justru summer yg sering hujan.. makanya agak bersyukur juga saat itu winter… apalagi mataharinya cerah banget šŸ˜€

      hahahahha iya juga yaaa… malah jd kayak vandalisme, coret2 dinding, padahal udah ditulis lama oleh orang zaman dulunya hahahaha

  35. Ria berkata:

    wah, sayang banget kalau gak ada tour guide ya? Mudah2an tempat tour di Indonesia gak gini2 amat. Paling gak ada bahasa Inggris lah gitu, jadi tourist yg memang tertarik arkeologi kan jadi seneng juga ke sini. Kalau gak ada panduan, bisa byar anyep deh sesampainya di sini. Mana medannya serem pula.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      nah itu… kdg sebel kalo ke tempat bersejarah tapi penjelasannya ga detil… merasa sayang jadinya… antara mereka ga punya guide yg kompeten, atau masalah dalam komunikasi inggrisnya

  36. Tot berkata:

    Tingginya tangga. Akak sedang imagina Fanny yang memakai skirt mendaki batu curam selepas tangga tu. šŸ˜€
    Nasib baik Fanny tak jatuh dalam lubang ais tu, ya.
    Tapi pemandangan dari atas, cantik. Unik sekali binaan orang zaman dulu, atas bukit pun boleh ada tempat begitu.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      saya tak pakai skirt kak ;p… itu celana tapi model kulot yg mengambang macam rok šŸ˜€

  37. Djangkaru Bumi berkata:

    Wah ini tempat yang super bersejarah, peradaban manusia saat itu
    Saya suka sekali ,bisa berhari-hari saya betah mengamati
    wah itu lubangnya serem juga ya, untung masih selamat
    walau cuaca dingin, tetap saja saya mah ngos-ngosan jika naik setinggi itu
    Itu ada koin arab, era kholifah siapa ya

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      apalagi kalo ada penjelasannya mas… aku juga bakal betah melihat2 secara detil tempat begini.. kan menarik yaa bisa melihat peradaban lampau yg masih bersisa… kdg terbayang kayak apa sih keehidupan zaman dulu

  38. Amie berkata:

    Penganut Pagan masih ada sedikit di Sabah. Kawan saya juga ada yang masih Pagan. Kalau di Sabah Pagan itu percaya kepada animisme. Zaman kolonial (pendudukan Inggeris) dahulu, kaum Pagan dikenal pasti dalam kalangan Murut dan Dusun tetapi sekarang majoriti mereka sudah menganut agama samada Islam atau pun Kristian.
    Aduhai! Saya mau pengsan melihat anak-anak tangga yang perlu didaki. Apa boleh buat kena usahakan juga naik perlahan-lahan kerna sudah begini jauh kita sampai, maka teruskanlah perjuangan selagi terdaya.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      oh ic…. tapi rasanya memang masih ada mereka ini.. trutama yg tinggal di tempat2 terpencil kan kak… pastinya di indonesia pun ada… apalagi agama animisme dan dinamisme ini memang wujud dari dulu.

      hahahaha itulaah… harus didaki pelan2… rasa sayang pula kalo tak bisa lihat di atas seperti apa kan šŸ˜€ nasib baik memang view cantik

  39. Mazni berkata:

    Mujur tam terjatuh tu! Memang nampak macam penutup lubang pun, huhu. Tapi cantikla ruang dalam gua tu!

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      memang ga sesuai bawa anak2 ke sini… terlalu beresiko apalagi anak2 yg aktif dan suka lari2

  40. Hermansyah berkata:

    Kalau lihat foto-fotonya saya juga malas untuk ke sana selain pemandangannya kurang bagus tempatnya juga terlalu sulit untuk dikunjungi, butuh tenaga ekstra banget.

  41. Sha Mohamed berkata:

    Wah!! Kalau Sha suka tempat macam ini.. Tapi fikir fikir juga kalau nak kena mendaki.. huhuhu.. Kalau tak ada guide tapi ada keterangan dalam bahasa inggeris pun masih okay.. Tempat cantik sangat..

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      sayangnya penjelasan dalam bhs inggrispun tak banyak kak… itu yg buat tak terlalu worth it

  42. Ren berkata:

    Doa2kan saya dapat sampai ke sini juga suatu hari nanti ye.

  43. Nurul Sufitri berkata:

    GEL 20 kalau dirupiahkan jadi berapa mbak? Wkwkwkwkw menurutku sih menarik juga museumnya. Cuma karena ga ada tour guide, makanya mbak Fanny jadi ga puas haha. Abis bingung juga ya ga ada yang jelasin, cuma lihat2 benda-benda peninggalan bersejarah. Malah kerenan pemandangan dekat danau tuh, jalan terus sampai akhirnya kudu naik anak tangga sebanyak itu hihihi šŸ˜€ Seru loh itu jalan2 ke gua yang ada sumber air. EH iya ya untung ga jeblos, bayaha banget ga ada papan peringatan berhati2 šŸ™‚

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      GEL1 = Rp5900 an mba nurul… anggab aja 6rb lah.

      pdhl tur guide penting untuk bisa tahu penjelasan detil dari barang2 yang kita lihat. sayang banget tempat begini tapi informasinya samar2… ga sesuai untuk anak2 juga tempat ini… kebayang aja dia lari2, trus jeblos dalam lubang air begitu

  44. Nanik Kristiyaningsih berkata:

    Harusnya tulisan tangan di tembok itu diterjemahkan dalam bahasa Inggris, ya mbak.
    Jadi kita paham pemikiran mereka waktu itu seperti apa, mirip prasasti lah ya kalo di sini.
    Anw saya tetep suka cara Mbak Fanny bercerita, menarik banget berasa diajak jalan bareng dan diajak ngobrol bareng, hehe.

    • Fanny Fristhika Nila berkata:

      Seharusnya begitu. Kayak yg di Azerbaijan dijelasin banget arti dr ukiran di batu nya mba.

      Sayang yg di sini guidenya kurang bangettt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About Me

Fanny Fristhika Nila

Email: fannyfristhika@gmail.com

My Twitter: @f4nf4n

Lihat profil lengkapku

Follow Me

Subscribe Tulisanku


Delivered by FeedBurner

Archives

«

About Me

Fanny Fristhika Nila

Email: fannyfristhika@gmail.com

My Twitter: @f4nf4n

Lihat profil lengkapku

Follow Me

Subscribe Tulisanku


Delivered by FeedBurner

Archives

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.