TIGA JAM DI DANAU TONLE SAP, SIAM REP
Siam Rep ini sebenernya hanya tempat transit sebelum aku melanjutkan ke Phnom Penh. Karena itu, aku ga banyak merencanakan mau kemana sesampainya di Siam Rep. Perjalanan panjang dari Bangkok via KA, membuat waktu kita banyak terbuang di jalan. Kita sampai sekitar jam 5 sore, padahal besok pagi udah harus berangkat ke Phnom Penh. Aku pikir percuma banget kalo kita visiting Angkor Wat, yang saking gedenya aja butuh waktu 3 hari untuk bisa explore semuanya. Sedang kita hanya punya waktu beberapa jam saja ;p
Kauk, supir tuktuk yang kita sewa selama di Siam Rep, menyarankan untuk melihat sunset di Danau Tonle. Dan usulnya kita sambut dengan suara bulat ^o^. Bukan hanya sunset yang bisa kita lihat. Tapi juga floating village, floating school dan kehidupan masyarakat lokalnya di sana. Kauk hanya meminta bayaran USD 15 untuk mengantarkan kita ke danau TonleSap, dan tambahan Bath 200 untuk ke hotel. Dikarenakan keterbatasan waktu, kita ga mau ke hotel dulu, dan memilih langsung ke tempat wisata sambil membawa koper dan ransel kita. Satu yang aku sempet kuatir, Raka dengan percayanya menitipkan koper dan ransel kita ke Kauk, sementara kita berdua mau keliling Danau Tonle Sap. Wajar dong kepikiran gimana kalo ntar si supir tuktuk ini bawa lari barang-barang kita. Tapi dengan yakinnya Raka bilang, “I trust his smile. He smiles ingenuously.” Okay, we’ll see Baby…
![]() |
Jalanan Berdebu Menuju Danau Tonle Sap |
Tiket masuk ke Danau Tonle Sap USD 20 per orang. Lalu kita naik ke perahu yang walopun kursinya banyak, tapi penumpangnya hanya kita berdua plus 2 pengemudi perahu, yang kalo diliat dari ukuran badan masih berumur belasan tahun ;p
![]() |
Perahu Yang Disewakan Kepada Turis |
![]() |
Sepanjang Sungai Menuju Danau Tonle Sap |
![]() |
Perahu Yang Baru Balik Dari Danau Tonle Sap |
![]() |
Turunan Tajam Menuju Ke Perahu |
![]() |
Bagian Dalam Perahu Kita |
Tapi mereka mahir mengendalikan kapal kecil ini. Hanya saja, karena Kamboja sedang mengalami musim kering, debit air sungai saat itu lumayan rendah. Dan perahu kita kesangkut di dasar sungai sampai beberapa kali. Kedua anak ini, dengan ahli menarik perahu hingga ketengah lagi, dan kembali berlayar. Perjalanan dari sungai ke danau Tonle Sap, memerlukan waktu kurang lebih 20 menit. Tapi karena peristiwa nyangkut tadi, kita butuh hampir 1 jam untuk bisa sampai ke danau. Sunsetnya tidak begitu bagus, karena awan tebal yang menutupi. Tapi itupun udah bikin aku takjub melihat keindahan danau Tonle Sap. Danau ini luar biasa luasnya. Aku merasa sedang berada di laut daripada di danau, saking ga terlihatnya tepian danau. Si pendayung perahu membawa kami berkeliling melihat floating village, lalu floating school. Ternyata merekapun sempet bersekolah di sekolah terapung ini. Guru-guru yang mengajar adalah sukarelawan dari berbagai negara. Salah satunya Indonesia. Hebatnya lagi penduduk danau ternyata tidak melupakan yang namanya beribadah. Sebuah floating church sederhana dibangun di floating village ini. Dan tokoh agamanya juga sukarelawan loh. Honestly, aku selalu kagum ama orang-orang yang mau volunteer untuk bekerja di tempat-tempat terpencil begini :’) . May God bless them all.
![]() |
Salah Satu Rumah Terapung |
![]() |
Floating School |
![]() |
Di sini Mereka Menghabiskan Hari-Harinya |
![]() |
Menjelang Sunset |
![]() |
Menjelang Sunset Danau Tonle |
![]() |
Sunset Danau Tonle Sap |
Lalu kita singgah di floating shopnya. Toko kecil terapung ini hanya menjual peralatan-peralatan seperti sabun, lilin, beras, mie, sarden, dan segala macam barang yang diperlukan bagi penduduk danau. Aku membeli 2 kardus mie untuk nantinya dibagikan kepada anak-anak yatim piatu yang tinggal di sebuah floating house sederhana. 2 orang remaja pendayung ini menyarankan kalo aku ingin memberi sesuatu kepada anak-anak yatim piatu, jangan berikan uang kepada penjaga mereka. Karena uang itu akan dipakai sendiri, dan bukan dipergunakan untuk anak-anak yatim ini. Berikan mereka makanan, dan pasti anak-anak itu akan senang. Aku mengikuti apa yang mereka sarankan. Makanan-makanan yang kita beli ini, kita anter langsung ke rumah penampungan, dan memberikannya ke si penjaga di depan anak-anak yatim. Melihat mereka, hidup dalam ketidakadaan dan kekurangan seperti ini, hati siapa yang ga terenyuh. Dan anak-anak kecil ini sangat tau sopan santun ternyata. Mereka menyambut kita dengan ramah, dan mengucapkan terimakasih karena kita telah membawakan mereka makanan. Padahal itu hanya 2 kardus mie 🙁
![]() |
Floating Shop |
![]() |
Rumah Terapung Tempat Anak-Anak Yatim Piatu |
![]() |
Guru Vietnam Yang Peduli Kepada Mereka |
Hari udah bener-bener gelap saat kita keluar dari perkampungan terapung. Karena kondisi badan yang udah gerah luarbiasa, dan mengkuatirkan koper yang dititipin ke si pengemudi tuktuk, kitapun memilih pulang. Sepanjang jalan aku berharap jangan sampe perahu kita nyangkut di dasar sungai lagi, dan terkabul 🙂 . 20 menit kemudian, kitapun merapat kembali ke dermaga awal. Kedua pendayung perahu kita, mengucapkan selamat tinggal. Mereka tidak minta dibayar sebenernya. Karena toh tiket USD 20 tadi udah include biaya mereka. Tapi ntah kenapa, melihat mereka yang udah harus bekerja keras di usia semuda ini, membuatku tergerak untuk sedikit memberi mereka tips :). Dan senyum lebar di wajah mereka, udah cukup sebagai gantinya 🙂
Menikmati Sunset di Danau Tonle Sap |
Naik ke atas, lega bukan main saat kuliat Kauk, si pengemudi tuktuk masih setia menunggu kita. Dan aku sekarang yakin, kalo dia bener-bener baik dan bisa dipercaya. Kita melaju ke arah kota. Lumayan jauh juga. Sepanjang jalan yang dilewati masih banyak berdiri rumah-rumah kayu, dari yang modelnya sedikit modern, sampai yang reyot. Tapi akhirnya terlihat juga kehidupan kota Siam Rep ^o^ . Lampu yang berwarna-warni, bangunan-bangunan yang lebih besar, kendaraan juga semakin ramai. Kita malah ngelewatin night market dalam perjalanan ke hotel 🙂 Tapi ga bisa mampir :(. Secara ni badan udah protes berat pengen mandi. Dan besok pagi-pagi kita juga harus bersiap untuk leaving Siam Rep dan visiting Phnom Penh menggunakan bus Giant Ibis yang udah aku booked sebelumnya di Jakarta melalui website mereka.
G’nite all (“,)
ps. Kalo ada yang mau ke Siam Rep dan ingin memakai jasa Tuktuk yang terpercaya, hubungi Kauk. Kita sudah buktikan, dia bener-bener baik dan bisa dipercaya.
Kauk >> email : kauk2004@yahoo.com
Mobile ph : (+855) 77565867
![]() |
Kauk, The Tuktuk Driver |
Beneran itu rumah terapung? Subhanallah. :’)
Hmm, 2 kardus mi instan juga udah lumayan banget, Mbak. Ah, Mbak ini baiknya banget-banget. :))
Iya Yog…jd mereka ini tinggal di rumah yg begini… kasian sih sbnernya… tp saat masuk ke dalam, sbnrnya nyaman juga… krn mereka pembersih orangnya… jd bagian dalam rumah jg ga kotor