SELAMAT DATANG DI BATURADEN ;)
SELAMAT DATANG DI BATURADEN ~ Objek wisata Baturaden terletak ga jauh dari kota Purwokerto, dan karena geografisnya yang lebih tinggi, ga heran kalau tempat ini bersuhu lebih dingin. Tapi tetep aja, masih belum mengalahkan dinginnya DESA WISATA KALIGUA yang kami datangi kemarin.
Sebelumnya, aku sempet browsing tempat wisata apa yang wajib dikunjungi bila ke Baturaden. Dari semua situs yang kubuka, menuliskan Pancuran 7 sebagai tempat utama, kudu, harus, dan ga bakalan sah ke Baturaden kalau belum kesana ;p . Oke deh… langsung masukin ke bucket list..
Karena tempatnya yang ga terlalu jauh, ditambah lagi kami juga ga buru-buru, check out hotel baru dilakukan sekitar jam 11 pagi. Baru setelah itu, mengarahkan mobil menuju Baturaden ^o^.
Di pintu masuk pertama, kami diminta membayar Rp 52,000 untuk total 6 orang. Bayi masih gratis ;p Tapi inget loh, harga segitu belum termasuk tiket masuk wisata lainnya yang ada di dalam. Seperti tiket theater alam, tiket pancuran 3, pancuran 7, air mancur dll.
Untuk memasuki tempat-tempat tersebut, masing-masing orang masih harus membayar antara Rp 4,000 – Rp 10,000. Mahal? Mungkin iya, tapi melihat apa yang bisa dinikmati, masih normal lah harga segitu 😉 .
Theater Alam Baturaden.
Teater ini dibikin dalam bentuk pesawat. Sesuai namanya, pengunjung bisa menonton film pendek layaknya di theater. Awalnya, aku pikir itu hanya replika pesawat. Tapi ternyata, bekas pesawat Fokker 28 buatan Belanda, dengan kecepatan terbang 480 KM/Jam.
Terakhir, pesawat ini dipakai terbang oleh maskapai Garuda Indonesia tangal 31 Des 2006, sebagai pesawat perintis di Indonesia Timur. Sebenernya sih, masih bisa terbang, tapi mengingat jam terbangnya yang sudah tinggi, langsung diistirahatkan dan diubah fungsi menjadi theater wisata alam. Untuk menonton di dalam, masing-masing pengunjung membayar entrance fee Rp 5,000.
Begitu masuk, bau pengap yang kuat langsung menyergap, bikin aku otomatis mengernyitkan hidung. Teaternya sendiri saat itu memutarkan film tentang Nusakambangan. Seru sih, tapi hawa panas di dalam bikin ga konsen untuk menonton filmnya. Apalagi Fylly langsung rewel karena kegerahan. Mungkin ada baiknya mereka memasang kipas angin untuk mengusir hawa panas, dan rutin membersihkan bagian dalam pesawat supaya ga pengap.
Air Mancur Baturaden.
Selesai menonton, dari kejauhan terlihat air mancur yang sepertinya lumayan tinggi. Dikelilingi taman hijau dan kolam ikan serta beberapa bangku untuk beristirahat. Tapi lagi-lagi, untuk turun ke bawah melalui tangga batu, kami diwajibkan membayar Rp 5,000 per orang.
Tangga batunya ga curam dan lumayan bagus. Ditata sedemikian rupa, sehingga semua pengunjung bisa menikmati pemandangan hijau di sekeliling. Kolam ikan berbentuk hati dengan ikan-ikan gemuk yang berenang, air mancur yang memancar deras dan tinggi, serta air terjun kecil yang mengalir langsung ke sungai di bawah.
Adem, sejuk, dan bikin betah berlama-lama. Apalagi viewnya oke banget untuk bernarsis ria ;p.
Pancuran Tiga.
Ini salah satu sumber air panas dalam bentuk yang lebih kecil dari Pancuran 7. Dikatakan Pancuran 3, karena ada 3 sumber mata air panas yang memancar keluar membentuk kolam.
Menuju kesana, kami masih harus berjalan kaki lumayan jauh. Untungnya, jalanan ga terlalu curam. Tapi tetep bikin napas ngos-ngosan. Di sepanjang jalan yang dilewati, penjual minuman dan makanan berjejer rapi setiap beberapa meter, dan menawarkan dagangan mereka ke kami yang hampir semaput ini ;p .
Menuju Pancuran 3 |
Langkah sempoyongan berubah jadi semangat, setelah pos masuk ke Pancuran 3 terlihat. Biayanya Rp 7,000 per orang. Hanya tinggal jalan sedikit untuk sampai di Pancuran yang dicari. Dan, 3 buah pancuran, mengucurkan air panas belerang yang sedikit berasap ada di depan mata.
Aku coba memasukkan tangan untuk merasakan seberapa panas airnya. Jiaahhh, lumayan juga!! Pada dasarnya aku memang ga suka mandi dengan air panas sih. Tapi yang bikin heran, Fylly kuat dan langsung minta main air di dalam kolam ;p
Ga jauh dari sana, sebuah kursi panjang yang diletakkan di depan parit berair panas, seolah memanggil-manggil dan ngegodain badan yang memang sudah pegal.
Yup, itu tempat pemijitan umum menggunakan belerang. Jelas aku dan Raka ga pengen melewatkan enaknya pijitan si mas melenturkan kembali kaki dan tangan. Biayanya murah… Hanya Rp 25,000 per orang, per 30 menit.
Pijitan si mas di kaki terasa sedikit kuat, tapi enak. Kaki-kaki kami dilumurin semacam lumpur yang sebenernya adalah belerang yang mengendap dari sumber air panas. Tapi aku sempet teriak kaget, waktu si mas tanpa aba-aba peringatan, menyiran dan mencuci kakiku yang berlumuran krim belerang dengan air panas di dalam parit. AAAgggghhhhh!!!! Kayak kebakar rasanya… Walau ga bisa dipungkiri, lama-lama kulitku tahan dengan suhu panas airnya.
Selesai pijat, kami berdua mencari tahu bagaimana caranya menuju ke Pancuran 7. Penjelasan si mas malah bikin bengong. Guys, itu tempat legendaris masih jauh menanjak 2 KM-an lagi. Sumber air panas di sana juga jauh lebih panas dari yang Pancuran 3. Bukannya kenapa-kenapa ya. Tapi ini kaki baru dipijit, masa udah dibikin pegel nanjak keatas. Lumayan jauh bow ;p.
Naik mobil sih bisa. Tapi jalannya jadi lebih jauh. Sekitar 8 km-an, itupun masih harus turun ke bawah berjalan kaki, dengan jalan yang sedikit curam, sejauh kurleb 300 meter ;p. Turun mungkin ga masalah, naiknya itu pas pulang ;p. Dan dengan berat hati, diputuskan untuk ga melanjutkan perjalanan ke Pancuran 7 ;p
Pancuran 3 |
So, sisa waktu dihabiskan dengan melihat-lihat pemandangan alam, juga sempet menonton atraksi remaja lokal yang melompat ke dalam air dari atas tebing, jika dibayar Rp 5,000. Aku sempet kuatir mereka bakal luka ato jatuh terkena bebatuan di bawah, tapi sepertinya yang dikuatirin malah girang banget kalo disuruh lompat ke air ;p.
Untuk Fylly, ada banyak juga wahana-wahana yang bisa dimainkan anak-anak secara gratis di Baturaden. Ayunan, jungkat jungkit, atau perosotan yang dibuat dari karet.
Walau ujung-ujungnya, aku jadi ikutan cape ngawasin dia yang kesenangan main di tempat-tempat begitu 😉 . Tapi demi anak, siapa sih yang bisa nolak asal mereka happy ;)…
Beberapa kali lewat tapi ngak perna mampir hehehe. Btw ada pesawat, gimana bawa nya kesana ?? haha sayang banget kalo ampe bau pengap dan panas, mungkin harus di kasih sirkulasi udara dan AC 🙂
aku jg heran cara naikinnya mas ;p Tapi beneran itu hrs diksh sirkulasi udara..pengap banget-banget..
terakhir ke Baturaden jaman SD kelas 4… yaawoh so last year :’) tapi dari foto-fotonya kayanya nggak banyak perubahan mbak….
itu cara naikin pesawatnya dipotong jd bbrp bagian & dirangkai ulang dg di las, kaya yang di taman kyai langgeng magelang 🙂
wuaahhh bgitu toh caranyaa… hihihihi..ini pertama kali aku ksana… lumayan sukalah, krn sejuk… tapi skr ini nyeseelll bgt ga sampe ke pancuran 7. Mas sampe kesana jg ga?
udah lama gak ke baturaden nih, kangen pake banget 🙁