D'Cat Queen

Because Travelling is not just a passion, it is a life need!

MENU

Okt 2013

21

RAKUMEN, CITA RASA JEPANG YANG ‘BIASA-BIASA’ AJA

Seorang temen yang dulu pernah bekerja di perusahaan yang sama denganku, mengajak untuk ketemuan, dengan mengundang beberapa temen lama yang juga pernah sama-sama 1 team di cabang yang sama, HSBC Pondok Indah.  Ga susah untuk mencontact mereka semua sebenernya. Hanya aja, mengumpulkannya di hari Jumat sepulang jam kantor, yang notabene, selalu lebih macet daripada hari-hari biasa, lebih sibuk dan lebih capek, yang bikin rata-rata orang ingin pulang ke rumah tanpa harus singgah kemana-mana lagi, akan berarti ada banyak yang ga bisa untuk hadir.

Tapi akhirnya, dengan bujuk rayu dan serangan gencar via whatsup, sms, dan bbm, terkumpul juga 12 orang yang sudi ngeluangin waktu kumpul bareng dengan temen-temen lama ^o^

Kita sepakat ketemu di RAKUMEN, terletak di lantai LG Senayan City,yang katanya menghidangkan ramen enak dan super pedas. Aku langsung setuju waktu mendengar kata ‘super pedas’ itu, walo ga begitu suka ramen sebenernya.

Sampai di Sency, aku langsung turun menuju LG untuk mencari restoran Rakumen ini. Muterin 1 lantai di mana berderet banyak restoran dari ujung ke ujung. Tapi belum kliatan palang bertuliskan RAKUMEN. Mulai mengarah ke Crystal Lagoon yang berada deket kolam ikan, tetep ga terliat nama resto ini. Akhirnya, melihat ke papan directory yang menunjukkan  lokasi semua tenants yang menyewa tempat di lantai LG, aku menemukan nama Rakumen yang ditulis: RAKUMEN By WARAKU. Oalaaahhh, anaknya Waraku toh. Kalo itu mah udah sempet aku lewatin pas muterin deretan restoran tadi. Dan wajar aja aku ga bisa nemuin resto RAKUMEN, karena di depan restoran Warakunya sendiri, samasekali ga tertulis kata-kata RAKUMEN. Trus dikiranya kita cenayang apa, bisa nebak Waraku = Rakumen Resto?

Setelah mastiin dengan mba pelayannya, akupun langsung duduk di meja yang udah di reserved. Belum ada yang datang samsekali. Malah sebenernya, aku 1-1 nya yang duduk dalam restoran itu. Hmmm…bukan tanda-tanda yang bagus. Secara ini mendekati jam makan malam, dan ga ada satupun yang makan di sini? Ow..oww.., either ni resto ga enak, ato orang-orang masih bingung mau makan di mana?

Restorannya sendiri ga begitu besar, tapi disusun dengan lay out yang pas. Suasana Jepang ga begitu kerasa di sini. Kecuali aksen beberapa sumpit yang diletakkan di meja, seolah menegaskan kalo di sini menyajikan masakan Jepang. Sambil menunggu aku melihat-lihat menu. Mulai dari appetizer, ramen, udon, sushi dan sashimi, juga juice dan dessert. Harganya standard. Untuk beberapa jenis makanannya, masih lebih murah dibanding resto Jepang lainnya, tapi ada juga yang lumayan lebih mahal.

Coba memesan 1 Chuka Kuraage, alias Jelly Fish, seharga Rp 28,800. Porsinya ternyata kecil banget. Dihidangkan basah dengan sedikit kuah di bawahnya. Rasanya gurih, kenyal dan lumayan enak menurutku. Tapi dengan porsi sekecil itu, jelas langsung habis hanya dalam beberapa suapan ;p
Jelly fishnya lumayan, tapiii peliit porsinya

Saat beberapa temen udah mulai datang, kita memesan menu yang bisa dimakan rame-rame. 1 porsi Salmon Toro jadi pilihan. Seporsinya ada 5 potong, dan harganya hanya Rp 45,800. Agak kaget sih pas baca. Karena murah banget dibanding Toro yang dijual di Sushi Tei. Dapet 5 potong lagi di Rakumen ini. Jadi jujur aku ga expect rasanya bakal sama segar dan enak seperti resto sushi lainnya. Dan tebakanku bener 😉 Potongan Toronya ga begitu  segar, terasa hambar di mulut dan kebalikan dari kata Trinity Traveler di salah satu bukunya tentang Toro, samasekali ga bikin kita ‘orgasme’ saat menyantapnya.
Salom Toro nya ga nendang samasekali

1 porsi Salmon Skin (Rp 25,800), menu yang kita pesan berikutnya. Juga  untuk rame-rame. Porsinya cukuplah kalo untuk dicemilin bertiga. Rasanya sih sebenernya enak, tapi kurang crunchy aja. Di beberapa potongan fried skinnya, masih kerasa daging-daging Salmon yang menempel.
Salmon skin yang kurang crunchy

 

Chicken Katsu Curry Udon (Rp 87,800 ; Size Reg)

Porsinya jumbooo. Lumayanlah dari segi rasa 😉 Pas hidangan ini datang, mangkuknya yang mirip baskom langsung bikin kita kaget ;p. Udah kuatir ga bakal sanggub ngabisinnya. Tapi ternyata bisa-bisa aja tuh. Ludes tanpa sisa..
Porsinyaaa jumbooo.. ^o^
Pasangan sendok yang juga guedee..

 

Kawaebi Karaage (Rp 37,800)

Yang 1 ini agak mengecewakan, rasanya asiiinnnn. Kelewat asin kalo untukku. Dan dasarnya aku emang ga doyan udang yang digoreng tepung tapi dengan size kecil gitu dan belum dikupas pula kulitnya. Makannya jadi terasa ga enak.
Too salty for me

 

Hokkai Ramen(Rp 77,800 ; Size med)

Ini dia ramen pesananku.  Udah bilang dari awal ama si mba pelayan, level pedesnya yang paling gila. Tapi saat datang, hmm… bukannya pedes, rasanya malah sedikit manis dan gurih. Beda banget ama reviewnya yang aku baca di detikfood. Rasa pedesnya malah mereka akalin dengan memasukkan beberapa cabe rawit ke dalamnya. Itupun, dengan pedas yang ga seberapa. Kecewaaa…
Udah minta yang level paling gila pedesnya, tetep aja manis…

Intinya, cukup sekali ajalah makan ramen di sini. Lagi-lagi bukan resto yang bakal aku kunjungin untuk berikutnya. Dengan harga sedikit mahal, tapi kualitas rasa yang so-so, bukan alasan kuat untuk mendatangi resto ini di lain waktu .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About Me

Fanny Fristhika Nila

Email: fannyfristhika@gmail.com

My Twitter: @f4nf4n

Lihat profil lengkapku

Follow Me

Subscribe Tulisanku


Delivered by FeedBurner

Archives

«

About Me

Fanny Fristhika Nila

Email: fannyfristhika@gmail.com

My Twitter: @f4nf4n

Lihat profil lengkapku

Follow Me

Subscribe Tulisanku


Delivered by FeedBurner

Archives

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.