KULINER BELARUS: CHIMNEY PASTRY DAN HUNTING KULINER DENGAN TEMAN BARU DI MINSK
KULINER BELARUS: CHIMNEY PASTRY DAN HUNTING KULINER DENGAN TEMAN BARU DI MINSK ~ Tulisan kali ini munduuuuur lagi ke trip Belarus π. Mon maaap yeeesh, ternyata masih ada tulisan-tulisan Belarus, bahkan juga Azerbaijan yang belum up. Udah main pindah aja ke Georgia π . Kek manalaah, mood nulis ku memang suka-suka… Kadang bisa aja mundur ke beberapa tahun belakang, yang mana draft tulisan terbengkalai masih banyak π
MENCICIPI CHIMNEY PASTRY DI TENGAH SUHU MINUS BELARUS
Jadiiii, pernah dengar kalian CHIMNEY PASTRY?
Sebenarnya aku ga tahu asal pastry ini dari mana.. Karena pas mba Fara ke Prague dan Budapest, pastry ini banyaaak dijual.. Eh ternyata dijual juga di Minsk, Belarus. Awalnya kami cuma jalan tanpa tujuan, memang pengen menyusuri jalan seharian, sambil lihat bangunan Minsk yang cakep-cakep parah.
awal pagi, foto-foto di tiap sudut bangunan Minsk ;p. Fotografer siapa lagi kalo bukan Fara ;p
Ga sengaja, malah ketemu stand jualan Chimney Pastry .. Trus yang beli juga rame. Kebanyakan foreigners. Eh, kenapa tahu foreigners? Kan mukanya bule-bule semua. Karenaaaaaa mereka samaa kayak kami beib, pas baca menu pake google translate ππ.
Varian menu yang dijual pakai bahasa dan aksara Rusia. Jadi suruh mbah gugel terjemahin dulu daripada nanti kami au au au di depan sellernya, gara-gara bingung mau pesen yang mana π.
pilihan rasa chimney pastry π
Akhirnya pilih yang rasa Cinnamon. Jadi kenapa disebut Chimney pastry, karena bentuknya yang tinggi dan berlubang di bagian tengah, mirip dengan cerobong asap alias chimney.
Bagian luar pastry, terasa renyah dan hangat bertabur gula. Lalu bagian tengahnya dioles coklat dan kacang yang dicacah kecil. Wangi cinnamon ga usah ditanya, haruuuuum bangetttt , dan roti ini sumpaaah enaaak!! Terasa crispy di kulit luar, dan surprisingly ga terlalu manis, padahal ada taburan gula dan olesan coklat. Agak nyesel beli 1 ;p, tapi ga apalah, karena kami toh masihΒ mau icipin kuliner yang lain π .
Oh ya, harga 1 chimney pastry ini hanya BYN9 (BYN1 = Rp4600 as per Januar 2024). Ga mahal sih, masih wajar menurutku.
*BYN = Rubel Belarus
Chimney pastry yang cukup banget buat kami icipin bertiga
MINUM COKLAT HANGAT BERSAMA TEMAN BARU, INNA
Selepas makan Chimney pastry, kami jalan lagi dan ketemu gereja orthodoks cantik dengan design bangunan klasik. Waktu itu ragu mau masuk, karena takutnya ga boleh. Tapi tiba-tiba, wanita lokal, bernama Inna , datang menghampiri, dan menawarkan kami untuk masuk. Gilaa ramah banget.
Inna cuma minta kami menutup kepala pakai hoodie jaket atau syal, sebagai syarat masuk ke rumah ibadah. Beberapa menit di dalam, mengagumi bagian gereja yang sangat terawat, hangat dan penuh tulisan sejarah yang sayangnya ga bisa kami baca, even si google ga sanggub menterjemahkan , kayaknya ini aksara lama deh :D.
bagian dalam gereja orthodoks yang kami masuki. memang bisa difoto dan dilihat oleh turis
Setelah itu kami kluar, dan ga menyangka ketemu Inna lagi yang baru selesai ibadah.Kali ini dia menyapa dan ngajakin ngobrol.. Bahasa Inggrisnya bagus dan jelas, karena selama ini belasan tahun tinggal di Jerman, sehingga terbiasa menggunakan 3 bahasa, Rusia, Inggris dan Jerman untuk sehari-hari.
Bisa dibilang Inna yang baanyaaaak banget cerita tentang keluarga dia ke kami.. Tapi bukan yang tipe ganggu, malah cerita dia tuh menarik banget didengar.
Sampai akhirnya, kami ngobrol sambil jalan, dan malah ketemu KFC Minsk yang legend dan paling unik sedunia, karena ada patung SOSIALIS di atasnya π. KFC yang melambangkan KAPITALISME, dipasangin mural besi bertema Sosialis yang sebenarnya sangat bertolak belakang ;p
berfoto dengan Inna depan KFC minsk yang unik
baca: Tempat-Tempat Yang Bisa Didatangin Saat Berlibur Ke Minsk Belarus
Puas foto-foto depan KFC Minsk, kami jalan lagi, dan akhirnya memutuskan pesan minuman hangat di salah satu kafe karena suhu mulai drop, bikin menggigil kedinginan.
Inna masih ikutan saat itu. Untung ada dia, bisa minta bantuan Inna untuk pesan HOT MILK CHOCO supaya ga salah order karena aksara di menu yang susah dipahamiπ. Apalagi antrian pembeli panjaaaang, takut malah menghambat kalau kami kelamaan pilah-pilih.
Setelah bayar masing-masing, duduk di salah satu meja kosong, dan kembali chit chat kesana kemari. Di sini baru tahu, kalo teman baru kami ini amat sangat ramah dan memang sukaaaaa ceritaaa. Seriously dia ga habis-habis ngobrol , yang kebanyakan semua tentang keluarga dia.
Wow, aku sampai takjub, karena kayaknya kalo aku dikasih kesempatan untuk cerita tentang keluargaku, ga bakal bisa sepanjang ituππ. Either aku memang introvert dan tertutup kalo menyangkut masalah pribadi, atau memang ga banyak yang bisa diceritain wkwkwkwkw.
BTW, rasa hot milk choco yang kami pesan, beuuuugh manteeep cyiiiin ππ. Awalnya sih shock karena gelasnya keciiil, kayak gelas espresso. Trus coklatnya kental bangetttt. Ga kayak minuman coklat, lebih mirip coklat bar yang dicairkan. Tahukan kayak apa? Di atasnya ditaburin bubuk coklat. Aduk dulu sampai merata.
hot choco milk yang uenaaaak !
setelah diaduk merata
Rasanya sih walau kental, tapi enaaak. Coklat yang dipakai terasa sekali premium, ga terlalu manis, pas, dan gurih susu menambah nikmat minuman yang kami pesan. Jadi ngerti kenapa disajikan dalam gelas kecil, karena kalau dalam gelas biasa, bakal eneg dan mual sih, saking kentalnya π.
thick and creamy ^o^
Di kafe ini, kami duduk sampai 2 jam-an, hanya untuk dengerin cerita Inna yang udah makin hot π. Topiknya beralih, ga lagi keluarga, melainkan curhat pas dia masih tinggal di Jerman dan kena perlakuan rasis. Itu alasan kenapa Inna balik ke tanah kelahiran, Minsk .
Setelah minuman coklat kental akhirnya habis juga, kami ber-4 pindah tempat ghibah π. TapiΒ ga sengaja melihat toko souvenirs di sebrang, langsung lah masuk ke dalam buat beli oleh-oleh sebelum lupa. Inna masih ikutan join dengan kami saat itu. Dia bahkan bantu untuk memilihkan barang-barang apa yang cocok dijadikan souvenirs khas Belarus.
MAKAN MALAM DENGAN MENU BELARUS
Puas beli oleh-oleh, kami mampir ke sebuah Mall kecil, dan masuk ke restoran, secara hari mulai gelap, jadi sekalian dinner ceritanya. Inna tadinya menolak untuk ikutan makan di tempat ini, dia kata, “the resto is quite pricey, and I don’t bring enough money”.
Denger alasannya, apalagiiii, pake cara paksa akhirnya π. Kami bilang mau traktir dia , karena udah baik bangetttt seharian nemenin dan menjelaskan banyak hal . Pas tahu mau ditraktir, Inna makin nolak, tapi bukan kami kalo ga berhasil membujuk orang π. Langsung rangkul dan ajak Inna pilih menu sekalian :D.
restaurant tempat kami dinner bersama Inna. Interiornya modern dan nyaman
Dan memang, ngajakin Inna makan di sini, sangat berguna, secara dia bisa bantu pilihin menu yang kami ga paham ππ.
MINERAL WATER STILL
Selama traveling, kami usahain banyaaak minum air putih yang tanpa soda. Suhu menggigit di Belarus bener-bener bikin kulit jadi super kering. Ga ngaruuuh beib skincare Korea yang selama ini aku pake, tetep aja kering nih kulit selama di Minsk hahahahaha.
Banyakin minum air mineral saat liburan ke negara yang sedang winter
GINGER TEA
Inna pesan ginger tea, yang dia langsung tawarin kami untuk coba. Ofkors aku menolak, lah wong cobain air jahe di restoran Vasilki malam sebelumnya, aku ga ketelen. Maaf Inna, saya ga suka jahe, kecuali bandrek π.
PASTA
Kalau mba Fara cendrung pilih menu aman ;p. Daripada rasanya aneh-aneh ga ketelen, dia prefer menu yang udah tahu bakalan kayak apa π.
GOULASH
Hidangn yang dipesan Kina, terdiri dari potongan daging, bawang, kentang, seledri, wortel, tomat, paprika, dimakan dengan roti dan sour cream yoghurt. Tapi sebenarnya goulash sendiri makanan khas Hungaria.
Rasa dari menu goulash agak manis. Sayang potongan daging sedikit. Rotinya enak dicocol ke dalam kuah Goulash. Cuma saus Youghurt yang ga bisa dihabiskan, hambar beib.
DRANIKI SET
Sementara aku dan Inna, pesan Draniki set. Yang disebut draniki yang warna golden brown itu. Terbuat dari kentang, tapi beda dengan pancake kentang yang kami coba di Vasilki yaa. Kalau Draniki ini masih ada tekstur kentang, jadi tidak halus banget kayak pancake. Lebih mirip ROSTI sih, makanan khas Swiss yang juga terbuat dari kentang iris dan digoreng pipih..
Draniki dimakan dengan potongan homemade sosis ayam bersize cukup besar dan berasa savoury. Lalu ada telur mata sapi sebagai pelengkap dan saus krim yang gurih dan milky disiram ke atas hidangan.. Enaak banget. Minus kuning telur, aku kasih ke Kina, secara ga doyan kuning telur masih encer begitu π
Dan total makanan semua yang kami bayar hanya habis BYN145. Muraaah dan ngenyangin.
Waktunya berpisah dengan Inna.. Saling memeluk, dan orang Belarus punya kebiasaan mencium pipi orang yang dipeluk. Pertemuan kami hanya beberapa jam, tapi sungguh sangat berkesan. Dan ini menambah kesan positifku terhadap orang-orang lokal Belarus yang ternyata amat sangat ramah ππ
teman baru kami yang sangat ramah, Inna.. ^o^
SUMMARY
Kami memang hanya beberapa hari di Minsk Belarus. Tapi waktu yang tidak lama itu malah mempertemukan dengan 2 orang teman baru Inna, dan Alex, yang sempat aku cerita di tulisan sebelumnya. Keduanya ramah, bahkan ga segan-segan mengantarkan kami keliling Minsk dan mencoba naik kereta bawah tanah Minsk yang mungkin ga bakal bisa dilakukan kalau tidak dibantu Alex.
Alex, teman baru yang bantu kami agar bisa mencoba naik subway Minsk
Kuliner Minsk juga enak, dan muraah! Ntah karena efek dari ideologi sosialis yang dianut, tapi kami ga banyak mengeluarkan biaya macam-macam selama di sini.
Jadi, untuk teman-teman yang masih ragu berlibur ke Belarus hanya karena ga banyak info tentang negara ini, please ga usah takut. Belarus free visa untuk Warga Negara Indonesia. Penginapan ga mahal, juga harga makanan yang sangat terjangkau. Alasan lain, keramahan dari orang-orang di sana, rasanya cukup membuat kami yakin untuk bisa balik lagi ke Belarus suatu hari nanti π.
Jalanan kota Minsk
Aku paham sih mengapa Inna ceplas ceplos saja mengeluarkan uneg2 yang pasti udah lama dia simpan. Kalian orang asing, kesempatan ketemu lagi ya ada tapi gak dalam waktu dekat lah ya. Terus juga kalian tidak terlihat akan memanfaatkan ceritanya untuk hal yang gak baik. Positive thinkingnya, dia langsung merasa nyaman, makanya dia cerita banyak. Kadang lebih enak cerita langsung ke orang asing. Apalagi kalau ceritanya sambil makan yang enak2… (hahahaha, itu sih aku banget). BTW, naksir deh sama jaket merahnyaaaa
bisa jadiii ya mba.. kadang memang kita lebih bagus numpahin uneg2 sekalian ama orang ga dikenal.. daripada ama temen deket tapi malah di salahgunain ;p
tapi aku memang susah sih kalo disuruh curhat begitu hahahahaha.