WISATA PAINAN: JEMBATAN AKAR BAYANG DAN BELI OLEH-OLEH RENDANG LOKAN
WISATA PAINAN: JEMBATAN AKAR BAYANG DAN BELI OLEH-OLEH RENDANG LOKAN ~ Painan….. Akhirnya sampai juga kami di sini 😍. Kota pesisir yang terletak di Sumatera Barat, dan diberkati dengan kecantikan pantai juga pulau-pulau yang katanya agak miriiiip dengan Raja Ampat Papua…
Ini alasan kenapa aku keukeuh harus lewat jalur barat saat road trip Sumatera, karena pengin bangettttt melewati Painan. Di kota ini kami hanya menginap 1 malam.. Tapi cukup kok, karena Painan sendiri kota kecil. Kecuali kalian niat main ke pulau-pulaunya, nah itu baru butuh waktu lebih lama.
Tempat wisata pertama yang kami datangi di Painan, namanya Jembatan Akar Bayang. Dinamakan Bayang karena terletak di kecamatan Bayang Utara, Kota Painan.
TIKET MASUK YANG SUPER DUPER MURAH MERIAH
Saking murahnya, cuma Rp5,000, kami pun ga tahu itu resmi atau ga, karena ga ada receipt yang dikasih samasekali. Apalagi yang meminta bayaran pun, kelihatannya hanya warga lokal biasa, pakai baju kaos. Ya sudahlaaah, anggab aja jatah preman, sekalian dia jagain mobil kami yang parkir pinggir jalan saking ga ada tempat parkir 😁.
MENURUNI TANGGA KE BAWAH
Sebelum turun ke bawah menuju jembatan legend, foto dulu dong di depan pintu masuknya 😁. Bukti kami beneran menginjakkan kaki ke tempat wisata unik ini.
gapura menuju jembatan akar bayang
Ga terlalu curam menuju ke bawah, apalagi tangganya dibuat rapi dan sedikit landai… Asyiknya, ga berasa panas samasekali, karena sepanjang jalan memang banyaaaak pohon-pohon besar yang menaungi jalan.
tangga menuju jembatan akar
SEJARAH JEMBATAN AKAR BAYANG
Jembatan di sini sebenarnya bukan 1-1 nya jembatan akar alami. Karena di Desa Adat Badui, Banten, juga ada jembatan yang terbuat dari jalinan akar pohon besar. Bedanya yang di Desa Badui panjang jembatan kurang lebih hanya 15 meter. Sementara Jembatan Akar Bayang Painan, mencapai 25 meter.
Pasti ga mudah menjalin akar pohon satu sama lain hingga membentuk jembatan penyebrangan. Yang pasti membutuhkan waktu sangaaaaaat lama, hingga akar benar-benar kokoh.
view sungai sekitar di jembatan akar
Iyeeeeees, jembatan akar Bayang ini sudah berusia 100 tahun lebih. Dari zaman penjajahan Belanda. Berawal dari petinggi desa yang ingin membantu warganya untuk mudah nyebrang ke desa di sebrang tanpa harus melewati sungai . Hanya saja mengingat keterbatasan biaya, apalagi saat itu masih masa penjajahan, pelan-pelan dijalinlah akar-akar pohon yang saling berhadapan, agar membentuk jembatan…
Waktu yang dibutuhkan? 26 tahun beib, sampai akar terjalin kuat dan memastikan bisa dilewati manusia. Bayangiiiin , 26 tahun hanya untuk membentuk jembatan 😎. Jembatan Akar Bayang-Painan akhirnya bisa dipakai pada tahun 1916.
MENITI JEMBATAN AKAR BAYANG MENUJU SEBRANG
Melihat bentuknya, jujur sempat kuatir, apa benar jembatan ini kuat… Tapi saat melihat akar-akar besar yang saling melilit, di bagian tengah ditaro papan supaya memudahkan orang lewat, lalu seorang anak kecil warga setempat dengan mudahnya berjalan cepat di atas jembatan, oke, masa aku kalah dengan anak kecil 😂. Kamipun memberanikan diri untuk menyebrangi jembatan menuju desa sebelah.
memberanikan diri setelah melihat warga lokal melintas
Saat berjalan di atasnya, tidak terasa goyangan yang kuat, stabil aja. Bagian bawah mengalir sungai jernih berbatu-batu yang pasti seruuuu sih buat berenang. Walau serem juga karena arusnya agak kuat.
2 pohon beringin raksasa saling berhadapan, dengan akar-akar yang kini terkait satu sama lain. Ratusan tahun yang lalu, mereka mungkin tidak menyangka kalau akarnya akan berguna membantu para manusia melewati sungai deras di bawah.
BAGIAN BAWAH JEMBATAN AKAR BAYANG
Sampai di desa sebrang, kami turun ke bawah, hanya untuk melihat jalinan akar bagian bawah supaya lebih jelas. Saat itu terlihat juga pengaman yang terbuat dari besi di bagian bawah akar, juga tali besar yang bantu menopang jembatan. Jadi insyallah amaaaaan 😁
bagian bawah jembatan akar bayang
Hanya saja, jembatan ini sudah tidak terlalu sering dipakai warga. Sebab sudah ada jembatan baru yang dibangun bersebelahan dengan jembatan akar.. Lebih kuat, lebih kokoh, dan terjamin keamanannya.. Namun, jembatan akar legend ratusan tahun, tetap ada, sebagai saksi bisu bagaimana suatu keterbatasan menghasilkan kreatifitas warga menciptakan sesuatu yang berguna.
jembatan baru yang sudah dibangun, keliatan kan dibelakang itu
DARI JEMBATAN AKAR, BERBURU KULINER RENDANG LOKAN PAINAN
Seperti yang aku tulis di atas, Painan adalah kota pesisir.. Yang artinya, banyak seafood di sini. Salah satu yang menjadi andalan mereka adalah lokan, sejenis kerang besar yang dagingnya tebal.
Lokan biasa hidup di pinggiran laut, atau lumpur pesisir. Juga ditemukan di sungai dan hutan mangrove. Mungkin saking banyak dan melimpah, akhirnya oleh warga di sana, diolah menjadi kuliner yang nikmat tapi tetap bercirikhas Sumatera Barat, apalagi kalau bukan RENDANG.
Rendang yang biasanya memakai daging sapi, kali ini dibuat dari lokan atau kerang.
RENDANG LOKANA VS RENDANG LOKAN EGA
Ada banyaaak sebenarnya penjual rendang lokan di Painan, tapi yang lumayan dikenal ya 2 ini, rendang lokana dan rendang lokan Ega.
Keduanya memasarkan produk dalam kemasan untuk dibawa pulang, jadi ga bisa dine in yaaa.
Dari jembatan akar bayang, kami menuju ke RENDANG LOKANA yang lebih dekat, kurang lebih 45 menit. Tempatnya kecil, tapi parkiran luas. Begitu masuk, deretan varian rendang, dari lokan, sapi, ayam, tuna, rendang jengkol sampai rendang daun pakis, berjejer rapi dengan warna berbeda. Rata-rata dijual dalam kemasan 250gr dengan harga Rp69,000
Rasa rendang Lokana ini lebih lekoh, daging kerangnya banyak dan besar. Bumbu rendang pekat, bahkan dimakan begitu saja dengan nasi, sudah sedap.. Jadi kebayang sisanya bisa untuk nasi goreng rendang.
rendang LOKANA, painan
aneka rendang yang sudah divacum untuk oleh-oleh
contact number rendang LOKANA untuk pemesanan
Lalu kami pindah ke RENDANG LOKAN EGA. Jaraknya kurang lebih 50 menit. Lebih jauh ternyata. Kalau mau pakai GMaps, namanya tertulis Rendang dan kue kering Ega.
Kali ini agak susah nemuin tempatnya, sebab mblusuuuuk banget. Pantas aja rendang lokana lebih dikenal orang setempat. Gmaps bilang kami udah sampe tujuan.. Tapi sejauh mata memandang, ga ada tuh keliatan kedai yang ada tulisan RENDANG EGA 😂. Terpaksa pake GPS kedua, Guna Penduduk Sekitar, alias nanyaaaa say …
Eh, kata orang yang kami tanya, Rendang Ega masih masuk lagi ke dalam. Disuruh masuk ke jalan kecil, jalan terus, lalu belok kanan . Rumahnya di ujung, untung ada tulisan RENDANG EGA kali ini.
masuk pertama melalui gang kecil ini
lalu melewati jalan yg ini
rumah tempat menjual rendang lokan ega
Dari segi harga, Rendang Ega lebih mahal, tapiiiiii pendapatku pribadi, rasanya lebih enaaaaak 😍. Bumbunya gurih pedas, trus ada tambahan daun pakis di dalam. Seperempat kilo dijual dengan harga Rp70,000. Beda seribuuu ama Lokana😃
Kalau disuruh pilih mana yang bakal aku repeat , aku prefer rendang Ega sih… Nih sekalian aku attach pricelist (tapi bisa aja berubah) dan contact number yang bisa dihubungi untuk pemesanan.
pricelist dan kontak yang bisa dihubungi untuk pemesanan rendang lokan ega
SUMMARY
Wisata ke Painan, kayaknya jangan skip mengunjungi Jembatan Akar Bayang yang sudah berusia ratusan tahun. Tiket masuk murah, tempatnya juga terawat. Walau ada tulisan disarankan untuk tidak melewati jembatan, tapi kami tetap mencoba karena warga lokalnya sendiri masih bolak balik melewati dan mereka bilang “Sebenarnya aman kak, cuma kadang ada pengunjung yang mungkin sok-sok an lari di jembatan , atau nekad melompat ke sungai. Itu yang ditakutkan kalau sampai ada yang terluka . Makanya ditulis jangan melewati jembatan. Asal kakak jalannya hati-hati, ga ada masalah”
Ya sudah, kami tetap lewat… Jadi balik lagi ke masing-masing aja yaa….
peringatan di atas jembatan akar bayang
warga lokal yang mengizinkan kami lewat
anak lanang ga berani jalan di atas jembatan, minta gendong -__-
Yang mencari oleh-oleh khas Painan, bisa banget membeli RENDANG LOKAN , either dari RENDANG LOKANA atau RENDANG LOKAN EGA.
Aku sendiri lebih suka Ega, tapi Lokana enak juga kok… Cuma mungkin kurang pedes. Kedua brand ini aman untuk dibawa bepergian lama tanpa masuk kulkas. Karena kemasannya divakum. Terbukti aku bawa sampai medan, trus balik Jakarta, tanpa kulkas, kurang lebih 2 minggu, dan kondisinya masih bagus banget. Sampai rumah ya langsung simpan di freezer kalau belum mau dimakan. Cukup dipanaskan nanti.
Hebat dan mengagumkan hasil kerja jambatan akar tu Fanny ya. Gigih dan gagah orang dulu² menjalin akar utk dijadikan jambatan begitu. Kita patut berterimakasih dan mrnghargai jasa orang² tua kita dulu kan. Banyak sumbangan dan pengorbanan mereka curahkan.
Nampaknya guna GPS kedua lebih berkesan ya 😁
itulaaah kak… tak terbayang oleh saya akar2 ini dijalin saat masih muda dan lunak… lalu semakin membesar… sabaaar sangat menunggu sampai kuat kan
pastinyaaa, gps kedua selalu paling bisa diandalkan hahahahah
Pergh!! Betul-betul menarik melihat jalinan akar yang membentuk jambatan.. Kalau dekat, Sha pun nak pergi.. Betul-betul memikat melihatnya.. Bagus lah juga diletakkan amaran.. Kadang manusia ini suka buat perkara yang aneh-aneh.. Kalau warga tempatan kata boleh jalan, bolehlah jalan dengan elok.. Cuma jangan berbuat perkara yang aneh-anehlah.. Nanti bahaya dan menyusahkan..
sumatera barat ini tak jauh lah kak dari KL hahahahaha… bisalah nanti kalo ke padang, mampir kesini juga.. tak terlalu jauh 😉
betuuuul… saya selalu pastikan dari warga lokalnya dulu…kalau memang aman, saya tak masalah naik… tp kalo mereka bilang tak aman, pasti saya tak akan menyebrang
Sukanya tengok pelbagai jenis rendang.. Kalau Sha ini memang borong semua jenis.. Suka nak rasa.. kikiki..
sayapun rasa nak kalaaaap hahahahha… tp akhirnya beli rendang yg belum pernah saya coba saja… kalo yg dah biasa, tak usah 😀
Cakep banget sih jembatan akar bayang 🤩🤩🤩 beneran estetik dan alami. Ternyata di area bawah sudah proper sebenernya ya, ada besi-besi penumpang. Meski ada larangan, rupanya ini buat pencegahan misal ada wisatawan yang nakal. Ngeri juga misal lelarian di atas jembatan se-alami itu.
Buat foto-foto emang cakep sangat sih ini jembatan. Harga tiket masuknya pun bersahabat, hitung-hitung buat perawatan area sekitar ya.
Oalah ternyata ini rendang kerang yaaa. Ku pikir rendang daging, oke noted ada dua merk rendang lokan terbaik yang mesti di tandai. Happy nya ini tuh bisa dibawa pulang, dijadikan oleh-oleh bahkan stok buat di Jakarta pun sangat worth it sekali.
Packagingnya pun sudah kekinian, berkelas. Aku percaya kalau rasanya oke, packaging ciamik pasti ada banyak wisatawan yang rela mencari dan memborong. Apalagi cita rasa kerangnya pun oke banget. Kebayang di olah jadi rendang makin the best 🫰🤩
Semoga nanti ku ada waktu dan rezeki buat jelajah Painan juga 😇
beneer mba, estetik krn alami bangetttt… bagus juga sih dikasih tanda larangan, supaya memfilter wisatawan yg nakal kalo lihat tempat begini…
aku lupa ambil foto packaging rendang lokan ega, tapi sama bagus kok kayak yg lokana… dan 2-2nya divacum rapat jd memang aman untuk dibawa pergi jauh dalam jk waktu lama
aamiiin, semoga nanti bisa ke painan juga mba… orang2 selama ini tahunya padang bukittinggi .. padahal painan ga kalah cakep