WISATA KALIGUA, BUMIAYU INDAH & TERLUPAKAN..

Akhirnya, planning untuk wisata ‘KELILING JAWA’ naik mobil bersama keluarga, bener-bener terealisasikan. Berangkat tanggal 29 November 2013, dan kembali lagi ke Jakarta tanggal 11 Desember. Kami sukses melewati puluhan kota dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jogjakarta, visited 12 kota, dan stayed hanya di 4 kota, dengan homebase Solo 😉 .

 

Awal menyusun itinerary, mutusin tempat mana saja yang akan dikunjungi, aku udah kepikiran untuk singgah di kampung Babysitternya Fylly,  Bumiayu. Jujur,  kota ini baru denger pas nerima si babysitter  bekerja di rumah ;p. Bumiayu?? Aku ampe buka peta untuk tahu di mana lokasi kota   sebenarnya 🤭. Ternyata masih masuk dalam kabupaten Brebes, Jawa Tengah. 😁

 

Itupun setelah tahu, tetep belum keingetan untuk datang ke objek wisata Bumiayu 😄. Pokoknya datang kesana cuma mau  silaturrahmi ama keluarga Mba Ningsih, si babysitter. Eh, dianya yang malah infoin kalau di desa ini ada objek wisata alam Kaligua, dengan Goa Jepangnya yang terkenal.

 

Uwaaah 😍..langsung  masuk ke list yang harus divisit ;).

 

 

Pemandangan sepanjang jalan yang kita lewati

Kami berangkat jam 7 pagi dari Jakarta. Melewati Cirebon, sempet juga ngerasain tol Bakrie yang super duper bumpy aspalnya, trus mahal pula🤣. Berasa naik kuda ngelewatin tuh jalan. Sampai di Brebes, masuk ke kota Tonjong, lalu Bumiayu, kemudian terus aja sampe desa Karanganyar (bukan Karanganyar di Solo loh ya 🤭).

 

Selamat datang di Desa Karanganyar Bumiayu 😉

Menuju rumah Mba Ningsih, perjalanan masih berat.. Sampai kota Bumiayu sih lancar dan mulus, tapi arah ke desa, beuugh jalan rusak parah dan sempit. Nanjak ke atas pula.. Aku ampe heran, kok ga nyampe-nyampe 😅…

 

Berasa jauuuhh bener naik keatas. Tapi 2 hal yang sangat menghibur, pemandangan sepanjang jalan  masih asri, hijau dan alami. Ditambah pula karena ini daerah tinggi, jelas udaranya sejuuuuuk  😍😍.

 

Jalanan menuju rumah mba Ningsih…

Untung jalan menuju rumah bisa dilewati oleh mobil, walau pun amat sangat sempit dan hanya cukup untuk 1 mobil searah. Agak bersyukur masyarakat di desa ini belum banyak yang punya mobil, sehingga kami ga ketemu dengan sesiapa saat naik ke atas. Udah ngebayangin mundur di jalan sempit, nanjak berkelok gitu soalnya… Serem cuuy 😂…

 

Suasana desa yang masih sepi, dengan suara-suara ternak sesekali terdengar, bener-bener jadi obat  nenangin pikiran. Air di desa ini luar biasa jernih dan DINGIIIINNNN ^o^. Coba yaa ada penginapan, aku stay kali semalam ❤️

 

Ntah gunung apa yang menjulang di kejauhan itu. Tertutup awan saat kita datang, baru keliatan menjelang pulang

Setelah 2 jam-an istirahat,  lanjut menuju objek wisata yang ternyata masih JAUUUUHH di atas sana 🤣. Sekitar 16 KM  dari desa Karanganyar.

 

Akses jalannya,  lebih sempit, lebih berkelok dan sedikit lebih jelek dari jalan yang  dilewati pertama.

 

Agghhhhh, pantesan aja ini objek wisata ga pernah kedengeran 😔. Orang luar pasti mikir lama, sebelum mutusin  tamasya ke desa terpencil  dengan fasilitas jalan yang bikin ngucap tiap kali ban mobil jeblos atau kebanting 😂.

 

Namun kami ga mau nyerah 😅… Walo  belum jelas itu objek wisata ada di mana, karena setiap plang penunjuk yang  dilewati selalu menuliskan tempatnya masih di depan, ntah di depan mana 🤣..

 

Semakin mendekati titik tujuan, jalanan syukurnya makin mulus. Hingga akhirnya, terpancang  depan mata, baliho bertuliskan, SELAMAT DATANG DI OBJEK WISATA KALIGUA 😉 #sujudsyukur #sampejuga 💃

 

Entrance fee per orang Rp 8,000 (as per 2013),  udah include masuk ke semua tempat wisata Kaligua, tapi belum termasuk tips kalo  menyewa guide yang bakal nemenin dan jelasin sejarah Goa Jepang.

 

Memasuki area wisata,  pemandangan segar perkebunan teh langsung menyambut ^o^. Bukan cuma itu, kebun wortel, kebun jagung dan bunga-bungaan, bikin mata yang sepet kecapean langsung seger 😍.

 

Tapi yang buat heran, hellooooo, ini kenapa pengunjung sepertinya cuma kita doang yak? 😂. Ga terlihat 1 pun pengunjung lain yang sedang piknik, tamasya, atau minimal pacaran kek 😅.

 

Goa Jepang masih terletak lebih tinggi. Dan begitu sampai, lagi-lagiii nih, mobil kami satu-satunya yang parkir di sana ;p. Ada enaknya,  ga terganggu ama pengunjung lain. Tapi sialnya, karena pengunjung cuma ada kami, si guide yang harusnya available untuk menemani turis-turis yang tertarik masuk Goa, memutuskan untuk libur, mungkin karena ga nyangka bakal ada rombongan keluarga Jakarta datang melihat-lihat 😂.

 

Goa Jepang Kaligua, hampir samalah kayak Goa Jepang  Bukittinggi. Di dalam ada ruangan tahanan, komando, ruang sidang, dapur, senjata dll. Tahun 1980an dimasuki oleh masyarakat untuk mencari barang-barang peninggalan Jepang, dan tahun 1995  dibuka lagi untuk umum. Hanya saja, goa ini ga sepanjang goa Jepang yang di Bukittinggi sana.

Ga bisa masuk, foto tetep wajib ;p

So, mau ga mau harus terima hanya bisa foto-foto depan terali Goa, lalu naik untuk menikmati hijaunya kebun teh dan melihat air terjun Kaligua di kejauhan.

 

Bukan air terjun yang gimana gitu sih, debit airnya kecil dan sekilas mirip aliran air doang yang turun ke bawah…

Air terjun dikejauhan..

Kebun Teh Kaligua ^o^

Udara di atas, lumayan dingin, walau masih bisa ditahan. Tapi untuk Fylly yang mungkin belum terbiasa dengan hawa sejuk berangin, langsung gemetaran pas keluar mobil ;p. Terpaksa  dijaketin dulu..

Adem, dingin, seger….

Puas foto-foto, kami pun turun dan sedikit komplain dengan petugas tiket di bawah, kenapa si guide Goa ga siaga di tempat. Jawabannya, ……

 

“Oh maaf Bu, kita ga nyangka bakal ada tamu hari ini. Biasanya tempat-tempat wisata di sini buka Sabtu Minggu saja. Hari lain selalu sepi.” 🤣🤣

 

Semoga saja tempat wisata  Indonesia ini perlahan dikenal oleh orang luar, ga hanya Bali dan Lombok. Karena aku yakin, banyak orang di luar sana, yang even ga pernah mendengar nama Kaligua 😁… Ya kaan, ngakuuu hayoo 🤭