KULINER LAOS: MENCARI MAKANAN HALAL DI LAOS ~ Sebagai negara yang memang bukan mayoritas muslim, mencari makanan halal di negara ini lumayan menantang. Sebelumnya sih, prinsipku dan suami kalo pergi ke negara yang memang susah mencari halal food, yang penting apa yang kami makan bukan porky aja deh ;p.
Kayak di Serbia dulu, kami makan steak sapi, tapi supir KBRI yang menemani jalan-jalan, memesan Steak Babi di restoran yang sama. Ga masalah, karena memang susah nemuin yang bener-bener halal. Apalagi kami bukan tipe traveler yang mau bawa Indomie, rice cooker, terlebih masak sendiri, maap ;p. Jatah bagasi untuk shopping soalnya 😀
Tapi ntah kenapa di Laos kemarin, kami agak berubah ;p. Suami mulai rada males ketika masuk ke restoran yang menyajikan pork. Walau pun sempet juga sih, mau ga mau terpaksa makan di beberapa resto yang ada pork nya, itu karena saking lapernya berdua :D. Tapi yang dimakan tetep seafood, ayam atau bebek sih.
ANEKA KULINER DI VANG VIENG, LAOS
Nasi Goreng Sapi, dan Mie bebek kuah.
Ini makanan pertama yang kami makan sesampai di Vang Vieng. Kelaperan karena belum makan dari pagi, dan capek nyari resto yang halal. Restoran dekat hotel tempat kami tinggal ini memang masih menyediakan babi, tapi setidaknya ada menu yang bisa dicoba..
Satu hal yang perlu diinget, porsi makan di Laos itu, selalu besar. Sepertinya mereka menyesuaikan dengan porsi bule yang memang banyak berlibur kesana. Jadi bagi yang mau sharing supaya hemat, sebenernya bisa ;). Nasi gorengnya, di luar dugaan enak! Irisan daging sapi yang banyak, dan gurih. Raka ga sanggub menghabiskan sendiri.
Sementara mie bebek kuah, terasa seperti Pho, tapi mie lebih tipis. Bebeknya melimpah dan empuk. Kuah mie light, asam dan seger, makin pedas saat aku tambahkan potongan cabe rawit ke dalam.. Kisaran harga menu samasekali ga mahal, yang kami pesan hanya KIP 25,000 – KIP 30,000 only!
Pancake Khas Laos
Jangan membayangkan pancake di Laos seperti pancake yang biasa kita makan. Ini salah satu cemilan yang banyak tersebar di mana-mana, dan bentuknya lebih mirip martabak India. Sebagai snack, atau pun makanan berat, pancake Laos lumayan mengenyangkan.
Harga pancake di sini mulai dari KIP 10,000 – KIP 20,000 tergantung isian yang dipilih. Saat di sana, aku sempet icipin pancake coklat pisang, pancake nutella, pancake tuna, dan pancake keju susu. Semua sooooo yummy :D. Ngiler lagi nulisin ini …
Aneka pancake di Laos
Ikan Bakar khas Laos
Malam kedua di Vang Vieng, kami melewati sebuah restoran yang ruameee dengan turis bule, dan mencium wangi seafood bakar dari panggangan. Tergoda dengan ikan bakar yang ternyata ukurannya buesaaaar, dan pasti lebih dari cukup untuk 2 orang.
Ditambah nasi 2 piring, juga LAO Coffee yang selalu aku minum selama di sana. Ikan di restoran ini dibakar dengan cara unik. Bagian kulit ikan sepertinya dilumuri garam dan pasir, lalu dibungkus daun pisang. Begitu matang, hasilnya kulit ikan luar biasa keras dan asin, tapi daging dalamnya super lembut dan enak 😀 .
Sayang sambal yang disajikan kurang mantep dan ga pedes. Malah, daging ikannya lebih enak dimakan begitu aja dengan nasi. Harga Ikan Bakarnya KIP 55,000
Lao Coffee
Aku bukan pecinta kopi, tapi saat mencoba kopi Lao, gosh, ini KOPI TERENAK setelah Kopi Aceh yang aku suka byangeeettt 😀 . Mencoba kopi Lao di banyak tempat, dan belum pernah ngerasain ada yang ga enak. Manis dan susunya pas. Kopinya sendiri ga bikin dada berdebar. Wajib, wajib, wajib nyobain kopi Laos 😉
Aneka Cakes
Jika bingung mau makan apa lagi yang aman, aku dan Raka biasanya mutusin nongkrong-nongkrong cantik ke aneka kafe yang banyak bertebaran di Vang Vieng. Biasanya kafe begini hanya menyajikan sandwich, cake atau roti.
Untuk sandwich aku riskan karena memakai ham. Tapi cakenya aku rasa oke ;p. Di Luang Prabang Bakery yang sempat kami coba, selain tempatnya cozy, warna warni, dan cake coklatnya lumayan enak 😉
Salah satu kafe di Vang vieng kesukaan kita
Salad Pepaya
Ntah apa nama sebenernya dari menu ini. Ga sengaja melewati warung tempat nenek-nenek sedang menggiling bumbu yang wanginya mirip rujak! Dan aku tertarik , langsung memesan 1 porsi. Si nenek menunjukkan 2 buah cabe rawit yang mau ditambahkan ke bumbunya, tapi aku menggeleng dan meminta lebih ;p.
Aku akhirnya diizinkan mengambil sendiri mau berapa banyak cabe yang diulek. Ternyata pas jadi, ini semacam salad pepaya muda, yang diserut, lalu dicampur bumbu, dan berasa pedas asam :D. Laaaaaf the taste sooo much 😀 !! Segar!
Indian Halal Food di Laos – Nazim Restaurant a.ka Dhaka Restaurant
Ntah sial atau apa, kami baru tau ada restoran yang berlogo HALAL di Vang Vieng, di malam terakhir wkwkwwk. Ini SATU-SATUNYA restoran halal di Vang Vieng! Kenapa aku tulis Nazim aka Dhaka, karena ada 2 restoran bernama Nazim, yang sering membuat keliru para tamu muslim.
Tapi Nazim yang pertama jelas tidak halal karena ada menu pork. Sementara Nazim kedua, hanya menjual menu khas India yang halal.. Yaaa walopun mereka juga menyediakan minuman alkohol. Alasannya, itu untuk tamu non muslim. Whatever… yang terpenting makanannya HALAL :D.
Gimana soal rasa? Ini memang bukan makanan India paling enak yang pernah aku icip. Tapi mengingat kehalalan nya, nasi briyani ayam yang kami makan berdua karena porsinya gede, roti nan keju dan lassi mangga, bener-bener membuat tidur lebih nyenyak malam itu 😀
Satu-satunya restoran HALAL di Vang Vieng
MACAM-MACAM KULINER HALAL DI VIENTIANE
Di Vientiane sendiri, kami berdua masih susah menemukan menu Halal. Resepsionis yang memberikan list restoran wajib coba saat kami check in, malah bingung pas ditanya restoran halal ;p. Ya sudah, usaha cari sendiri, dan alhamdulillah, ada 2 menu restoran halal di Vientiane. Dan hanya 2 ini saja 😀
Dhaka Restaurant
Sebelum menemukan restoran ini, kami mengganjal perut dengan aneka buah-buahan, jeruk bali dan mangga, yang dijual pinggir jalan dekat monumen Patouxay. Btw, buah-buah di Laos itu sama segar dan juaranya seperti buah-buahan di Thailand. Lalu menghabiskan segelas besar minuman mirip banget ama cendol ;p.. Seger, dengan rasa susu yang dicampur sirup melon.
Penjual Buah di pinggir jalan Vientiane
Es Cendol ;p
Ketika tenaga mulai terisi, di jalan dekat Pasar Malam, kami hampir histeris ketika melihat plang restoran bertuliskan DHAKA Indian Food, Halal, yang ternyata pusat restoran Nazim aka Dhaka yang ada di Vang Vieng .. Tuhan bener-bener nunjukin jalan kalau mau usaha untuk mencari yang halal 😀
Dari staff nya, kami jadi tahu, bahwa di Vientiane, Laos hanya ada 2 restoran halal, Dhaka ini dan POMODORO pizza, yang langsung kami catet untuk dicoba berikutnya.
Rasa menu di Dhaka sendiri sama enak seperti cabangnya yang di Vang Vieng. Fried noodle, chicken shwarma, nan keju dan yoghurt nenas, jadi menu makan siang kami yang super telat.
Pomodoro Pizza
Malamnya, puas menjelajah pasar malam, kami langsung mencari POMODORO pizza berdasarkan ancer-ancer yang ditulis staff Dhaka. Dari Dhaka hanya berjalan kaki sekitar 2 blok, lalu belok kiri.
Restorannya kecil tapi ramai dengan bule-bule yang sedang menikmati pizza. Kami memesan pizza dengan rasa Chicken Kebab. Adonan rotinya tipis, dengan topping ayam, jamur, olive dan paprika, lalu dioles dengan saus khas India. Rasanya, SUPERB! Wajib coba kalo sedang di Vientiane dan memang mencari makanan halal 😉
Pizza halal di Vientiane
Perjalanan ke Laos Desember lalu, membuat kami berdua sadar, untuk mau berusaha lebih keras ketika mencari makanan halal. Karena ternyata, ketika kita mau bersusah-susah mencari, di negara dengan paham komunis seperti Laos saja, ternyata ada restoran halal yang aman dikonsumsi para muslim 🙂
INFO LAINNYA TENTANG LAOS:
Menikmati Balon Udara di Vang Vieng
Uji Nyali Bermain Zipline di Vang Vieng
Wisata Seharian Di Vang Vieng
Laos Haven, Hotel Strategis di Vang Vieng
Diah Ummu D
Ih kirain PODOMORO mbak, hahaha… kalo podomoro yang punya orang jawa kali ya.
Itu pancake mirip martabak banget ya.
28 Januari 2018 ● 01:59Fanny Fristhika Nila
Aku aja pas denger pertama kali kirain salah dgr mba hahahah.. Ternyata memang pomodoro :p
04 Februari 2018 ● 18:17Dila Augusty
POMODORO, aku kudu ngulang dua kali biar gak salah baca Mbak Fanny …. Hahaha
Kaget aku tadi, kirain nama pengembang terkenal itu ada di Laos
Bersyukur ya kita hidup di Indonesia, Mbak Fanny. Makanan halal banyak. Gak kebayang deh sulitnya cari makan disana
Aku selama di Medan juga suka penasaran tuh dengan makanan yang dijual. Mie apalah misalnya, kok kayaknya pas liat gambar di sosmed enak. Tapi suka ragu, secara kan di Medan makanan non halal juga bertebaran. Gak kayak di kota lain. Ya akhirnya gak berani beli
28 Januari 2018 ● 07:02Fanny Fristhika Nila
Mba, aku jg kira salah denger loh :p. Kirain podomoro hahahah.. Kalo sdg di medan, aku jg hati2 mba krn banyak ga halal kan yaa. Tp untungnya masih berimbang ya antara halal dan ga di sana itu. Jd masih gampang :p
04 Februari 2018 ● 18:33Nurul Sufitri
Wow…. ternyata ga usah takut ya cari makanan halal di Laos pun mbak Fanny bisa makan enak dan lezat gini! Mantap deh itu lucu ya pancakenya kayak martabak di negara kita hihihi… aneka rasa ada nutella, keju susu dll. Ikan bakarnya bikin laper dan ada sambalnya pula yang cara masaknya sebelum dibakar dilumuri garam dan pasir hehee..wah pokoknya tau makannya aja deh 😀 Segala menu melimpah ruah ya di Laos. Pasti lah ada juga muslim yang butuh makanan, so mereka jual yang halal juga.
28 Januari 2018 ● 17:05Fanny Fristhika Nila
Tapi cm 1 kalo di vang vieng mba :p. Jd ttp aja nyarinya rada repot dikit :p.
04 Februari 2018 ● 18:35Dian Restu Agustina
Mbak..itu 2 cabe rawit kurang? wiiih..seneng pedes yaa..Kalau akau ditanya si nenek geleng sih kepala juga , maksudnya enggak..enggak usah pakai..hihihi
Keren semua review nya..bookmark dulu, siapa tau ke Laos jugaaa 🙂
28 Januari 2018 ● 21:57Fanny Fristhika Nila
Kalo makan ga pedes, rasanya kayak makan ga ada rasa mba hahahahaha…
04 Februari 2018 ● 18:36dira indi
Liburannya anti manistream yaa Mbak Faaann. Jarang ada yang ke Laos, saya juga baru kali ini baca tentang Laos, eh makanannya kayak di Indonesia hihihi…
28 Januari 2018 ● 23:30Fanny Fristhika Nila
Bener mba.. Makanannya ga jauh2 amat kyk indonesia :p. Sebenernya ada yg lbh mirip, tp ternyata pake pork gitu.
04 Februari 2018 ● 18:38Mega Yohana
lapaaarrr… XDDD
28 Januari 2018 ● 23:52Fanny Fristhika Nila
Akupun laper pas nulisnya :p
04 Februari 2018 ● 18:38evrinasp
petualanganmu lengkap mbak, kuliner dapet, jelajahnya dapet, eh aku masih suka bawa mie instant jaga2 kalau kelaperan dan menu hotel gak cocok, tapi kalau bawa rice cooker enggak juga deh mbak, gak bisa bawanya haha
29 Januari 2018 ● 05:34Fanny Fristhika Nila
Mba olenka itu loh, aku salut ama dia. Sering bawa rice cooker kecil tiap traveling. :D. Aku mah boro2 muat.. Tiap jalan aja lbh sering beli koper baru wkwkwkwk.
04 Februari 2018 ● 18:43Andi Nugraha
Makanannya bikin pengen yakin, Teh. Mupeng euy..hehe
Sampe bingung kalau ada semua dihadapatku, bingung pilih yang mana 😀
Btw, tempatnya bagus juga ya, nyaman gitu ngeliatnya, tertata rapih.
Pancakenya sekilas kayak martabak telur ya, Teh..hehe
29 Januari 2018 ● 12:40Oh, gitu. Jadi kalau nggak teliti bakal salah masuk ya, Teh. Makannya siapa saja kalau mau ke Laos harus baca ini, terlebih untuk tempat makan, jadi kan nggak sembarang bagi yang muslim.
Fanny Fristhika Nila
Iya kaaan, mirip martabak :p. Aku aja ngirain itu martabak hahahah.. Tp lumayanlah makanan dan rasanya di sana mas. Enak2 kebanyakan.. 🙂 ..
04 Februari 2018 ● 18:42Rini Dwi
Wih baru tau di laos juga ada nasgor -_-“
29 Januari 2018 ● 14:34Fanny Fristhika Nila
Ada dong
04 Februari 2018 ● 18:41Fillyawie
Aduh itu pho nya bikin ngiler dan harganya wow banget yakk. Bener banget Mba, Allah pasti kasih jalan untuk orang-orang yang mau berusaha yaak, senenng banget ya akhirnya ketemu restoran halal.
29 Januari 2018 ● 22:54Fanny Fristhika Nila
Bener mba.. Kadang kita telanjur capek duluan kalo hrs cari yg halal :p. Akupun msh sering gitu kok
04 Februari 2018 ● 18:41Indah Nuria
aku di sini mostly makannya seafoood terus..dan enak bangeeet hehehe :). Negara-negara ASEAN itu makanannya memang juaraa ya..
30 Januari 2018 ● 05:02Fanny Fristhika Nila
Akupun kalo seandainya ga nemu makanan halal, ujung2nya pilih seafood 😀
04 Februari 2018 ● 18:40Muyassaroh
Ya Allah, itu makanan bikin ngiler aja, Mbak 😀
30 Januari 2018 ● 18:01Fanny Fristhika Nila
Berasa enak, krn nyari yg halalnya capek hahahaha
04 Februari 2018 ● 18:01Chandra
Ternyata mencari restoran halal di laos seperti mencari emas di goa yah, susah. Bentuk pancakenya lucu yah kaya martabak telor, kopi nya aduh seger banget.
30 Januari 2018 ● 20:05Fanny Fristhika Nila
Susah maaas :p. Moga2 pas aku ksana lagi, resto halal semakin banyak 🙂
04 Februari 2018 ● 18:02Nathalia DP
Ternyata kuliner laos menarik jg ya… Penasaran sm pancakenya
31 Januari 2018 ● 05:13Fanny Fristhika Nila
Kalo makanannya enak2 mba. Perlu coba pokoknya 😀
04 Februari 2018 ● 18:03Abu Nabil Lombok
Wah. ternyata perjuangan sekali mencari makanan halal disana ya mbak.. sampai merinding membayangkan rasanya berjibaku mencari makanan halal.. beda bangets sama di Indonesia. pelajaran agar banyak2 bersyukur.
31 Januari 2018 ● 07:39Fanny Fristhika Nila
Beneeer mas. Harus bersyukur di indo gampang cari halal. Kalo kesana, nyarinya udh capek, blm tentu nemu :p
04 Februari 2018 ● 18:13vanisa
mbaaaak. sha mupeng. lapeeeer 😛
pancake rasa martabak ini mah ya, mirip teman rasa pacar *eh 😛
31 Januari 2018 ● 09:43Fanny Fristhika Nila
Huahahahha bissaaa aja perbandingannya :p. Pancakenya juara deh. Makan ini thok sbnrnya juga kenyang banget
04 Februari 2018 ● 18:12MeriskaPW
Aku baca POMODORO jadi PODOMORO terus, 😀
Itu pasir yang di atas ikan bakarnya gak masuk-masuk ke dagingnya mbak pas dimakan?
31 Januari 2018 ● 11:22Fanny Fristhika Nila
Toosss.. Bukan cm kamu hahahaha. Aku sampe ngeliatin lg plangnya, podomoro, ato pomodoro hahahaha..
Ga mba. Kulit ikannya keras.. Jd kitavkayak buka cangkang. Sbnrnya yaa aku ga yakin jg itu pasir beneran. Tp rasanya seperti pasir :p
04 Februari 2018 ● 18:11Herva Yulyanti
Mba Fan aku masih belum bisa bayangkan itu ikan dilumuri pasir dan garam terus dibungkus daun mmm nganu loh pasirnya pasti pada nempel wkwkwk *bayanganku kok keknya ribet banget dah tuk ikan bakar 😀
Dan yes itu serutan pepaya atau salad pepaya menggoda untung si nenek baik hati mempersilahkan mau cabeny berapa 😀 coba galak udah diulek deh sama si nenek 😀
31 Januari 2018 ● 15:59Fanny Fristhika Nila
Itulaaah, mereka kyknya perlu belajar dr kita cara membumbui ikan bakar hahahaha. Ga kena ke dagingnya mba.. Krn kulit luarnya itu keras. Jd seperti membuka cangkang.
04 Februari 2018 ● 18:10Nita kodok buntals blog
Aaaah, tiap mampir ke sini, rasanya aku tergoda pungin bikin template blog kayak punyakmu lah mb fan, yg klo diliat di tabku tu enakeun karena pas antara penempatan foto makanan ama deskripsi tulisannya wkkkkk #anaknya gampang irian
Hmmmm…tertipu foto, yak kupikir itu martabak telor taunya pancaje
Dan baru tsu nama mata uangnya kip, ini kkursnya lebih gedean mana ma rupiah mb
Aaah dah kuduga km bakal pesen lebih dari 2 rawit ma si nenek2 itu gahaha
Salfok ma foto mubisnya euy
Sama, aku juga klo kemana dah mentok bingung mana area halal ganya, yg penting ga mesen si porknya
31 Januari 2018 ● 16:19Fanny Fristhika Nila
Kalo penempatan foto aku mah biasa aja kyknya nit :p.
Mata uang kip ini, lbh gede nilainya dr rp looh. sedih yaaa. 1 usd = rp 13400. Kalo di laos, 1 usd = kip 8200 hahahahahahah..
04 Februari 2018 ● 18:09atviana
waa kamu disini, aku lagi kesangkut sama blog yang ngomongin soal Laos dan makanan Halal.
18 Juli 2019 ● 16:22Tuxlin
Itu ikan bakarnya ada putih2 itu dibedakin dulu atau memang bumbunya mbak? Saya tertarik pengen nyoba kopinya sih hehehehe… Di rumah udah sering ngopi dan nyobain aneka kopi nusantara. Apakah disna juga dijual kopi bubuk/bijinya saja?
01 Februari 2018 ● 13:54Fanny Fristhika Nila
Hahahahah aku ga tau mas awal2 dibakar diapain. Yg pasti bumbu putih2nya itu asiiin dan kyk pasir :p.
Ada sih bubuk kopinya. Tp secara aku ga jago bikin, mending beli jadi deh kalo yg begitu 🙂
04 Februari 2018 ● 18:04Dita Indrihapsari
Di Laos pun makan pizzaaa.. Tampak enyaak ya mba Fan.. 😀 Mie kuah bebeknya kayak sop yaa.. Itu pake sayur apa sih mba ijo-ijonya? Di sana cafenya lucu-lucu juga ya.. Aku paling penasaran sama kopinya seenak apa.. haha..
01 Februari 2018 ● 13:59Fanny Fristhika Nila
Jangan tanya nama sayurnya mba 🙂 . Aku jg ga tau hahahahaha.. Tp memang sayurannya banyak yg ga dipoton. Lgs dicemplungin gitu aja. :p
Pokoknya wajib ngopi kalo ke laos 🙂
04 Februari 2018 ● 17:56vika
xixixix ulasannya lengkap banget mbaaa..keren ih jalan2 terus ke luar.. kapan yaa aku main keluar negeri hehehee.. semoga bisa kaya mbaa yaaa.. btw ulasan sangat lengkap.. tergugah dengan salad pepaya kayanya seger banget ya mbaa
01 Februari 2018 ● 15:48Fanny Fristhika Nila
Pasti bisaaaa 🙂 .. Yg ptg keinginan jalan2nya kuat dulu :D.
04 Februari 2018 ● 17:53Amallia Sarah
Ternyata banyak juga ya mba aneka makanan di Laos. Aku belum pernah nih kesana…
01 Februari 2018 ● 18:20Fanny Fristhika Nila
Banyak mba.. Walopun ya susah cari halal
04 Februari 2018 ● 17:49Destiana Sekar
Pengen bangetttt ke LAOS ya Allah T____T
01 Februari 2018 ● 22:31Fanny Fristhika Nila
Hayuuuuukkk. Kalo airasia promo, tiket ksana murah kok 🙂
04 Februari 2018 ● 17:48Glentina Pasaribu
Itu yang putih yang di kafe, disusun ke atas apa ya? Lucuuuu…
02 Februari 2018 ● 12:21Tisu kali ya (“,)
Fanny Fristhika Nila
Iya mba, itu tissue :p. Disusun kyk menara. Btw, kita sama ih marganya.. Sama2 pasaribu 🙂
04 Februari 2018 ● 17:47Glentina Pasaribu
Wahh.. Pasaribu juga ya? Tosssss hahaha
08 Februari 2018 ● 21:02Fanny Fristhika Nila
hihihi…. jarang2 aku nemu marga pasaribu di jakarta ini :D.. tp sayang papa ga pakein aku margaa krn aku perempuan.. papa bilang percuma, krn pas nikah pasti ttp nama suami yg dipake hahahaha.. makanya cuma adekku yg cowo yg pake marga 😀
16 Februari 2018 ● 12:06Nita Lana Faera
Jadi inget pas di Chinatown dan makan di kedai resto non halal, tapi menjual Chicken Curry yang halal. Iya kalo kepepet dan udah mau pingsan, hahah… ya udah yang penting nggak makan pork deh di tempat yang memang susah hunting resto halalnya. Pancake-nya macam martabak diiris kotak ya. Ikannya tampilannya cukup unik, macam berpasir gitu. Wah asyik doang kalau akhirnya nemu resto India halal, haha… Jadi nyobain pizza khas sana juga ya Mba Fanny 😀 Kopinya berarti saya harus nyobain ini kalau ke sana.
02 Februari 2018 ● 14:21Fanny Fristhika Nila
Iya mba, aku pun pertama liat lgs mikir, ini martabak apa yaa. Hahahaha.. Rasanyaa enaaakkk. Apalagi yg pake keju dan susu kental manis :p.
Nah iyaaa, kalo udh kepepet, baru deh aku ttp makan aja walopun di resto itu ada porkynya :p. Drpd pingsan hihihi
04 Februari 2018 ● 17:44Nindya Prayastika
Pancakenya bikin mupengg!! Tadinya malah kupikir itu martabak telor, soalnya bentuknya kotak dipotong-potong gitu kan. Kalau aku sih tiap kali traveling ke tempat yang jarang makanan halal, andalanku cuma satu.
MEKDI! 😛
03 Februari 2018 ● 05:00Fanny Fristhika Nila
Iyaaaa mirip martabak telor mba. Tapi org sana bilangnya pancake hihihi. Dan itu wajib coba kalo ke laos lah. Enaaak :). Murang, ngenyangin lagi. Mekdi masalahnya aku memang ga terlalu doyan :p. Makanya itu pilihan trakhir bangettttt 😀
04 Februari 2018 ● 17:43Akbar S. Yoga
Kalo makan di restoran yang nggak halal, saya jadi inget cerita temen yang sering takutan buat makannya. Misalnya, takut kalau alat masaknya sebelumnya kecampur sama makanan yang haram itu. Atau bekas piringnya masih menempel sisa-sisa aroma. Saya bilang gini deh, “Udah cuek aja kalau kondisinya emang lagi sulit dapet makanan halal. Yang penting udah bismillah.”
Lagian, pasti dicuci sampai bersih juga, kan. Ya kali segitu takutnya. Wahaha.
Martabak India saya nggak tahu kayak gimana, sih. Cuma itu pancake-nya emang kayak martabak. Iya, martabak telor.
03 Februari 2018 ● 21:49Fanny Fristhika Nila
Hihihi iya yog.. Kalo di eropa misalnya, aku ama suami ga begitu masalahin walopun mungkin alat masak, alat makan ga dipisah, tp masakan eropa cendrung simple dan ga banyak bumbu. Aroma2nya ga bikin pusing :p. Tau sendiri kalo asia ini, masak ga pake bumbu melimpah kayaknya ga enak. Hahahaha.. Jd kadang kita suka mencium something yg lgs bikin mikir, duuuh ini bau si porky apa yaa :p.
04 Februari 2018 ● 17:40Yessi Greena
masih mirip-mirip ma makanan Indonesia ya…cenderung manis atau asin atau gimana makanan di sana?
07 Februari 2018 ● 12:15Fanny Fristhika Nila
gurih, sama kayak makanan kita mba :).. jd pas lah untuk lidah orang indo
07 Februari 2018 ● 20:14Ria
begitu ketemu makanan yg bisa disantap langsung selera makan tambah tinggi ya jeung 🙂
07 Februari 2018 ● 16:04Fanny Fristhika Nila
bangeet mba ;p.. apalagi memang dasarnya enak2 makanan di sna 😀
07 Februari 2018 ● 20:14masirwin
di Laos ternyata ikan bakarnya juga dibakar yah 🙂
07 Februari 2018 ● 20:02Fanny Fristhika Nila
iya mas 🙂
07 Februari 2018 ● 20:13meel
Ngiler liat cake sama pizza nya mbak fannyyyy. baca postingannya sore-sore, bikin perut krucuk-krucuk pengen ngemil. lol.
10 Februari 2018 ● 15:36Fanny Fristhika Nila
hihihihi… apalagi musim hujan begini.. makin pgn sering2 ngemil ya mba 😀
16 Februari 2018 ● 11:48Jeido Power Knee
satu destinasi yg ga boleh kelewat pas ke luar negeri >> hunting makanan halal hehehe
13 Februari 2018 ● 10:52Fanny Fristhika Nila
bener ;).. selalu asik kok kalo hunting makanan halal gini di negara2 non muslim 😀
16 Februari 2018 ● 12:17Rudi Chandra Sambas
Ternyata ada restoran halal juga di sana.
14 Februari 2018 ● 11:20Makasih infonya mbak.
Mana tau ntar ke sana, bisa makan di sana.
Soalnya riskan juga makan di restoran campur gitu, walau kadang nggak terhindari juga sih.
Fanny Fristhika Nila
iya mas… apalagi kalo restoran di asia ini, cendrung bumbunya tajam banget.. jadi seolah mencium aroma si porky juga ;p.. kalo di eropa aku masih ga masalah makan di restoran yg campur, krn masakan di sana ga berbau tajam.
16 Februari 2018 ● 11:19lianny hendrawati
nah itu ikan bakarnya unik ya, kulitnya dimakan juga apa dimakan daging ikannya aja sih? belum pernah soalnya makan ikan bakar yang dimasak seperti ini 😀
Hhhm Pancake laos emang mirip dengan martabak telur ya hehe, rasanya pasti juga unik.
15 Februari 2018 ● 14:30Fanny Fristhika Nila
dagignya aja mba.. jd kulitnya kita singkirin memang krn keras..
nah iya kaaan… pancakenya mirip bgt ama martabak 😀
16 Februari 2018 ● 11:13Anis Hidayah
Aku tertarik ama ikan bakarnya mbak,,, soalnya kalau ikan bakarnya itu diolesi garam dan pasir apa iya pasirnya juga ikut kemakan,,, 🙂 porsi makan disana banyak-banyak ya mbak? betul kalau bisa dharing kost buat makan, kan jadinya irit, hehehe
16 Februari 2018 ● 06:22Fanny Fristhika Nila
aku ga tau itu pasir beneran ato ga… tp bentuknya ya mirip pasir.. cuma ga masuk ke dalam daging ikannya mas.. pinter deh masaknya.. jadi pas kulit luarnya yg keras dibuka, dagingnya tetep putih bersih.. nah itu, sbnrnya memang bisa berdua kalo makan di sana… gede2 kok porsinya
16 Februari 2018 ● 11:10Ikrom
sepintas mie bebek mirip sop ayam klaten
16 Februari 2018 ● 07:43oke abaikan aku yang salfok gegara lapar
salad pepaya muda? kok aku jadi keinget rujak gobet ya
tapi dengan kuah sedikit
Fanny Fristhika Nila
Nah salad pepaya ini memang mirip rujak rasanya mas.. wangi bumbunya aja rujak banget ;p
16 Februari 2018 ● 11:08Anisa Ae
Nggak jauh beda dari Indonesia, ya? 😀 Btw, aku baru tahu kalau hurud di Laos sama kaya di Thailand
16 Februari 2018 ● 14:28Fanny Fristhika Nila
ibaratnya mba, kayak indonesia ama malaysia :D.. cuma aksennya aja yg beda..
17 Februari 2018 ● 01:48fika anaira
kalimat pembukanya bikin ngakak ada indomie dan rice cooker. Km samaain sih mba sama aku yang kadang makan di restoran yang ada porky kalo kepepet hahahaha
16 Februari 2018 ● 18:55Fanny Fristhika Nila
iya mbaaa, kdg capek juga nyari yg beneran halal :D.. aku salut ih ama traveler yg mau susah2 bawa rice cooker dan masak kalo sdg jalan2 🙂
17 Februari 2018 ● 01:47Ibu Suri
Mirip masakan Indonesia ya. Itu sayurnya segeeeer banget.
22 Februari 2018 ● 11:56Fanny Fristhika Nila
Sbnrnya masakan asia tenggara itu ga jauh2 beda ama indonesia mungkin krn nasih sesama asia. Bumbuh rempahnya mirip 🙂 . Jd banyak kuliner yg cocok ama lidah kita
23 Februari 2018 ● 15:16Larasati Neisia
Apa sih yang nggak menarik makanannya disini semua ya ampun mba ngiler..
28 Februari 2018 ● 15:04Mie bebek kuah, pancake tuna, salad pepaya belum lagi nasi briyani nggak dimana-mana pasti enak hahaha. Jadi selama masih di Asia Tenggara mah makanan halal masih aman ya mba, rasanya mirip-mirip. Semoga bisa sampai ke Laos kayak Mba Fanny hehe
Fanny Fristhika Nila
Amaaaaan mba :p. Kalo masih asia tenggara mah, pasti ketelan lah makanannya 🙂
07 Maret 2018 ● 19:54zata
lengkap bangettt infonya mba Fani, berguna banget buat yg punya rencana jalan2 ke laos.
02 Maret 2018 ● 17:19Fanny Fristhika Nila
Makasiiih mba :). Laos asyik bgt lah utk jalan2 🙂
07 Maret 2018 ● 19:52Komandan besar
Jadi sebuah tantangan tersendiri yah buat jalan-jalan hehehe..
03 Maret 2018 ● 10:34Nyari makanan halal kaya nyari jodoh yah mba susah bangeet haha..
Fanny Fristhika Nila
Beneeer :p. Susaaah deh cari yg halal kalo sdg ke LN gitu. Negaranya komunis pula hahahah
07 Maret 2018 ● 19:51Wian
Aku juga males sih Mba klo travelling bawa2 indomie atau masak sendiri. Namanya juga liburan, mosomasak sendiri juga. Klo jamannya krucils masil MPASI sih dijabanin deh masak sendiri utk kruils. Tapiklo sekarang? No no no deh.
04 Maret 2018 ● 22:08Emang susah sih ya nyari makanan yang bener2 halal (maksudnya yg restonya bebas dr pork) di negara yang muslimnya inoritas. Aku juga mungkin akan begitu Mba. Yang penting bukan pork yang aku makan.
Fanny Fristhika Nila
Hihihi… Iya mbaa.. Utk skr aku blm bisa sih terlalu strict ama aturan halal haram kalo sedang di negara yg mayoritas bukan muslim. Ya kali kita ga makan juga di sana :p
07 Maret 2018 ● 19:43Liswanti
Panckenya bikin ngiler bangt itu mba
05 Maret 2018 ● 05:35Fanny Fristhika Nila
Ngiler lagi kaaan kalo inget pancake laos :p
07 Maret 2018 ● 19:42Dwi Ananta
Harga untuk makanannya super terjangkau ya mbak. Pesan moral dari tulisan ini kalau mau berusaha lebih keras lagi pasti deh nemu makanan halal. Tapi terbatas dan gak bisa wisata kulineran sih hahaha
21 Mei 2021 ● 08:04Fanny Fristhika Nila
Hahahaha kalo negaranya agak susah makanan halal, fokusku memang bukan kuliner mba. Tapi rasanya memang beda kalo bisa nemuin yg halal apalagi di negara komunis begini
21 Mei 2021 ● 11:00rani
Mba, jadi inget waktu saya ke kamboja bertebaran makanan aneh-aneh di pinggir jalan seperti kalajengking, ulet dll hiiiii 😀
14 Maret 2018 ● 09:44Fanny Fristhika Nila
Pas aku ke kamboja dulu, ga nemu.. Krn kita kecapean wisata, trus makannya yg deket hotel aja :p. Tp pas di bangkok, chiang rai ama chiang mai, naaah di situ rame deh aneh2 🙂
15 Maret 2018 ● 06:31Anisa
Kalau saya dan suami biasanya cari aman makan seafood aja mbaak atau yang vegie vegie tapi ini juga susah banget ya di temui Di laos mbak tapi saluuut sama mbak yg setiap travelling selalu nyari kuliner halal dulu 👍
19 Maret 2018 ● 19:09Fanny Fristhika Nila
ini sebenrnya baru setahunan ini mba.. kalo di eropa juga kita lebih cuek sbnrnya ;p
21 Maret 2018 ● 23:00lunarv2
Nasi goreeengg… pengen… ada juga nasi goreng disana..
05 April 2018 ● 11:22btw itu payung kok mirip punya gw ya ?
Fanny Fristhika Nila
Hahaha mirip ya payungbya.. Kamu beli di sana gak :p?
09 April 2018 ● 12:41ardanita
aduhhh , jadi ngiler nih ,
23 April 2018 ● 14:52ardanita
sering sering share artikel kayak gini ya kak ,
23 April 2018 ● 14:54semoga sukses selalu
Himawan Sant
Howaaaà … mie kuah bebeknya bikin pengiiin …
11 Juli 2018 ● 15:58Jusnya juga menggoda banget diseruput,kak 😁
Fanny Fristhika Nila
aaah, aku jd kangen ama makanan2 di laos :D.. kalo bukan muslim lbh enak lg mas, banyak pilihan yg katanya jauuh lbh enak 😀
14 Juli 2018 ● 23:25Fajar Herlambang
Liat ikan goreng krispinya jadi inget ikan goreng krispi di Lombok
04 Agustus 2018 ● 13:23Fanny Fristhika Nila
waaah kapan2 saya harus coba yg di lombok 🙂
05 Agustus 2018 ● 09:23GoTravelly.com
dimana mana, kalau mencari makanan halal kalau nggak masakan turkey ya masakan India. padahal yang kita cari seringnya makanan halal yang lokal,. hehehe
25 September 2018 ● 10:41Fanny Fristhika Nila
beneeer ;p… kdg aku nyerah mau cari yg beneran halal. ujung2nya balik ke prinsip, yg ptg yg aku makan bukan babi ;p.
01 Oktober 2018 ● 21:03Reyne Raea
Itu pancake kok ya mirip banget martabak.sama aja kayak martabak manis dan martabak asin ya , yang mana martabak manis aslinya terang bulan hahaha.
Jujur. salah satu yang bikin sedih kalau mau traveling ke luar negeri tuh ya masalah makanan halal, iya tuh kebanyakan orang memilih bawa mie dan rice cooker, tapi ampun deh, abis juga waktu biat masak-masak hahaha.
Btw, dari sekian makanan di atas, kok ya jatuh cinta banget ama cake cokelatnya.
19 Desember 2019 ● 06:32Dan kopinya boleh banget tuh Mba, saya soalnya suka berdebar-debar minum kopi sachet hahaha
Fanny Fristhika Nila
Aku kalo udh traveling ke negara bukan mayoritas muslim, udh ga terlalu saklek Rey. Yg ptg pokoknya bukan babi. Masalah lain2 wassalam aja :p. Kalo disuruh bawa rice cooker aku emoh. Beraaaat hahahaha. Mending spacenya utk beli oleh2
28 Desember 2019 ● 20:55ainun
bentuk pancake boleh sedikit beda atau aneh tapi rasa kayaknya oke ya, ada topingnya pula itu
06 April 2020 ● 23:24baca ini jadi keinget tiket plan perjalanan Indochina yang dihanguskan, karena wabah corona.
harus di noted ini resto-nya, ntar kalo kesana tinggal nyontek aja hehe
Fanny Fristhika Nila
Uwaaah sayang banget mba :(. Semoga ntr bisa dpt tiket ke sini LG yaaa. Naah makanya aku berharap yg aku tulis bisa jd referensi, jd kalian g ush sewa guide di sana 😀
21 April 2020 ● 00:18Gita
Wah makanannya bikin ngiler. Tempatnya juga bagus buat foto-foto
17 Juni 2020 ● 20:17Fanny Fristhika Nila
Lumayan mba :). Asik lah foto2 sekalian makan 🙂
28 Juni 2020 ● 22:29appharian
aduhhh jusssnya bikin ngiler banget
22 Juli 2020 ● 13:15Fanny Fristhika Nila
Kuliner di Laos ini enak2 termasuk minuman dan kopinya 😉
01 Agustus 2020 ● 16:54Nia
Cari makanan halal di sana susah nggak kak
23 Juli 2020 ● 20:44Fanny Fristhika Nila
Harus mau usaha dikit mba. Pake gmaps. Tp jrknya agak jauh2.
01 Agustus 2020 ● 16:52makananoleholeh
waduhhh pengen ke laos jadinyaa.. btw itu ikannya kek keliahtan enak banget huft
27 Juli 2020 ● 11:08Fanny Fristhika Nila
Bumbu minim, hanya garam, tp justru rasa gurih dagingnya jd LBH berasa mas 😉 .Laos enak2 kok kulinernya
01 Agustus 2020 ● 15:38Daniel
Wah ternyata di Laos masih banyak ya makanan-makanan Halal
05 Agustus 2020 ● 19:22Fanny Fristhika Nila
ga banyak tapi adaa :D.. asal mau usaha dikiit untuk nyari 🙂
08 Agustus 2020 ● 11:54lendyagasshi
Kak Fann, kalau sedang travelling begini kan kudu jei ngliat makanan yang halal dan engga, kalau gak tau bahasanya, gimana?
Eh, atau sama guide yaa..?
Aku suka banget sama rujak.
20 Mei 2021 ● 09:49Hehehe….savage banget kka Fan pesen rujak tapi lomboknya ambil sendiri.
Mantaaapp!
Fanny Fristhika Nila
Aku sama tour itu cuma pas ke Korut mba. Sisanya selalu sendiri bareng suami sih atk temen. Sk far, rata2 nanya nya pake BHS Inggris. Tp pernah kami minta tolong Ama staff hotel UTK menuliskan dlm aksara mereka di kertas, ‘kami tidak bisa makan daging babi dan yang mengandung babi’.
JD tiap ke restoran yg staffnya tidak bisa blass mbhs Inggris, kami tunjukin kertas itu 😀 . Mereka lgs ngrti dan ksh tahu mana aja yg aman
21 Mei 2021 ● 10:58Ujame Gaja
huaaa emang sih kaak tantangan bnaget cari makanan halal di negara yang bukan mayoritas muslim, ubek sana ubek sini pasti ada aja yang jual pork jadi biasanya kalau Ujame siasatinnya cari makanan seafood yang emang jual seafood aja engga ada dagingnnya.. tapi ya pastinya pernah juga makan di resto yanga ada pork nya wuhaaa habis makan disitu langsung merasa berdosaaaa bangeeeet
20 Mei 2021 ● 21:47Fanny Fristhika Nila
Samaaaa mba. Perasaan lgs berdosa hahahahah. Tp gimana lagi. Susah memang nyarinya. Ga mungkin masak sendiri juga, apalagi nginep di hotel :p.
Aku aja prnh makannramen di Jepang, kuahnya dr kaldu ikan, aku udh pastiin ga ada babinya, tp ternyata dipakein topping di bagian atas mie, daging babi wkwkwkwkwk. Dagingnya di makan temenku, mie nya ttp aku makan :p
21 Mei 2021 ● 11:10Rosanna Simanjuntak
Hahaha, sama, aku juga membacanya dieja, pomodoro apa podomoro ya, hahaha.
Es cendolnya, menul-menul segar.
Uenaaak kelihatannya!
Kalau kapan-kapan ke Laos boleh nih contek tips ala Fanny!
Btw,
20 Mei 2021 ● 21:54Memang seru cari makanan halal itu ya,
Jangankan di luar negeri, waktu aku ke Ubud, agak jarang juga nemu menu halal serta suara azan.
Pas ke Tabanan, baru deh terdengar suara azan.
Fanny Fristhika Nila
Betuuuul, di Bali aja susah kdg nyari yg halal. Rata2 kafe yg dimasukin ada babinya :D. Tp setidaknya kalo di sana msh bisalah nemuin yg halal di beberapa tempat. Apalagi restoran vegan banyak di Bali . Paling mentok ya aku makan di sana
21 Mei 2021 ● 11:08Eryvia Maronie
Namanya juga kita muslim ya, harus bener2 perhatiin kehalalan yang kita makan.
Saya pun kalo udah no choice cari resto halal, pasti ke resto mana aja deh… Yang penting pesan ayam, hehe..
20 Mei 2021 ● 22:26Fanny Fristhika Nila
Toss kita :D. Aku ga bakal maksain hrs ketemu yg halal sih. Krn capek nyarinya. Dan males aja kalo suruh masak sendiri. Yg penting pokoknya bukan babi aja yg di makann :p
21 Mei 2021 ● 11:07Handiko Rahman P
Menarik banget Kak! Mostly kalo diliat kulinernya mirip-mirip ya sama kuliner nusantara kita. Auto ngiler abis baca ini *langsung pesen gofood*
20 Mei 2021 ● 22:41Fanny Fristhika Nila
Memang mas. Rata2 makanan di Asia tenggara pasti mirip satu sama lain. Kecuali Filipina yaa. Itu beda makanannya 😀
21 Mei 2021 ● 11:06Nur Asiyah
Haduh… Enggak kuat liat semua makanan dan minumannya kak. Bukan apa-apa, jadinya kepengen aku. Mana malam hari, di dapur adanya mi instan. Hehe.
21 Mei 2021 ● 00:05Suka sekali baca tentang perjalanan kuliner seperti ini.
Nur Asiyah
Haduh… Enggak kuat liat makanan dan minumannya kak. Bukan apa-apa, jadinya kepengen aku. Mana malam sekarang, di dapur adanya mi instan. Hehe.
21 Mei 2021 ● 00:06Suka sekali baca tentang perjalanan kuliner seperti ini.
Fanny Fristhika Nila
Hehehe, makasih mba Nana. Yg paling aku suka tiap kali traveling juga makanan lokalnya
21 Mei 2021 ● 11:05Nanie
Penasaran dengan ikan bakarnya, itu pas dimakan bagian pasirnya ga ikutan masuk ke daging ikannya kah wkwkwk Tapi baca deskripsinya sih ikannya segar ya soalnya daging ikannya berasa gurih gitu
21 Mei 2021 ● 04:17Fanny Fristhika Nila
Untungnya ga, tp harus hati2 pas misahin supaya bagian pasir jgn masuk mba :D.
21 Mei 2021 ● 11:04DiCapriadi
Makanannya mirip-mirip makanan di indo ya, kek nasi goreng, trus pancake nya juga mirip martabak telor tp yg di laos ini manis ya
21 Mei 2021 ● 06:07Fanny Fristhika Nila
Nah iyaaa banyaaak bgt makanan di sana yg mirip makanan indo. Tp rata2 negara Asia tenggara memang mirip sih makanannya, kecuali Filipina 😀
21 Mei 2021 ● 11:03nyi Penengah Dewanti
Ikan bakarnya bentuknya kok gitu ya Mba wkwkwk nggak kayak indonesia punya yang basah
21 Mei 2021 ● 07:11nasgornya mirip Hong Kong juga begitu bentuknya dulu sering bikinin buat keluarga majikan
moga-moga ada kesempatan main ke Laos aamiin
Fanny Fristhika Nila
Unik mba. Di bagian kulitnya keras kayak cangkang. Tp dagingnya furious dan lembuuuut bangettttt. Enaak deh.
21 Mei 2021 ● 11:02Faradila Putri
Seruuu banget mbak bisa explore Laos hehehe. Anw KIP ke IDR itu berapaan ya mbak? Jadi penasaran sama harganya di Indonesia. Dan aku jadi pengen cobain pancake ala Laos dan juga es cendol ala Laos hehehe. Menariiiik banget dan keliatannya enak yaaa
21 Mei 2021 ● 07:40Fanny Fristhika Nila
Kalo skr 1 KIP = rp1.5 mba. Aku lupa pas aku pergi dulu :D. Masih sisa banyak KIP ku. Sayang banget sebenernya. Kalo dlm USD aja msh ada 70usd sisa KIP. Saking murahnya di sana
21 Mei 2021 ● 11:02Mei Daema
lihat nasi gorengnya auto basah lehernya pengen banget deh makan itu laper banget pas pagi-pagi lihat ini. ini rekomended banget ya kalau untuk para muslim cari makanan halal
21 Mei 2021 ● 08:26Fanny Fristhika Nila
Rata2 makanan di Laos enak2 Mei. Aku lumayan suka sih :D.
21 Mei 2021 ● 10:59Marfa
Menggoda semua dari foto-fotonya, ingin sekali nyobain es kopi, pancake “martabak”nya, terus sama nasi gorengnya apakah mirip ala nasgor2 di Indonesia? Hihi. Lumayan susah juga berartii ya, Mba Fan, untuk mencari makanan halal di Laos. Kalau terpaksa nggak nemu, benar seperti yang Mba Fanny lakukan dg memesan ayam atau seafood walaupun gabung ada yg menu porknya
21 Mei 2021 ● 11:30Fanny Fristhika Nila
Enaaak makanan2 di sana mba. Hampir mirip Ama makanan Indonesia. JD pasti suka sih. Cm memang masalah nyari halal ga nyaa hahahaha.
Namanya negara komunis, JD susah nyari yg beneran halal
21 Mei 2021 ● 12:00Rifia Nisya
Lumayan susah juga ya nyari resto halal di Laos.
29 Mei 2021 ● 18:03Walaupun ada menu non-pork, tapi restonya bukan resto halal only. Aman sih pake guide yang bisa ngasih tau mana yang resto pure halal atau enggak…
Tapi menu-menunya kok mirip-mirip di indonesia, ya.
Fanny Fristhika Nila
Cuman kalo Laos aku males pake guide mba. Kotanya kecil, rugi yg ada :p. Mnding eksplor sendiri. Kalo ttg makanan, aku ambil jln tengah lah, yg penting yg aku makan bukan babi 😀
01 Juni 2021 ● 21:36Ezna
Nampak pizza Fanny terus terasa macam nak makan pizza.
11 November 2024 ● 20:03Fanny Fristhika Nila
ah saya jd rindu denga laos… ini salah satu negara yg saya sukaaa juga 🙂
11 November 2024 ● 20:46