SERUNYA BANGKOK -SIAM REP VIA KERETA API
Seumur-umur aku belum pernah ngerasain naik KA (kereta api) kelas ekonomi atau commuterline, apalagi di Indonesia. Belum tertarik dulu :D. Rasanya ga sanggub kalau harus berdesakan, saling dorong saat keluar, karena badanku yang kecil dipastikan kalah saat harus bersaing dengan penumpang besar lainnya ;D.
Namuuuuun, stiap orang bisa saja berubah pikiran kaaan ;p, dan aku memutuskan untuk naik KA ekonomi dari Bangkok ke Siam Rep. Alasannya, pertama karena tertarik membaca review KA ekonomi di Bangkok, bersih, luas dan cukup nyaman. Kedua, ini 1-1 nya jenis KA yang tersedia untuk perjalanan Bangkok -Siam Rep ;p . So mau ga mau, memang tidak ada pilihan lain. Itung-itung jadi pengalaman pertama naik kereta api ekonomi ;p
|
KA Kelas 3 |
Bagian dalam KA |
Stasiun Hualamphong |
Tulisan ini bakal menceritakan urutan detail saat kami menyebrang dari Bangkok ke Siam rep menggunakan Kereta Api.
Dari hotel tempat menginap, kami menuju stasiun Hualamphong. Karena ga terlalu jauh, biaya taxi hanya Bath 100. Di stasiun, langsung saja masuk untuk membeli tiket di kounter-kounter yang sudah buka. Tiket Bangkok-Siam Rep Bath 48 + donasi Bath 2 per orang, tapi ga disebut donasi apaan ;p. Ya sudah lah ya.. Ga usah diributin Bath 2 doang ..
Setelah tiket di tangan, penjual akan memberitahu KA akan berada platform berapa. Ga jauh kok, jarak kaunter dengan platform KA. Kebetulan KA yang bakal kami naiki juga sudah menunggu dan ready, jadi bisa langsung naik ke dalam dan memilih tempat duduk. Untuk info aja, di tiket ga ada nomor kursi, jadi bebas memilih mau duduk di mana.
Sudah ada beberapa penumpang yang kebanyakan foreigners. Beberapa dari mereka malah melanjutkan tidur sambil berbaring di kursi keras, tapi kakinya menggantung keluar jendela. KA di sini tepat waktu sesuai jadwal. Bener-bener berangkat jam 5.55 pagi. Hanya saja yang namanya KA ekonomi kelas tiga , ya pasti banyak berhenti di setiap stasiun yang dilewati ;p. Dan stasiun pemberhentian beneran buanyaak ;). Untungnya, penumpang ga pernah sampe berdesakan kayak KA Indonesia zaman dulu sebelum pak Jonan turun tangan :D.
|
Foto Sebelum Berangkat |
Ada yang lucu ketika kereta berhenti di stasiun kedua, matahari sudah mulai terbit. Beberapa ekor ayam jantan berkokok di luar sana, tapi tiba-tiba, ada balasan yang tidak kalah nyaring, melengking dari dalam KA ;p. Resiko naik kereta api murah, beberapa penduduk lokal kadang-kadang ikut membawa serta ternak-ternak mereka. Untung saja kali ini cuma ayam ;p. Aku bersyukur ga duduk deket orang yang membawa ternak. Ngebayangin bau kandang ayam yang menyengat dan kotorannya, jujur mentrigger mabok darat.
Dalam KA, banyak penjual makanan dan minuman berlalu-lalang. Harga makanan dijual sekitar Bath 10 – 20. Sepanjang jalan yang dilalui, viewnya suasana pedesaan Thailand. Hawa lumayan panas, tapi anginnya juga terasa kencang. Belum lagi kipas angin yang dipasang pada langit-langit KA. Honestly, 6 jam perjalanan sambil terus terkena angin begini, bisa dipastikan aku bakal sakit pasti ;p. Dan terbukti benar.
Perhentian terakhir adalah Aranyaprathet Station. Kami turun di sini, langsung disambut oleh banyak pengemudi tuktuk yang menawarkan jasa membawa kami ke POIPET (perbatasan antara Thailand dan Kamboja).
Biayanya sekitar Bath 80 – 100. Jangan mau kalau ditawarin pengemudi tuktuk yang ingin membawa kita ke ‘official Visa office’. Indonesian passport holders don’t need VISA to enter Cambodia. Cukup bilang ke mereka kalau mau ke kantor perbatasan saja.
|
Stasiun Aranyaphrathet |
Di Poipet, penumpang masih harus berjalan sedikit menuju kantor imigrasi Thailand. Dan begitu sampai, antriannya bagai ular naga yang meliuk panjang ;p . Mau tidak mau ya terpaksa antri sambil menahan hawa panas menyengat. Ga ada AC, karena antrian untuk semua orang ada di bagian luar kantor. Jadi petugas akan mengizinkan beberapa orang untuk masuk, sambil menunggu antrian di dalam ruangan kantor berkurang. Begitu seterusnya.
Antrian di luar ruangan Imigrasi Thailand |
Dibagi 2 bagian saja |
Untuk antrian di luar ruangan, masih harus menunggu selama kurang lebih 40 menit, sebelum akhirnya bisa masuk ke dalam. Di dalampun, bukan berarti bisa langsung men-chop passport dengan stempel Thailand. Antri lagi selama kurang lebih 35 menit. Huuufftt…
Keluar dari imigrasi Thailand, kami jalan beberapa ratus meter ke depan (cuaca bener-bener terik saat itu). Bener-bener berharap banget aku bisa ngadem di kantor imigrasi Kamboja. Ternyata ohh ternyata……kantor imigrasi Siam Rep ini kecil, cuma ada 4 counter sempit, dan tidak ber AC 🙁 .
Okay, kalo seandainya antrian tidak ada samasekali, mungkin fine aja, tapi ini antriannya sama panjang kayak waktu antri di Imigrasi Thailand, beib hahaha…. Bedanya, ruangan jauh lebih sempit, dan lebih panas ;p
|
Keringetan, gerah,dekil, tapi masih harus antri di imigrasi ;p |
Entah apa yang diperiksa petugas imigrasi di sini. Aku perhatikan, ada orang yang diperiksa lumayan lama. Please God, make this queueing shorter. It’s getting hotter and hotter here 🙁
Dan akhirnya, setelah 50 menit mengantri (aku bener-bener menghitung waktunya ;p), giliran kami berdua sampai juga. Petugas mencek paspor, mencek form departure/arrival yang harus diisi (dibagikan saat kita mulai mengantri), lalu mereka juga mengambil foto, dan menscan semua jari, lalu urusan imigrasipun selesaiiiii ^o^
Tapi perjalanan masih panjang kawan ;p Keluar dari kantor imigrasi Kamboja, penumpang disambut oleh petugas yang mengarahkan orang-orang ke bus dengan tulisan ‘Poipet Tourist Passanger International Terminal’. Naik saja, dan ini free untuk semua. Shuttle bus ini yang akan membawa kita semua ke terminal satunya lagi. Nah di sana bisa memilih, mau naik Minivan (USD 10 per orang), Bus (USD 9), Shared Taxi (USD 12 per orang) ato mau sewa 1 taxi untuk sendiri (USD 48).
Aku lebih memilih minivan. Supaya ga begitu rame, tapi harga tetap terjangkau. Cuma sialnya, boro-boro nyaman, AC minivan hanya mengeluarkan angin panas .
Info aja, Poipet – Siam Rep bisa ditempuh 2.5 jam – 3 jam. Sepanjang jalan view yang dilihat hanya rumah-rumah kayu dan tanah kosong. Tapi yang bikin takjub, jalanannya lurruuuuusssss kayak penggaris dan sepiii ^o^.
Ngingetin aku suasana jalan dari/ke Aceh – Medan. Bedanya yang ini lebih sepi. Cumaaa, ntah si supir amat sangat berhati-hati, atau dia memang ga buru-buru, atau baru belajar nyupir, minivan hanya digas ga lebih dari 80km/jam. Gosshhhh…….Jalanan gede, lurus, sepi begini, cuma dibawa 80km/jam, kapan nyampe nyaaaa 🙁
Beberapa jam kemudian, kami berhenti di salah satu rest area kecil, memberi waktu para penumpang untuk ke toilet dan minum sesuatu. WARNING buat semua, tempat pemberhentian ini bisa dibilang JAHAT dan LICIK. Salah satu penjualnya, dengan suara cempreng dan muka judes, langsung bilang, kalo kita bisa free make toiletnya tapi harus belanja di toko dia. Dan harga sebotol mineral water kecil, ato cocacola ato 2 iris buah-buahan dalam plastik, masing-masing pukul rata Bath 40.
Yang bikin sebel, suamiku sempet deal harga sebotol minuman + buah nenas, hanya total Bath 40 dengan penjual yang 1 nya. Lalu dia menambah 1 botol cocacola lagi, jadi harusnya Bath 80 dong. Tapi begitu uangnya dikasih ke si penjual cewek judes ini, dia langsung bilang kalo total semuanya Bath 100 !! Kita protes dong. Tapi again, dengan kurang ajar, dia langsung bilang bahwa si penjual cowok itu tidak mengerti harga, jadi harga yang berlaku adalah harga dia!! Akhirnya suamiku mutusin untuk batal beli cocacola, dan hanya mengambil mineral water dan nenas. And you know what that black nasty witch told us? She said, “Ok, you cancel the cocacola, but I’ve to charge you Bath 40. So the price is still Bath 80.”
Inget ya, JANGAN PERNAH beli sesuatu di tempat pemberhentian ini kalo pergi ke Siam Rep lewat darat dari Bangkok. Scammer betul.
But finally, we arrived at Siam Rep ^o^. Kami langsung disambut dengan banyak pengemudi tuktuk yang menawarkan jasa. Kali ini beruntung banget ketemu Kauk (tuktuk driver), yang pada awalnya aku langsung curiga karena dia terlalu ramah dan amat sangat perhatian. You know lah… orang yang terlalu ramah kadang-kadang punya maksud tertentu. Kami putuskan untuk menyewa dia selama di Siam Rep ini.
|
Kauk, supir Tuktuk yang super duper baik hati |
Perjalanan yg panjang, padahal ada rencana mau lewat sana tapi setelah baca tulisan ini, akhir nya aku memutuskan JANGAN DARI BANGKOK 🙁
hihihihi….jujur ya mas, kalo ditanya skr, aku msh mw ga naik KA dr Bangkok ke Siamrep, jawabannya, TIDAK ;p Duhh, ga kuat mas, panas, dan debunya.. Aku ampe tepar balik dari sana.. Mungkin bakal mau, kalo, kantor imigrasinya udh mendingan, dan KA nya jgn yg terbuka gitu deh jndelanya ;p
Kayak nya lewat vietnam aja dech naik bus, atau langsung KL – Siamrep kmrn sempet liat tiket lumayan murah hehehe
Itu tantangan yg seru klo kita seorang backpacker saya suka
Iyaaa..walopun kalo skr disuruh gitu lagi, rasanya2 aku ga mau ngulang hahahah
keren ini ceritanya!! secara cross border poipet ini legend abis!! legend ribetnya hahaha. jadi pengen ngerasain juga
hahahha…keren bagi yg baca mas ;p..Yang ngerasain sendiri, rada kapok hihihihi…
kak, jadwal keretanya itu cuma sekali aja?
trus beli tiketnya harus pada hari H ?
Ke stasiun jam brp ya kalo pagi gitu udah berangkat keretanya :S
win, maaf baru baca… baru buka blog skr aku… itu jdwalnya 2x. jam 5.50 ama 13.05. belinya pas hari H..krn ga mungkin keabisan ;p ekonomi bok. kmrn itu aku brangkatnya jam 5 win dr hotel… ga jauh dan ga macet kok… trpkasa taxi krn mrt baru buka jam 6…
aku niat ke sana tgl 18 ini
happy holiday 😉 Jangan lupa cobain naik kereta api ekonominya kesana ;p..penuh perjuangan 😀
wuih kapan ya bisa liburan seperti mbak.
bisa pasti mas 😉 Yg ptg itu niat ama rajin nabung :D.. Aku selalu gitu kok..kan prinsipku, 11 bulan nabung, 3 minggu ngabisin utk liburan ;p
Walah enak bener.. kapan aku bisa pergi kesana yaa… hehehhee mantap
rasain sesekali naik kereta ekonomi yg pake acara naikin hewan ternak yaa :D…