MENDENGAR MUSIK DI GOA TABUHAN
Seorang teman kantor yang menyarankan untuk singgah ke Pacitan dan melihat Goa Tabuhan, mumpung masih dalam rangka keliling Jawa. Sengaja aku browsing terlebih dahulu apa yang istimewa dari Goa Tabuhan ini. Pacitan memang terkenal dengan sebutan kota 1001 goa, saking banyaknya goa-goa yang ditemukan di sana. Goa Tabuhan, Goa Gong, Goa Putri, ini hanya segelintir dari banyaknya ragam goa yang ditemukan. Tapi karena keterbatasan waktu, kitapun memutuskan hanya 2 goa yang akan kita kunjungi, Goa Tabuhan dan Goa Gong.
Perjalanan ke Pacitan dari Solo memakan waktu kurang lebih 4 jam. Keluar dari kota Wonogiri, jalanan semakin lama semakin jelek. Berkelok-kelok dan berlubang. Sinyalpun sempet hilang beberapa lama. Tapi memasuki kota kelahiran presiden SBY , Pacitan, sinyal dan jalan tiba-tiba berubah menjadi mulus dan lancar ;p. Terutama XL. Hihihihi…mungkin pak SBY juga pengguna provider ini, makanya langsung cling sinyalnya.
Ga begitu susah menemukan Goa Tabuhan. Ada banyak petunjuk jalan mengarah ke goa ini. Penduduk lokal yang ditanya pun tau dan dengan ramah memberitahu kita setiap ditanya. Untuk menuju kesana, kita melewati daerah pedesaan yang masih tertinggal, tapi dengan alam yang masih alami dan hijau di mana-mana. Sejuk ngeliatnya…
Dan begitu sampai di goa ini, aura mistis langsung terasa ;p. Mungkin juga karena goa ini dinaungi pohon Beringin besar yang ntah udah berapa ratus tahun umurnya. Mitos jaman dulukan, pohon Beringin identik ama tempat tinggal para makhluk halus ;p #halah.
Tiket masuk ke goa lumayan murah, hanya Rp 3,000 untuk dewasa, Rp 1,000 anak-anak, dan Rp 10,000 wisatawan mancanegara. Tapi jadi sedikit miris, pas tau kalo pengunjung di dalam hanya kita bertiga saat itu, aku, Raka dan Papa. Pffttt…again, salah satu potensi pariwisata Indonesia yang belum kedengaran gaungnya, kalo dilihat dari jumlah pengunjung yang datang.
Bagian dalam goa gelap, tapi ada guide yang akan membimbing kita masuk ke dalam dan meminjamkan senter dengan bayaran seikhlasnya. Ada banyak sekali stalaktit dan stalakmit di dalam goa. Sebagian masih aktif, terlihat dari tetes-tetes air yang masih terus ada. Panjang goa ini hanya 100 meter. Semakin masuk ke dalam, ada beberapa bagian langitnya yang rendah, sehingga yang masuk harus jalan dengan sedikit merunduk, bahkan membungkuk. Lalu ada juga sebuah ceruk kecil yang dikasih lampu merah kecil, yang ternyata dulunya dipakai sebagai tempat pertapaan oleh salah satu panglima perangnya Pangeran Diponegoro. Gileee, ga bisa ngebayangin ada orang mau bertapa di dalam goa sempit dan gelap begini ;p.
Lalu, di mana keistimewaan goa Tabuhan? Goa ini terkenal karena ada batuannya yang jika dipukul bisa mengeluarkan nada musik. Terletak di bagian depan, dan saat dipukul dengan alat pukulnya semacam palu, memang terdengar suatu nada, yang jika kita tau tempat mana saja yang harus dipukul akan mengalunkan suatu musik. Sebenernya di sana juga ada sekelompok orang (sekitar 12an) yang nantinya akan menyanyi sambil diiringi suara tabuhan dari batu-batu yang bisa berbunyi tadi. Tapi bayarannya mahal, Rp 150,000 untuk 5 lagu. Kita udah langsung males aja denger harga segitu. Ga bisa ditawar pula. Terus orang-orangnya juga ga stand by di tempat. Jadi kalo memang mau mendengar mereka bernyanyi, kita harus bilang dari awal sebelum memasuki goa, dan nantinya akan dipanggilkan.
Kalo menurutku sih, cara yang mereka pakai ga efektif. Suruh aja beberapa orang bersiap, dan ga perlulah menyanyikan sampe 5 lagu begitu. Emangnya aku mau denger konser apa. Cukup 1 lagu ato bahkan setengahnya juga ga apa-apa. Dan dengan bayaran Rp 20,000 misalnya, tapi setidaknya kita udah sempet mendengar nyanyiannya dan suara musik yang dimainkan dari batu. Kalo biayanya cuma segitu, yakin deh pasti banyak yang mau denger keahlian mereka.
Dan keluar dari goa Tabuhan ini, kita langsung disambut dengan deretan penjual sovenir dari batu akik. Bermacam-macam bentuk, dan harga. Aku yang awalnya mengira bakal mahal, lumayan kaget pas tau harga sebenernya, kisaran dari Rp 25,000 – Rp 35,000 untuk brosnya. Langsung deh, napsu belanja yang tadi dikekang langsung menggila, memborong bros-bros, dan gelang dari batu akik ini ^o^
Pasar akik di depan goa Tabuhan |
Aku ngak sempet kemari, waktu nya ngak cukup waktu itu. ternyata cakep juga 🙂
tp jauhhh lbh bgs goa gong mas….
Ohh ternyata di Pacitan..jauh juga.kirain Jabar gitu.
Btw SBY pakenya indosat kok fan. Hahhaha
ihhh indosat malah kacrut di sana ;p…