RESTORAN TAPIAN NAULI, SIBOLGA
RESTORAN TAPIAN NAULI SIBOLGA ~ Dalam perjalanan dari bandara menuju kota Sibolga, kami melewati restoran kecil dengan plang nama TAPIAN NAULI. Saat itu magrib mulai menjelang, kami pun stop di restoran yang terletak persis menghadap laut.
Terlihat dari depan, tempatnya ga begitu luas. Tapi pengunjung bisa makan di bagian bawah, sehingga bisa menatap ke laut lepas ^o^. Sayangnya, karena hari mulai gelap, laut samasekali ga terlihat, kecuali bayangan sinar lampu bergoyang-goyang , menandakan ada perairan di sana 🙂
|
Papan nama restoran Tapian Nauli |
Hidangan yang dijual, disajikan macam di restoran Padang. Apa yang dimakan, itulah yang dibayar. Bedanya, menu di sini semua khas Tapanuli .
Ada daun ubi tumbuk, 3 macam gulai dengan ikan yang berbeda (tapi jujurnya aku ga tau itu ikan apaan), juga ada tongkol goreng, gulai labu, ikan panggang pacak, kepiting goreng, ga ketinggalan juga sambel merah.
|
Berbagai menu: gulai ikan, daun ubi tumbuk, gulai labu, sambel merah, panggang pacak,dan ikan goreng |
Berhubung aku ga doyan gulai ikan, jadi segala macam gulai ga aku sentuh ;p.
Daun ubi tumbuk, sebenernya oke, tapi sedikit terlalu asin. Cuma karena dimakan dengan nasi, rasa asin bisa ditutupi. Ini salah satu makanan khas Sumatra Utara. Daun ubi yang ditumbuk halus, lalu dimasak dengan bumbu yang kaya rempah. Love the taste.
Lebih enak lagi jika ditambahkan kincong atau kecombrang, semacam sayuran berwarna merah, dan biji rimbang. Wangi kincong yang khas, dan biji rimbang renyah, ngasih sensasi tersendiri saat dikunyah.
Gulai labu manis, enak. Namun karena rasanya manis, aku ga begitu doyan ;p
Lauk lain yang lumayan suka, ikan tongkol goreng dan sambel merah. Ikan digoreng garing, dengan sedikit rasa asin. Tapi sambelnya, juara favoritt ^o^. Mantebhhh, pedes banget. Cabe Sibolga emang terkenal karena rasanya pedas menyengat. Keringetan abis makan menu yang satu ini.
Kepiting goreng. Jika ada pemenang di antara semua menu, kepiting goreng pasti juara pertama ;). Memang sih ukurannya belum bisa ngalahin kepiting Papua jumbo yang dulu sering dibawa papa. Tetep saja, kepiting Sibolga ini lumayan gede, dagingnya padet, banyak dan terasa manis!!
Digoreng dengan kremes-kremes gurih, membuat nasi terasa lebih enak. Sayangnya nih, si pemilik warung ga punya penjepit kepiting, supaya capit-capitnya yang montok bisa dikorek juga. Kasian gigiku kalo harus ngegigitin cangkang kepiting yang keras begini ;p
|
Kepiting goreng yang rasanya manisss 😉 |
|
Dagingnya padet dan tebeelll ^o^ |
Keunikan dari warung TAPIAN NAULI, terletak pada cucian tangan atau kobokan. Si pelayan meletakkan botol berisi air di pinggir meja, dan beberapa mangkok kecil. Kalau ga ngeh, orang akan mengira itu minuman air suam untuk diminum ;p. Padahal kami harus menuang sendiri air di botol itu ke kobokan buat cuci tangan.
|
Air kobokan yang dikira air minum ;p |
Cara ke-2, mereka menyediakan galon dispenser, yang lagi-lagi, pasti bakal dikira air minum untuk para pengunjung. Ternyata yang dimaksud, tamu-tamu bisa mencuci tangan mereka menggunakan dispenser ;p. Di bawahnya ada semacam ember untuk menampung air kotor.
Sayangnya, kami datang saat malam. Mungkin rasanya akan berbeda saat makan di sini ketika cahaya terang, dan pemandangan laut terlihat jelas terlihat dari dalam warung 😉
|
Bayangan cahaya lampu di belakangnya, menandakan ada laut di sana 😉 |
|
Bagian dalam restoran yang kecil, tapi bersih |
Gak salah sy pilih rumah makan ini waktu ke Sibolga, lokasi di tepi jalan tepi muara sungai, makanannya mantap, seafoodnya enak, daun ubi tumbuk yg sy idam2kan sejak lamapun jg tersedia, tdk sia2 jauh2 dari Bekasi datang ke Sibolga.
aku jd kangeeen pgn kesana lagi 😀