WISATA MYANMAR: SETENGAH HARI DI YANGON, BISA KEMANA AJA? ~ Ketika di Yangon, aku yang memang sedari mula udah males bikin itin, mutusin untuk pesen half day trip melalui beberapa OTA, salah satunya KLOOK.
Ada 1 trip yang sepertinya menarik, karena bisa mengunjungi beberapa lokasi wisata sekaligus, menggunakan mobil dan guide. Harganya saat itu Rp650,000 PER ORANG.
Awalnya sempet berfikir ini agak mahal, tapi begitu tahu pesertanya hanya 4 orang, dan kendaraan yang dipakai Alphard, aku langsung berubah pikiran dan menganggab ini worth to buy siiih hihihihi ;p
Seperti wisata snack sebelumnya yang meeting point ditentukan di area Mahabandula park, kali inipun kami janjian ketemu dengan guide di monumen perdamaian Mahabandula, pukul 2 siang.
Itu panasnya ampuuuun dah. Sampe mikir, aku kesambit apaan sih, bisa-bisanya milih jam ngetrip di saat matahari sedang garang-garangnya, sementara aku bela-belain ke kantor jam 5 pagi demi ga kena panas ;p . Tapi ya ituuuu, pas tahu mobilnya Alphard dan pendinginnya menyala sempurna, pikiran yang judeg langsung ikutan adeeeeem ;p
Trip yang ini, jangan ditanya nama guidenya siapa, karena aku jujurnya lupa, secara rada belibet diucapin ;p. Tapi yang pasti cara dia menjelaskan tempat-tempat wisata, gampang dimengerti karena didukung bahasa Inggris yang fasih.
Salutnya lagi, si mbak cepet banget bisa menebak aku dan Raka saat bertemu di Monumen Perdamaian, hanya karena Raka yang saat itu memakai longyi , tapi juga menggunakan sneakers, yang mana kalo cowo lokal hampir tidak mungkin memakai sepatu begitu ;p.
Biasanya nih, kalo orang lokal hanya memakai sendal ketika mengenakan longyi hahahahaha. Tajem juga matanya…
Dan…. ini diaaaa, 3 lokasi yang sempet kami datangin selama setengah hari wisata di Yangon Myanmar.
1. PAGODA CHAUKHTETKYI & PATUNG BUDHA BERBARING
Bukan kali pertama aku melihat Budha tidur ato berbaring . Sebelumnya pernah lihat yang di Bangkok Thailand. Aku bisa dibilang penyuka patung, terutama yang ukurannya besar / tinggi seperti ini.
Kalau menurut si mbak guide, pose patung Budha yang sedang setengah berbaring ini disebut sedang relaxing, karena tangannya menopang kepala dan matanya terbuka.
Ada lagi yang disebut Nirvana pose, jika matanya terpejam. Penjelasan dari guide sih lengkap banget waktu itu, akunya aja yang lupa saking kebanyakan foto ;p.
Patung Budha berbaring , sebelum digantikan dengan yang sekarangy
Patung Budha di kuil Yangon Myanmar ini ga termasuk yang paling besar, tapi masuk dalam rekor nomor 5 TERPANJANG.
Terbuat dari brick, tapi matanya dari kaca dan alisnya dibentuk dari bulu supaya terlihat natural. Kuilnya sendiri ga terlalu besar, dan pengunjung saat itu ga rame. Jadi aku lumayan enak ambil beberapa foto tanpa bocor. Kebanyakan yang datang malah turis-turis asing yang juga didampingi guide.
Di kuil ini ada juga patung seorang dermawan yang sangat dihormati karena banyak mendonasikan uangnya untuk pembangunan kuil. Namanya Sir Po Tha, gelar SIR diberikan oleh British goverment pada tahun 1927.
Patung Sir Po Tha
Biasanya setelah berdoa di depan patung Budha berbaring, para peziarah juga berdoa di sudut lain dari kuil di mana terdapat 8 patung budha kecil , yang didampingi beberapa binatang berbeda. Jadi binatang-binatang ini melambangkan hari lahir mereka.
Kenapa ada 8 patung dan bukannya 7 kalo melambangkan hari lahir? Karena di kepercayaan mereka, khusus untuk hari RABU dibagi menjadi 2, Rabu siang dan Rabu malam. Jangan tanya kenapa, embuuh aku ga ngerti ;p. Si guide juga ga menjelaskan kenapa, pokoknya udah begitu aja dari zaman dulu ;p.
Patung budha dengan binatang sesuai hari lahir
Yang lahir di hari Minggu, binatang yang menaungi, Burung Garuda
Hari lahirku yang jatuh di hari Minggu, dilambangkan dengan burung Garuda. Klop banget ama lambang negara sendiri 😀 . Untuk peziarah lokal yang sedang berdoa, mereka nantinya akan menyirami si patung Budha beberapa kali, sesuai dengan hari lahir masing-masing, dengan air yang sudah disediakan.
2. TAMAN KANDAWGYI
Selesai dari kuil, kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan untuk minum teh terlebih dahulu sambil ditemani sepiring Nan. Ini udah termasuk dalam budget yang kami bayar.
Aku tuh lebih suka milk tea nya Myanmar , karena ga terlalu manis, ada sepet-sepetnya. Dua turis asal Jerman yang ikut bersama dalam rombongan juga bilang mereka suka dengan milk tea di Myanmar.
Selepas minum teh, baru menuju objek sight seeing Yangon Myanmar selanjutnya, Taman Kandawgyi. Jujur sih ga banyak yang bisa dilihat di taman ini. Sebenernya taman biasa doang, tapi lumayan gede, dengan jalur jogging di sepanjang taman, beberapa alat gym dipasang, tempat main anak-anak, dan ada danau buatan yang lumayan besar. Itu doang …
Tapiiii, pemandangannya lumayan bagus, apalagi di sebrang danau ada kuil keemasan yang lumayan cakep untuk jadi background foto :D. Kami ga lama di sini, palingan hanya sekitar 40 menit ato kurang , lalu kembali ke mobil dan menuju Pagoda terbesar di Myanmar, Shwedagon.
3. PAGODA SHWEDAGON
Pagoda terbesar di Myanmar, Shwedagon, dan bisa kliatan dari banyak tempat di Yangon. Kalau malam pagoda ini seperti bersinar karena kilauan emas yang menutupi seluruh stupanya. Para pemeluk agama Budha pasti akan menyempatkan datang kemari untuk berdoa dan ziarah, layaknya muslim datang ke Mekkah dan Madinah.
Saat datang, sepatu wajib dilepas dan disimpan di loker yang disediakan. Semua pengunjung dapat sebotol air mineral dan masker. Karena waktu kami datang di akhir February , Corona sudah mulai menyebar, suhu tubuh semua orang diukur sebelum diizinkan masuk ke dalam.
Pagoda Shwedagon ini setinggi 98 meter, dan yang bikin takjub, di puncaknya digantungi lebih dari 8000 berlian, topaz, rubi, emas dan banyaaaak perhiasan berharga. Orang-orang yang sedang melihat-lihat di bawah, pasti akan mendengar denting merdu karena gesekan perhiasan dan batu-batu mahal di atas.
Di waktu-waktu tertentu, para biksu terpilih akan berjalan di area stupa yang terlarang untuk pengunjung, seraya memeriksa apakah ada perhiasan atau batu berharga yang jatuh ke bawah karena angin atau hal lainnya.
Di puncaknya, banyak digantungi periasan lebih dari 8000 buah!
Foto jarak dekat perhiasan yang dipasang di atas stupa
Selain pagoda bersepuh emas, ada banyak patung Budha raksasa yang bisa dilihat. Satu yang menarik perhatianku, patung Budha besar dengan kipas raksasa yang sesekali diayun oleh para peziarah, untuk mengipasi sang Budha.
Rumbai di atas kepala Budha, dihubungkan oleh tali yang bisa ditarik oleh peziarah, untuk mengipasi Budha
Menjelang matahari terbenam, Shwedagon lebih cantik lagi untuk dilihat. Ga heran, semakin sore, tempat ini semakin ramai.
Menghabiskan waktu sekitar 1.5 – 2 jam di pagoda ini, cukup bangetlah untuk melihat seluruh bangunannya. Setelah puas mengambil banyak foto dan diceritakan sejarah detil dari pagoda oleh guide, kami semua diantar kembali ke Monumen Perdamaian.
Saling mengucapkan salam perpisahan dengan guide dan 2 teman baru dari Jerman yang ikut trip ini, lalu memberikan tips untuk si mbak dan supir, karena aku puas sih dengan service yang diberikan :D. Sebanding dengan harga yang harus dibayar.
Mungkin next time kalo bisa kembali mengunjungi kota-kota lain di Myanmar, aku bakal booking trip begini lagi melalui OTA. Enak, ga capek, tinggal ikut kemana si guide membawa ;p.
Para relawan yang membantu membersihkan pagoda setiap sore
CREAMENO
Thank you mba Fani tulisannyaaa 😀
Jadi tau kalau ternyata ada patung buddha rebahan di Myanmar, hehehe soalnya saya nggak pernah cari tau soal patung-patungan dan lately jadi interest mau lihat patung buddha setelah baca tulisan perjalanan salah satu teman blogger yang habis lihat patung buddha rebahan di Thailand :)) dan saya jadi tau juga kalau di pucuk Shwedagon Pagoda ada banyak batu berharga :O soalnya saya pun belum pernah masuk area Shwedagon Pagoda karena waktu itu panas jadi malas.
By the way, harga 650k/orang worth banget kalau naik Alphard mba, sudah begitu nggak perlu umpel-umpelan dengan banyak turis lainnya ehehe. Jadi nggak sabar tunggu cerita berikutnya 😀
06 April 2020 ● 05:51Fanny Fristhika Nila
Patung Budha rebahan ini kayaknya memang banyak yaa trutama di negara yg mayoritas Budha. Walopun ada yg matanya terpejam Ada yg terbuka :).
Nth Napa ngeliat patung2 raksasa gini aku slalu suka mba. Kyk berasa megah aja. Akupun jd tau Krn diinfoin Ama guidenya kalo dipuncak kuil ada banyak perhiasan. Salut pas masangnya :p.
20 April 2020 ● 23:58Mugniar
Hm … kalau yang seperti ini mungkin istilahnya “wisata religi”, ya, Mbak? Kecuali bagian tamannya ya.
06 April 2020 ● 10:09Jadi ingat di Makassar anak-anak komunitas sejarah bikin acara jalan-jalan ke bangunan-bangunan tua sembari menceritakan sejarahnya. Beberapa di antaranya adalah bangunan milik orang China, seperti klenteng dan rumah abu.
Fanny Fristhika Nila
Hahaha beneer mba. Wisata religi tp eksplor kuil Budha ;). Lumayan jd tau banyak jg ttg sejarah dll nya.
21 April 2020 ● 00:00Ria
Nama2 tempatnya bikin lidah keseleo ya, pantes aja jd rada2 susah inget wajah tour guide-nya. Kl lewat klook gitu, apa bisa pesan agar dpt tour guide tertentu? Kyknya yg kamu ceritain oke bgt tuh service-nya
06 April 2020 ● 16:08Fanny Fristhika Nila
Sayangnya ga bisa mba. Soalnya klook jg nerusin ke provider lokal. Naaah dr provider lokal itu baru kontak kita 1 hari sebelum hari H. Malah ada yg loakl provider ga inform samasekali. Jd bnr2 ga bisa minta mau Ama yg mana. Kecualiiii ada kontak lgs ksana sih
21 April 2020 ● 00:02Nasirullah Sitam
Kalau dilihat sekilas, mungkin yang taman itu hanya sebagai tambahan mbak.
06 April 2020 ● 16:17Tapi menarik sih ketika pemandangannya ada kuil yang bisa diabadikan. Jadi duduk santai sambil motret kuil, apalagi kalau ada momentum yang naik sampan di sana.
Fanny Fristhika Nila
Ternyata kata mas teguh yg prnh ksana, itu restoran mas, bukan kuil hahahahah. Aku kirain kuil.
Tamanny hanya sekedar utk nunggu waktu supaya di kuil shwagedonnya ga kelamaan nunggu sunset :p
21 April 2020 ● 00:03Jalan-Jalan KeNai
Sebetulnya saya lumayan takut sih kalau lihat patung gede-gede begitu. Tetapi, kayaknya kalau ke Yangon, sayang juga ya kalau gak mampir lihat pagoda 🙂
06 April 2020 ● 18:17Fanny Fristhika Nila
Kebalikan kita mba :p. Aku malah seneeeng liat patung2 ukuran raksasa gini. Berasa hidup hahahah.
21 April 2020 ● 00:12Dira Indira
Kak Faaaanny…kalian udah kayak orang Myanmar dech Kaak.
Bagus-bagus yaaa tempat ibadahnya, wisatawan boleh masuk yaa Kak. Next mau baca wisata kulinernya aaaah.
06 April 2020 ● 20:18Fanny Fristhika Nila
Boleeeh. Tp palingan ada bbrp area yg memang terlarang utk turis mba ;). Diksh tanda kok mana yg bisa kita masukin, mana yg ga
21 April 2020 ● 00:15Hastira
keren2 arsitektur bangunannya , megah dan mewah
07 April 2020 ● 02:34Fanny Fristhika Nila
Beneeer mba. Ga bosen liatnya
21 April 2020 ● 00:17Gustyanita Pratiwi
Mba faaaan, lanjut egein tentang myanmarnya aseeeg aseggg
Aku kalau ingat mahabandula ingat blog mba creameno hihihi
Ngakak aku mb fan pas baca begitu tau naiknya alphard seketika 600 rebuh kali 2 dijabanin walau kumpul di mahabandulanya pas panas-panas matahari di atas kepala, wakakka, padahal klo ngantor dibela belain ga kena matahari, ini kok aku banget ya, aku juga takut item ahhahahha
Oiya bener sih kalau turis biasanya fesyennya bakal beda dengan yang local, jadi karena pakai sneakers kelihatan deh pak suami dikau ya mb fan jadi ga cari carian ama guidenya. Ngomong2 berarti klo lewat ota gitu booking online terus ntar kita ga tau dia akan mandu berapa orang gitu ya, kalau privacy tanpa ada rombongan lain bisa ga, aduh kok aku kadang pengen ya jalan bedua doang ma pak su, hahahhahahahah, kangen jalan beduaaa
Eh aku juga suka kalau lihat tempat wisata yang ada bangunan tinggi dan besarnya, berasanya kayak takjub gitu
Btw aku salfoks sama bagian mata patungnya, ternyata terbuat dari kaca ya. Indah banget pengambilan fotonya mb faaaan, serasa kayak aku diajak tur juga
Klo yang rabunya dibagi jadi 2, aku malah jadi penasaran filosifi apa yang ada di baliknya
Yang hari lahir ada simbolnya, kalau aku kan selasa tuh simbol binatangnya kira2 apa ya?
Sama itu tuh, yang bagian puncak stupa ada berliannya oh em G…itu kok bagus amat ya, tapi ga boleh dimasukin kan ini ya…
Tinggal nungguin kuliner di hari selanjutnya nih, stay tune deh aku hihihi
07 April 2020 ● 11:34Fanny Fristhika Nila
Niiit, aku lupa binatang yg melingkupi HR Selasa hahahaha. Aku cuma inget yg sesuai hari lahirku :p.
Perasaan sih yg di klook ada deh disediain mau yg private ato join Ama org lain. Tp ya itu, jd jauuuh LBH mahal hahahah. Makanya aku g ambil .mnding yg join Ama turis lain. Berdoa aja yg ikut ga banyak, jd berasa private not :p
Kalo yg ttg Rabu kenapa dibagi 2, itu msh misteri sampe skr :D.
Ga kebayang yaa kalo bangunan di indo ada yg digantungi perhiasan mahal sebanyak itu. Mungkin lgs raib pelan#. Secara netizen +62 banyak yg jago manjat. Manjat pinang dilumuri minyak aja bisaa ;p
21 April 2020 ● 00:10Rudi Chandra
Kalo di Sumatera Utara ada replika dari Pagoda Shwedagon ini, tepatnya di Taman Alam Lumbini, Berastagi dan aku udah pernah ngunjunginya.
Tapi abis baca kisah ini, jadj pengen liat Pagoda Shwedagon yang asli di Yangon sana.
07 April 2020 ● 16:18Fanny Fristhika Nila
Naaah iyaaaa yg di Berastagi itu kembarannya mas. Aku prnh ksana tp LG tutup Krn gunung Merapi ya wkt itu sedang erupsi. Jd kuilnya di tutup. Aku cuma foto dr luar
21 April 2020 ● 00:06anies
antara tempat yg sy dah buat iti untuk pergi. siap dengan budget naik public transport selepas kami balik dari cambodia. tapi tak jadi pergi. then datang covid. musnah harapan saya nal complete melawat semua negara ASEAN sblm 2023
25 Maret 2023 ● 22:59Fanny Fristhika Nila
Fanny bersyukur sangat sempet pergi lagi Feb 2020. Sebulan kemudian COVID masuk Indonesia 😅.
Untungnya semua negara Asean Fanny sudah, cuma tinggal Timor Leste dan Papua Nugini 🤣🤣. Tapi dia kan bukan negara Asean. Cuma masuk Asia tenggara.
Menyesaaaal sangat, waktu timor Leste masih bagian dari indonesia tak ada niat kesana. Sekarang dah lepas, jadi mahal tiketnya 🤣
Papua Nugini juga. Apalagi masuk kesana tak gampang. Walopun berbatasan dengan Papua Indonesia, tapi Krn masih ada konflik jadi kita tak bisa masuk dari situ. Hrs dari Australia 🤣🤣🤣
27 Maret 2023 ● 10:47Titik Asa
Mbak fotonya keren-keren, jadi bikin saya merasa ada disana nih.
Patung Budha berbaring besar banget ya Mbak. Pantas juga banyak turis yang terpesona melihat patung tersebut.
Dan Pagoda itu…indah banget ya Mbak.Warna kuning keemasannya benar-benar memesona.
Salam,
07 April 2020 ● 18:57Fanny Fristhika Nila
Iyaa patung2 Budha di sana itu ukurannya raksasa semua. Aku suka sih ngeliat patung2 besar gini. Ngebayangin pas dibikinnya.. kalo pagoda nya juga bgs2. Org Myanmar ga ragu ngeluarin banyak uang utk membuat kuil begini
21 April 2020 ● 00:05Rivai Hidayat
Ikut tour kata kayak gini memang menyenangkan karena kita bisa mendengarkan cerita langsung dari orang lokal. Pasti ceritanya lebih lengkap dan unik. Mungkin ga bisa ditemukan di artikel online.
kalau lahir hari senin digambarkan dengan hewan apa mbak? aku lahir di hari senin 😀
08 April 2020 ● 09:31foto senjanya bagus mbak. Bisa dikasih judul menikmati senja di Pagoda Shwedagon
Fanny Fristhika Nila
Jujurnya lupa mas :p. Aku cuma inget yg hari lahirku ajaaa hahahah. Aku tergantung mood memang kalo nyusun itin ini. Biasanya sih aku slalu rajin bikin itin sendiri. Tp adakalanya males, dan LBH milih pake open trip aja .malah biasa jauh LBH murah gini drpd pergi sendiri.
20 April 2020 ● 23:33Blogger Medan - Ririn Wandes
Menarik banget yah mbak jalan-jalan keliling kota naik Alphard. Kirain sebelumnya naik model tuktuk gitu,kalo naik mobil mevvah gini mah udah worth it lah yah. Sangat ingin sih aku pergi ke Yangon tapi kemaren sempet dibilang kalo sendirian rada susah juga. Btw, misalnya kita mau ikut menyirami juga boleh kan mbak bukan harus yang warga lokal aja gitu.Hmm,lumayan banyak juga nih tempat yang bisa dikunjungi yah,next time aku mau berkunjung kesana tapi pengennya ada yang menemani a.k.a punya suami,wkwkwwkkw
08 April 2020 ● 20:33Fanny Fristhika Nila
aku rasa traveling solo ke sana ga sulit mba.. krn walopun negaranya begitu, tp transportasi gampang, apalagi utk luar kota… bus nya bagus… walopun aku blm prnh coba.. tp itu menurut temen yg udh keluar kota sellain yangon… kamu pasti bisa laaah.
boleeeh, mau ikut nyiramin patungnya ga dilarang :D.
19 April 2020 ● 22:30arenapublik
ahh tempat ini… pngen bsa ke thailand dan ke sini hehe. keren banget mba
08 April 2020 ● 21:02Fanny Fristhika Nila
Semoga suatu hari nanti bisa ya mas. Dijamin ga nyeseeel 🙂
20 April 2020 ● 23:33inia
pertama kirain cat warna emas, tapi setelah baca paragraf selanjutnya berlian, waduh! gak kebayang berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk pembangunan ini hihi
08 April 2020 ● 22:24Fanny Fristhika Nila
mungkin karena mayoritas di sana Budha kali yaaa. jadi buat mereka membangun tempat ibdah seperti itu, masih wajar2 aja 🙂
19 April 2020 ● 22:32Agus Warteg
Emang lebih enak datang ke pagoda Shwedagon pada sore hari ya mbak, soalnya selain adem juga pemandangan nya indah seperti di foto.
Wah kesananya bulan Februari 2020, pasti agak repot ya karena virus Corona saat itu sudah mulai ramai biarpun belum separah sekarang.
Ngomong ngomong disana banyak yang pakai masker ngga? Kalo lihat fotonya sih sepertinya tidak ya.😊
09 April 2020 ● 08:47Fanny Fristhika Nila
corona wkt itu udh mulai ada. tp memang di myanmar msh nol yg terdeteksi.. makanya aku ga cancel planning kesana… dan bener mas, msh dikiiit bangte org yg pake masker
19 April 2020 ● 22:34Agus Warteg
Oh ya, enak juga ya mbak Fanny trip nya pakai Alphard, apalagi harganya cuma 650 ribu per orang dan semobil cuma 4 orang. Sudah ada supir dan guide nya pula, boleh tuh Alphard nya disewa ke Jakarta. 😁
09 April 2020 ● 08:49Fanny Fristhika Nila
hihihihihi, padahal aku kira kendaraannya bakal minivan biasa ;p
19 April 2020 ● 22:33Riza Alhusna
Gw dulu ke Myanmar malah belum pernah masuk sini, wkwkwk
Jaman dulu gw ke sono Myanmar masih jadul banget mbak. Tiket berapa sih ke sono?
09 April 2020 ● 11:59Fanny Fristhika Nila
aku lg beruntung pas airasia promo gede… PP berdua cuma 1.2 jt wkwkwkwkwkw. langsung bungkuuuuuus ;p
19 April 2020 ● 22:26Nurul Sufitri
Mantap bener jalan2 setengah hari di Yangon, Mbak Fanny. Worth to buy lah 650K cuma 4 orang dan pakai Alpard 🙂 Itu patung Budha gede banget ya lagi bersantai, ada telapak kakinya juga. Btw lucu juga ya ada pembagian 2 hari di Rabu, siang dan malam. Bisa pas gitu deh hari kelahiran mbak di Minggu trus lambangnya garusa. Padahal lanjutin aja jadi seharian ya ya enak serasa privat gitu hihihihi.
09 April 2020 ● 14:47Fanny Fristhika Nila
sampe skr aku msh ga ngerti kenapa hari RABU dibagi 2 mba, masih misteri itu hahahaha
19 April 2020 ● 22:27thya
wah, exclusive dong mba cuma 4 orang. naik alphard pula. hihihi.. btw, mbaa.. aku malah takut liat patung besar2.. hihi #cupu..
ohya, mba fanny berarti gak travelling2 dulu dong sementara ini karena ada wabah ya.. huhu..
semoga masih banyak stok cerita traveling nya mbaa, biar aku bisa puas baca.. hehehe
09 April 2020 ● 15:20Fanny Fristhika Nila
Iyaaaa aku stop dulu jalanm banyak trip yg terpaksa aku cancel. Skr ini ada 1 trip ke Iran bulan sept dan staycation di salah satu hotel JKT bulan sept akhir. Moga2 ga cancel. Udh sakaw banget pgn kluar mba 🙁
20 April 2020 ● 23:34Reyne Raea
Waahh September, masih lama sih Mba, semoga bisa ya, optimis vaksinnya segera ditemukan atau virusnya bisa menghilang segera.
Banyak banget tuh yang terpaksa cancel tiketnya.
27 April 2020 ● 15:38Kalau dikembalikan dananya nggak terlalu ngenes ya, kalau hangus tuh nggak asyik banget 😀
Fanny Fristhika Nila
Hahahaha berdoa aja nih aku. Tp dr pihak travelnya udh janji bakal refund sih, at least ganti Ama voucher senilai itu, yg bisa dipake utk book trip saat kondisi udh aman. Aku sih ga masalah, yg ptg ada gantinya aja 😀
03 Mei 2020 ● 22:59Himawan Sant
Ekspresi patung Budha tidurnya manis ya, kak 🙂
Senyumnya terlihat sumringah.
Rada kaget lihat si patung dermawan mister Po Tha …,soalnya mirip banget kayak orang asli.
09 April 2020 ● 21:11Dalam hati sempat mikir ‘Loh, orang kok ditaruh dikaca gitu sih ?’ ,wkkkk .. ngacolah ternyata mata saiaaa 😅🤭
Fanny Fristhika Nila
Hahahahah kita samaaa kok masm aku jg kaget pas liat pertama. Kukirain org beneran :p
20 April 2020 ● 23:36Himawan Sant
😅😅😅😅
24 April 2020 ● 18:20Hahahaaha ..
Mata kita telah tertipu sodara-sodaraaa ..
anies
betul ke yang warna emas tu diperbuat daripada emas? atau sekadar warna painting semata?
26 Maret 2023 ● 08:58Fanny Fristhika Nila
Kalo menurut mereka itu beneran emas kak 😅. Wallahualam benar atau tak 🤣
27 Maret 2023 ● 10:43Reyne Raea
Kalau nggak salah ekspresinya patung Budha itu rata-rata manis ya, memang dibuat gitu atau melambangkan gitu kali ya 😀
Kan konon memang melambangkan kedamaian ya 🙂
27 April 2020 ● 15:36Fanny Fristhika Nila
Serem juga kalo pasang muka jutek Rey :p. Kan menggambarkan kedamaian dan welas asih :D. Makanya pasti digambarkan manis dan lembut 😀
03 Mei 2020 ● 22:59Reyne Raea
wakakakakakaka, tapi saya penasaran loh Mba, kali aja kayak patung-patung China, ada panglima dengan wajah sangar gitu 😀
06 Mei 2020 ● 15:50Fanny Fristhika Nila
Hihihi.. ga laaah, kalo utk rumah ibadah pasti yg muka baik dan mendamaikan semua :p. Takuuut mau ibadah kalo serem2
17 Mei 2020 ● 23:48Maria G
Ya ampun cantik banget, kakakku pernah jadi guide tapi saya ngga tertrik
10 April 2020 ● 20:45Sesudah baca tulisan ini jadi mupeng
Nabung ah, semoga bisa kesana
Thanks reportasenya ya
Fanny Fristhika Nila
Aamiin semoga nnati bisa kesini jg mba 😉
20 April 2020 ● 23:37Reyne Raea
Mba, ini mirip banget dengan postingannya Mba Ainun, tapi dia di Thailand qiqiqiqi, emang mirip ya kuilnya?
Kalau menurut saya ini mah worth it banget, 650ribu, naiknya Alpard, di tengah matahari terik yang saya baca aja udah mau migren rasanya hahaha.
lagian banyak banget lokasinya, dan puas banget datang ke sebuah tempat dan tahu langsung ceritanya dari guide nya.
Btw kenapa nggak pakai sandal sekalian tuh? qiqiqiq, biar persis kayak orang lokal beneran.
Etapi, pakai sarung gitu, apa nggak terbang-terbang Mba pas jalan-jalan ke tempat wisata gini? 😀
Oh ya btw di Mojokerto ada patung Budha tiduran juga loh, tapi kayaknya nggak segede itu, dan kurang terawat dengan baik kayaknya deh 😀
Di sana soalnya banyakan pemeluk agama dari patung tersebut ya, jadinya lebih terawat, apalagi memang jadi tempat wisata yang terkenal.
tapi serius loh, kok mirip Thailand ya? terutama dengan gold di mana-mana itu 😀
11 April 2020 ● 12:08Fanny Fristhika Nila
Kalo mirip mungkin Krn sama2 Budha sih Rey. Jd kuil dan patung2nya mirip. Walopun kalo aku bilang LBH suka Ama kuil2 Thailand sih Krn LBH berseni :D.
Kita baru tau org lokal ga prnh pake sepatu pas pake longyi Krn diksh tau itu :p. Tp lagian si Raka jg ga bawa sendal :p.
Ih sayang banget kalo patung yg di Mojokerto itu ga terawat. Tp memang sih pas aku cek dr google kyk kusam yaaa :(. Padahal kan itu bisa menarik turis
20 April 2020 ● 23:40Reyne Raea
hehehe iya ya.
Bahkan jadinya kan membandingkan dengan yang terkenal di sini atau Thailand, lalu patung di Mojokerto itu kayak versi upik abunya hahaha.
Sayang aja sih ya, setidaknya dirawat biar makin cantik, toh juga bisa menarik wisatawan, meski nggak sebesar di sini sih ya 🙂
25 April 2020 ● 15:00Fanny Fristhika Nila
Aku hrs datangin tuh patung yg di Mojokerto kalo ntr road trip Jawa lagi.
Masa patung Budha tidur di Thailand dan Myanmar udh, tapi di negara sendiri malah belum 😀
03 Mei 2020 ● 23:11Reyne Raea
Lah serius Mbaaa? saya udah pernah sih tapi duluuuu banget waktu masih single.
Semoga nantinya setelah pandemi ini wisata di negara kita semakin berbenah lagi ya, sedih sih kayaknya wisata lumpuh total nih, kasian juga para rental mobil, guide dan semacamnya.
saya jadi memikirkan, sepertinya roda yang bakal berputar kencang duluan saat pandemi ini berakhir ya sektor pariwisata 🙂
06 Mei 2020 ● 15:53Fanny Fristhika Nila
Tapi kemarin aku baca , masa ya virus ini bakal dalam monitor diperkirakan sampai 5 THN ke depan :(. Sedih sih itu bacanya Rey. Aku jd ga yakin traveling bakal bisa normal kayak dulu dlm waktu Deket. Apalagi Indonesia termasuk yg penanganan untuk wabah ini ga terlalu strick. Negara lain mungkin takut untuk mau menerima turis dari Indonesia. Kurasa bakal dipersulit segala macam syarat untuk bisa masuk, bukan cm masalah visa, tp lain2nya 🙁
17 Mei 2020 ● 23:50Kresnoadi DH
Gila dong 8000 batu-batuan mahal digantung gitu ajaaa. pas awal aku nggak kebayang segede apa si patung budha tiduran ini. Soalnya pernah ke pagoda yang di Semarang buatku udah gede banget itu patung. Ternyata pas ada fotonya dan cuma keliatan semuka aja langsung “Waduh. ternyata emang panjang.” Hehehe.
11 April 2020 ● 13:10Fanny Fristhika Nila
Hahaha akupun kdg ngebayangin kalo itu perhiasan dipajang di bangunan di Indonesia, mungkin bisa hilnag. Secara yaaa banyak ahli panjat pinang di +62 ini :p
20 April 2020 ● 23:42Reyne Raea
hahahaha ngakak 😀
06 Mei 2020 ● 15:54Kayaknya kalau monas nggak dijaga juga bisa hilang emasnya hahahaha
Fanny Fristhika Nila
Apa sih yg netizen 62 ga bisa lakuin :p.
17 Mei 2020 ● 23:59Mei Wulandari
Itu guidenya jeli amat sampai bisa ngenalin Mas Raka hanya gara2 pakai sneakers hahahahaa. Aku juga mau sih kalau naik ALphard ya mba, apalagi adem jadi meski terik matahari mayanlah bisa mendinginkan kepala.
11 April 2020 ● 20:10Jujur aku kalau lihat patung Buddha segede itu pasti langsung melongo ya ampun takh=jub gitu loh.
Fanny Fristhika Nila
Iyaaa matanya tajem juga :p.
Aku pun ga prnh ga takjub kalo melihat patung2 raksasa gini Mei. Kebayang aja pas bikinnya gmn 😀
20 April 2020 ● 23:43Adie Riyanto
Walah, maharani banget ini mbak 650 rebana. Hehehe. Sebenernya Oktober 2018 aku mau ke sini. Udah booking tiket jauh2 hari, lalu dicancel karena ada diklat dari kantor yang jadwalnya pas banget aku harusnya ke sini.
Mungkin nanti kalau heboh2 corona ini udah berakhir, aku akan mengkhatamkan Asia Tenggara dengan mengunjungi Myanmar. Kurang ini doang nih. Dan pastinya Swedagon ini masuk bucket list banget.
Btw, reclining Budha ada banyak sih. Salah satunya ya di Wat Pho, Bangkok, yang terkenal itu. Di Mojokerto juga ada hehehe 🙂
12 April 2020 ● 22:53Fanny Fristhika Nila
hahahaha lumayan yaaa. tp pas di yangon sumpah aku males banget arrange itinnya mas.. mungkin krn suasana hanimun hahahahhaa. makanya cari gampang ajalah… open trip ;p
naaah, yg di mojokerto aku udh lama pengen liat. belum kesampaian…
19 April 2020 ● 22:21Matius Teguh Nugroho
Yang di Kandawgyi Park itu bukan kuil, mbak. Tapi restoran mevvah 😀
Kuil Buddha berbaring itu populer ditulis Chauk Htat Gyi di Google. Di deketnya ada lagi, Nga Htat Gyi Pagoda. Gak diajak ke sana ya?
Samaaaaaa aku juga suka banget Burmese Tea! Menurutku kayak teh tarik, ada pait-paitnya.
13 April 2020 ● 17:43Fanny Fristhika Nila
Itu nama kuil yg ada Budha berbaring susah amat ya .. mana beda2 lagi sebutannya. Hahahaha. Aku Krn nulis dari itin yg diksh Ama guide, penulisannya begitum
Ya ampuuuun itu restoran hahahahaha… Aku kirain kuil juga :p. Tx infonya mas.
20 April 2020 ● 23:47Akbar S. Yoga
Lambangnya ada 8, padahal hari cuma 7. Sungguh membingungkan. Mana enggak dijelaskan pula sama pemandu turnya. Kocak. Saya jadi penasaran dan pengin mencari tahunya di internet.
Lah, iya. Taman biasa banget itu. Menariknya cuma karena terbantu dengan latarnya yang terdapat kuil keemasan. Menurut saya lebih asyik taman-taman di Bandung.
15 April 2020 ● 00:01Fanny Fristhika Nila
Kalo yg taman itu kayaknya cuma sekedar kami bisa duduk dulu supaya pas di swagedon temple bisa deketan Ama sunset :p. Jd ga kelamaan gitu Yog.
Kalo yg hari Rabu bisa dibagi siang dan malam, itu sampe skr memang jd misteri juga buatku :p
20 April 2020 ● 23:53Siti Nurjanah
Kuil disana bernuansa ke emasan
15 April 2020 ● 12:36Perjalanan setengah harinya tetap berasa menyenangkan ya..dan terlihat kondisi tempat tak terlalu ramai jadi bisa eksplore lebih leluasa
Fanny Fristhika Nila
iyaaa, rata2 kuil di sana pasti dilapisi emas mba.. jd kalo malam cantiiik banget. warnanya kontras ama gelap
19 April 2020 ● 22:17Herva Yulyanti
Mbaa Fan ngakak ee pas baca biaya 650k kemahalan tapi pake Alphard wes lgsg berubah fikiran hahahha…
15 April 2020 ● 16:44btw emang kalau di sana aturannya pria pake longyi pastinya pake sendal jepit ya mb? hebat yah jeli tour guidenya bisa membedakan 😀
Dan pas baca pagodanya ditaburi 8000 perhiasan mahal auto ngiler kalau di Indo ga tau deh nasib perhiasannya wkwkwk…
Fanny Fristhika Nila
itulaah aku salut.. mata dia jeli juga ;p.. rata2 kalo aku perhatiin memang pake sandal… itu baru ngeh setelah si guide ngasih tau mba :D.
kalo di indo ga jamin… secara banyak yg jago panjat pinang.. bisa2 raib semua 😀
19 April 2020 ● 22:16Bara Anggara
wah aku juga mau mbak bayar segitu kalau naiknya alphard, seumur2 blm pernah naik alphard wkwkwk..
oke baik, berarti kalau aku mau nyamar jadi orang myanmar, selain pake longyi, alas kakinya pake sandal 😀
di mana-mana warnanya terlihat emas gitu yaaa,, berasa di rumah paman gober 😀
-Traveler Paruh Waktu
15 April 2020 ● 19:38Fanny Fristhika Nila
Hahahahah iyaa kalo kamu kesana pake longyi jgn prnh pake sepatu. Lgs ketahuan turis yg sdg nyamar :p.
20 April 2020 ● 23:24sarahjalan_
Sepertinya tempat wajib dikunjungi kalo ke myanmar ini pagoda swhedagon ya mbak, sebab kalo saya liat semua postingan orang ke myanmar pasti mampir kesini, Btw trip pake alphard dinegara orang ? wah kayakna sesekali boleh lah dicoba ya, pasti lebih enak dari pada berjubel pake bis , heheh
17 April 2020 ● 15:36Fanny Fristhika Nila
Hahaha iyaa kuil ini termasuk wisata mainstream ya :p. Berasa ga ke Yangon kalo ga kesini mba :p. Lumayanlaaah kendaraannya Alphard. Kirain bakal minivan hahahah
21 April 2020 ● 00:27Diani Sekaring Sejati
Halo Mba Fanny, senang sekali yaa bisa berwisata ke Yangon. Aku sendiri belum pernah ke sini, ingin sekali traveling ke objek-objek wisatanya yang eksotis. Karena aku malas repot, kayaknya nanti bakal pakai guide juga 😀
19 April 2020 ● 05:32Fanny Fristhika Nila
biasanya aku memang selalu arrange sendiri mba.. tp nth napa ke yangon kemarin lg males hahahaha. jd lbh suka booking open trip sampe di sana 😀
19 April 2020 ● 22:14yossie
Bagus ya pagodanya. Sekilas inget grand palace di Bangkok. Terus ada patung budha tidur juga kayak di wat pho
19 April 2020 ● 19:14Fanny Fristhika Nila
iya mba, kalo dari kuil2nya, myanmar ga beda jauh ama thailand.. walopun aku lebih suka ngeliat kuil2 di thailand sih 😀
19 April 2020 ● 22:13Ami
Patunh sir to pha keren ya, kaya asli
20 April 2020 ● 11:51Fanny Fristhika Nila
Iyaaa aku sampe kaget di awal, kirain beneran org ;p.
20 April 2020 ● 23:16Nita mbul
Waktu itu aku pernah komen tp kok ga ada ya mb fan, apa masuk ke spam kah?
21 April 2020 ● 11:28Fanny Fristhika Nila
Ntr aku cek ke spam ya nit ;). Krn semua komen masuk ke moderasi
03 Mei 2020 ● 23:39Himawan Sant
Whattt pagoda Shwedagon dihiasi batu-batu berharga 😱 ?.
23 April 2020 ● 20:48Ckckkk …, Mewah betul ya!.
Fanny Fristhika Nila
Sadiiiiiis itu pagoda :p. Beneran ngabisin banyak uang sih pas pembangunannya 😀
03 Mei 2020 ● 23:36Ella Fitria
650 kl naiknya alpard sih nggak masalah ya mbak. Apalagi guidenya juga fasih menjelaskan pke bahasa inggris. Megah bgt pagodanya uy, apalagi setupanya itu. Untg bulan feb masih bisa bepergian ya mbak. Meski tetep sering di cek suhu badan ketika masuk ke tempat2 tertentu. Stay safe selalu yaa
24 April 2020 ● 07:14Fanny Fristhika Nila
Iya mba, untung masih bisa itu. Aku balik dr sana, baru kluar larangan utk traveling dr Malaysia. Nyaris…
03 Mei 2020 ● 23:35adit
Patungnya asli keren. Gak keliatan kalo patung
24 April 2020 ● 07:39Fanny Fristhika Nila
Masaaa :D. Ttp kliatan kali mas itu patung :p
03 Mei 2020 ● 23:34Rosanna Simanjuntak
Di kota kelahiranku Pematangsiantar ada juga patung besar, dewi Kwan Im.
Waktu aku kecil dan terakhir meninggalkanya tamat SMA (1986) patung itu belum ada.
Pas aku mudik beberapa tahun kemudian, lupa tepatnya, sungguh aku kaget melihat patung itu.
Coba deh mba google pakai kata kunci patung dewi Kwan Im di Pematangsiantar.
02 Mei 2020 ● 16:02Fanny Fristhika Nila
Uwaaahhhhh Siantar padahal slalu aku lewatin mba tiap mudik ke Sibolga. Apalagi sodaramu banyak di Siantar. Ntr yaa kapan2 kalo ke Sibolga LG, pasti mampir ke Siantar aku cari tau deh 😉
03 Mei 2020 ● 22:52febridwicahya
ya ampon, bagus-bagus bet itu bangunannya.
Daku ingin bisa motret di sana :’
03 Mei 2020 ● 00:45Fanny Fristhika Nila
Kamu yg motret pasti bagus feb :D. Beda Ama aku yg cuma ngasal hahahaha.
03 Mei 2020 ● 22:49Eryvia maronie
PAGODA SHWEDAGON itu cantik banget yaa. Mewah keliatan dengan warna emasnya. Apalagi yang foto tampak sunset itu, wuih… Keren.
04 Mei 2020 ● 02:45Fanny Fristhika Nila
Iya kalo pas sunset pagoda ini jauh LBH cantik mba. sayang kemampuan motretku std banget :p. Jd hasilnya ga kayak yg udh pro
18 Mei 2020 ● 00:15Rizka Edmanda
Duhh ini salah satu negara impianku.tapi suami gak mau traveling mau negara no yslim kecuali korea, jepang, US, eropa gitu. Aku ajak ke thailand juga ogah ogahan dia. Padahal bagus banget yaaaa di Myanmar juga ada tuh yang balon udara lagi hits aku lupa namanya
05 Mei 2020 ● 15:10Fanny Fristhika Nila
Preference orang beda2 sih ya mba… Papaku jg tipe yg begitu. Mau jalan hanya kenegara2 muslim .
Tp kalo aku dan suami memang pada dasarnya hobi traveling. Makanya kami slalu suka DTG ke negara2 yg malah ga biasa :). Sekalian nambah chop pasport ;p
Yg balon udara itu di Bagan. Aku ga kesana Krn udh pernah naik balon udara pas di Laos :p. Makanya. Udh ga kepengin
18 Mei 2020 ● 00:32Roosvansia
Ahhhh kapan aku bs kesana. Bagusssss bgt. Panjangnya patung Budha, kebayang gmn besarnya tempat itu.
Btw Sir Po Tha sederhana bgt ya mba. N dermawan. So sweet.
05 Mei 2020 ● 19:19Fanny Fristhika Nila
Iyaaa, biasanya memang orang yg bener2 kaya dan dermawan, tampilannya suka sederhana gini ya mba. Beda Ama OKB hahahaha
18 Mei 2020 ● 00:27Gilang
Mbaaak ku selalu suka baca review mbaknya soal berwisata sampe abis. Jadi ngiler sama milk tea nya deh. Itu patung budha berbaringnya gede banget dan keren ish, pagodanya mengingatkanku pada scene film Friendzone Thailand yang di Yangon ehehe.
06 Mei 2020 ● 12:50Fanny Fristhika Nila
Makasiiih mbaaaa Gilang ;). Seneng deh kalo temen suka dengan apa yg aku tulis.
Waaah aku blm nonton film itu. Di Yangon ini shooting nya yaaa. Coba ah mau liat filmnya ntr 🙂
17 Mei 2020 ● 23:40lendyagasshi
Uniknya..
06 Mei 2020 ● 20:04Bener yaah…bermacam-macam gaya Buddha dalam patung di berbagai belahan dunia. Apa ini ada semacam aturannya?
Aku jadi ingat GWK yang megah.
Fanny Fristhika Nila
Tp memang dr yg pernah aku baca, posisi Budha itu ada banyak. Dan masing2 gesture memiliki arti. Jd ga sembarangan di buat seperti itu 🙂
17 Mei 2020 ● 23:58ainun
aku baru ngeh, berarti bisa jadi pose semua patung budha seperti ini posisi tangannya beda beda ya. aku nggak perhatian waktu yg di thailand.
12 Mei 2020 ● 21:17suka liat pagoda shwedagon yang dominan gold gitu, difoto bagus
Fanny Fristhika Nila
Akupun baru sadar as dijelasin Ama guidenya mba. Itu sih enaknya kalo pake guide. Kita dpt penjelasan ttg sejarah dan semuanya yaaa 😉
17 Mei 2020 ● 21:32Shovya
Wahh.. asli, eksklusif banget mah kendaraannya, Alphard 😍
13 Mei 2020 ● 19:40Gold everywhere ya mbak,pemandangan nya juga bagus. Patung Budha nya pas di liat dari dekat indah banget, dan pagoda nya juga ga sekedar berwarna emas, tapi juga bertahtakan ribuan berlian 😭
Aku kalau baca tulisan mbak Fanny, berasa ikut nge-trip juga bayanginnya ❤️
Fanny Fristhika Nila
Mereka ini membangun pagodanya ga setengah2 yaaa… Mungkin karena rumah ibadat juga, jadi ga tanggung2 pembangunannya, sampe pake ribuan berlian :D. Salut sih
17 Mei 2020 ● 21:24Sissy
Ternyata patung Budha berbaring banyak ya. Saya kira cuma 1 aja yang emas semua itu. Menarik juga ya wisata ke Yangon
27 Juli 2020 ● 17:37Fanny Fristhika Nila
Ada banyaak mba :). Even di Mojokerto juga ada. Walopun ga terlalu terurus :). Rata2 tempat yg banyak penganut Budha ya pasti ada patung Budha berbaring
01 Agustus 2020 ● 14:25Anton
Patung Budha Tidurnya keren juga tuh.. Mirip sama yang di Bogor juga. Sempat mikir kenapa patung Budhanya digambarkan seperti orang sedang santai seperti itu yah. Baru tahu setelah mendalami ternyata itu adalah salah satu posisi dimana dia mendapatkan pencerahan.
Foto-fotonya apik banget mbak… Keren…
09 Agustus 2020 ● 08:03Fanny Fristhika Nila
Makasih mas Anton :).
Iyaaa, ternyata ada makna dari setiap pose sang Budha. Akupun jadi tau setelah dijelaskan oleh guidenya. Selama ini kupikir pose2 Budha ini hanya sekedar kraleatifitas dari si pembuat
15 Agustus 2020 ● 16:48Ezna
Pagoda Shwedagon cantik warna keemasan. Di park itu juga dilarang untuk bercumbuan ya….sama juga seperti di Malaysia.
30 Agustus 2024 ● 15:18Fanny Fristhika Nila
myanmar salah satu negara asean yg menarik untuk divisit. :).. saya tak keberatan kalo kembali kesana lagi
31 Agustus 2024 ● 17:19