WISATA ALAM UJUNG GENTENG, 8 – 9 DESEMBER 2011 (PART 1)
DAY 1, 8 DES 2011
Ujung Genteng, daerah antah berantah yang namanya saja baru kali ini aku denger. Beberapa temen kantor menyangka itu suatu tempat di daerah Klender. Beberapa orang lagi malah mengira aku mau ngebenerin genteng rumah ;p. Sangat sedikit ternyata yang mengetahui , bahwa Indonesia masih mempunyai objek wisata pantai indah selain di Bali dan Lombok, yaitu Wisata Alam Ujung Genteng. Sejujurnya malah Ujung Genteng lebih indah karena masih asri , alami dan bersih.
Dimulai dari browsing via Internet, akhirnya kita putusin untuk stayed in Pondok Hexa, sebuah penginapan yang bersih (syarat utama yang aku cari), lumayan besar dan berada tepat di pinggir pantai. Kami menyewa 1 villa yang berisi 2 kamar lengkap dengan AC dan kamar mandi di masing-masing kamar, ada dapur, ruang keluarga plus TV, dan teras. Harganya, hanya RP 500,000 permalam.
Kami (aku, pak suami, Papa dan Mama), berangkat pukul 05.48 pagi dengan mobil, via tol Jagorawi. Perjalanan lancar, mungkin juga disebabkan karena saat itu bukan weekend di mana orang-orang pasti banyak yang mau liburan. Sekitar pukul 10.00, berhenti sebentar buat mengisi perut di warung bakso yang keliatannya enak dan paling penting …terlihat bersih :D, ternyata memang bener, enak :D! Menurut penjual bakso, Ujung Genteng masih sekitar 4 jam-an lagi. Dia juga mengingatkan untuk berhati-hati karena mulai dari situ sampai tujuan jalan akan sempit dan berkelok-kelok. *note: minum ANTIMO dulu buat yang mabuk perjalanan.
Jalannya memang berat, sedikit rusak, kanan kiri jurang dan hutan, berkelok-kelok tanpa henti. Truk, motor, dan mobil besar dari arah berlawanan mungkin merasa itu jalan mereka. Sedikitpun tidak ada keinginan untuk mengurangi kecepatan . Yaaaa, karena kami yang tamu, ngalah aja deh, daripada tabrakan. Tapi semua usaha berat itu ga sia-sia setelah mobil mulai memasuki wilayah Ujung Genteng . Melewati Jembatan yang menyebrangi sungai jernih yang bercabang 2 , lalu bertemu laut yang sumpah biru banget dan lagi-lagiiii BERSIHHHH . Gosh ….Rasanya capek ini terbayarkan ^o^.
Di pintu masuk Ujung Genteng, kita diharuskan membayar entrance fee. Mobil, motor, pejalan kaki punya tarif yang berbeda. Untuk kami yang datang dengan mobil dikenakan biaya RP18,000. Sesampainya di villa, yang pertama dilakuin pastinya mengobservasi keadaan sekitar. Villa Pondok Hexa ini lumayan besar, begitu juga kamarnya. Kamar mandi di masing-masing kamar bikin tamu ga perlu rebutan jika ingin mandi. Seprei dan selimutnya bersih, tercium sedikit wangi, AC nya bekerja dengan baik.
Minus points tetep ada, tapi samaskali tidak mengganggu keseluruhan liburan. Contohnya seperti: air yang ternyata jernih tapi payau, pintu kamar mandi di tempatku yang ga bisa dikunci (tapi, karena pergi ama suami, ga masalah juga pintu kamar mandi tidak terkunci kan ;p), dan kulkas yang tidak dingin samasekali. Absolutely they were not big troubles at all.
Pihak villa menawarkan suatu tour khusus dengan mengendarai motor yang dibawa oleh penduduk lokal. Tujuannya melihat-lihat tempat wisata alam Ujung Genteng seperti, pantai, aquarium laut, menyusuri jalan berpasir batu, melewati pondok-pondok dan rumah penduduk , hingga tiba di pantai penangkaran penyu. Di sana turis bisa ngelepasin anak-anak penyu atau tukik di sore hari dan malam harinya melihat induk penyu bertelur.
Setelah nego harga (suami mah jagonya) , kami deal untuk menyewa 4 motor + ojek dengan harga Rp300,000 , inclusive tour package di atas.
Karena sudah waktunya makan siang, diputusin untuk makan di kafe villa dulu. Menu ga banyak dan sialnya pas kami pesen , sudah banyak yang ‘sold out’. Akhirnya pilihan jatuh ke 2 porsi nasi goreng (dibagi untuk 4 orang karena porsinya gede), 2 es milo, 2 es teh dan cumi goreng tepung. Total semua abis Rp83,000. Rasanya biasa, tidak terlalu enak, tapi juga tidak hambar. I gave rate 6 out of 10.
Akhirnya pukul 16.00 sore, tibalah 4 orang pasukan ojek ngejemput kami di villa. Merasakan naik ojek di tengah jalan yang bener-bener masih jelek , berpasir, dengan bungkahan batu dan kerikil, rasanya like riding a horse cuy ;p. Tapi seruuuuu ^o^. Kami berhenti sebentar di pantai Cibuaya, pantai yang biasanya untuk orang-orang yang hobby memancing. Perairannya tenang, pantai bersih dan airnya biru. Hanya ada 2 pemancing waktu kami datang kesana.
Puas foto-foto, perjalanan dilanjutkan lagi ke pantai Aquarium Laut. Kenapa disebut Aquarium Laut? Karena pada saat air surut , kita bisa naik ke batu-batu karang yang mengarah ke tengah laut, dan melihat ikan-ikan di bawahnya berenang, saking jernihnya air laut di sana. Moga-moga ga akan tercemar sampai 20 tahun ke depan ya.. Sayangnya…pas kami datang, air laut sedang pasang , so.. ga bisa deh naik ke batu karangnya untuk melihat ikan-ikan berenang.. 🙁
Puas dari sana, kami lanjut, masih dengan motor dan pasukan ojek, ke tempat penangkaran penyu. Entrance fee-nya Rp5,000 per orang , dan kami bebas melihat pantai dan ikut acara pelepasan anak-anak penyu ke laut. Kebetulan banget pas di sana ada anak-anak SMP Bandung yang sedang outing dan mereka sedang dikasih penjelasan tentang kehidupan penyu laut dan faktor-faktor yang mengancam keberlangsungan hidup penyu. Jadi deh ikutan curi-curi denger ilmu dari mereka ;p.
Ternyata zaman sekarang ini penyu termasuk hewan yang terancam punah. Telur-telurnya yang dulu banyak dijual bebas di pinggir jalan, sekarang dilarang keras. So kalo ketemu ada penjual telur penyu di jalan-jalan, tegur aja ya. Kasian ntar anak cucu kita cuma bisa mendengar tentang penyu dari kakek neneknya tanpa bisa melihat langsung..
Saat acara pelepasan anak penyu, masing-masing orang dikasih 1 ekor anak penyu, untuk nantinya bareng-bareng melepaskan mereka ke pantai. Lucuuu banget ngelihat penyu-penyu mungil itu berlarian ke arah laut lepas. Ternyata biar kecil begitu, anak-anak penyu sudah punya insting untuk menuju ke laut pada saat dilepaskan.
Acara selanjutnya, melihat ibu penyu bertelur, selalu diadakan malam hari, therefore kami balik dulu ke villa, sekalian makam malam.
Karena Ujung Genteng daerah laut, pastilah kuliner yang wajib dicoba adalah seafoodnya yang seger-seger itu… Pilihan jatuh ke warung Seafood ANUGRAH yang sempet kita liat pas balik ke villa. Tempatnya kecil, terpencil, tapiiii….gilaaaa rasanya uenaakkk buangettt.. So delicious, very tasty ^o^ !! Kami memesan nasi putih 4, tumis kangkung, 2 ikan bakar, dan seporsi besar udang saus padang. Untuk minumnya 1 es teh tarik, dan 3 es teh. Total harga untuk semua makanan itu hanya Rp200,000. Hiks… rusaklah dietku kalo begini ;p..
Sayur kangkungnya dimasak sempurna. Tidak terlalu lama, sehingga warnanya tetep hijau seger dan batang kangkungnya tetep kries dan crunchy waktu digigit.. Udangnya besar-besar dengan daging yang tebel. Ikan bakarnya , daging yg putih lembut, dan kulit ikannya yang gurih bgt. Bikin kita nagih dan trus makan sampe cuma nyisain kepala dan tulang Overall, I’ll give 9.5 out of 10
Lanjut lagi, pukul 20.30 kami dijemput dengan mas-mas ojek yang sekarang udah kami kenal baik. Tapi kali ini minus mama yang ga bisa ikut karena capek. Lagi-lagi, di tempat penangkaran penyu pengunjung masih harus nunggu sampai si ibu penyu ini naik ke darat, membuat lubang dan mulai bertelur. Kalo engga begitu, jangan harap bisa melihat dia bertelur, karena sekali aja ibu penyu merasa tidak nyaman, dia langsung batal untuk menggali tanah dan lebih memilih balik ke laut. Penyu yang kami liat punya ukuran badan yang besar banget. Kalah deh penyu Bali yang waktu itu aku liat pas outing. Setiap kali bertelur penyu bisa sampai 130an butir. Telur-telur yang jatuh ke lubang, langsung dipungut oleh bapak penjaga, sambil dihitung dan dimasukkan ke ember. Telur-telur itu nantinya akan dierami dulu dalam tanah kurang lebih selama 49 hari, atau bisa 2 bulan kalo lagi musim hujan. Dan anak-anak penyu mungil itu yang nantinya akan dilepas lagi ke laut. Salut luar biasa untuk para penjaga penangkaran penyu Ujung Genteng. Mereka berdedikasi tinggi melindungi penyu-penyu dari gangguan-gangguan termasuk gerombolan pencuri telur penyu yang sering datang saat malam. Bayaran yang mereka dapat sangat kecil, tapi itu tidak mengurangi semangat mereka untuk terus menjaga satwa penyu kita.
Dulu waktu saya masih kecil, saya sering ke Ujung Genteng (hampir tiap minggu), karena kebetulan ibu dan Bapak saya tugas di Jampang Kulon (termasuk saya lahir di Jampang Kulon). Untuk Sampai ke Ujung Genteng di sungai yang disebrangi dulu belum ada jembatannya, sehingga nyebrangnya menggunakan bantuan Ponton (model rakita besar). Ujung Genteng memang pantai yang indah, dan situasinya sampai saat ini masih sangat natural……sayangnya akses jalan dari Sukabumi ke lokasi kurang baik (ini juga yang selalu jadi permasalahan di hampir semua tempat wisata di berbagai daerah). Kangen juga rasanya ingin ke Ujung Genteng karena saya sekarang tinggal di Bandung…. Untuk nyang punya Blog selamat kenal ya… (Haris – Bandung)
Hi…salam kenal juga 😉 Saya yg bukan asli org sana aja, pgn bgt bisa balik lg…trutama kgn ama makanannya… ^o^
Ini nih, impian saya. Mau ke Ujung Genteng, tapi masih terbentang jarak dan dana. Hehe.. Laut biru, curugnya, hmmmmm… Mantap.
Bener…curugnya bagusss…Fotogenic banget kalo difoto 😉 Juga makanannya…ennakkkk..Nth kapan bisa balik lagi..
Aku kalo perjalanan jauh, demen nya berangkat malam. Nyetir di malam hari itu nikmat banget trus ngak rugi waktu ditempat tujuan.
Seru juga yaa liat penyu nya segede gitu 🙂 jadi kangen ke curug cikaso
suamiku ga suka mas ..dia lbh suka pagi2 buta sekalian 🙂
Iya…ngangenin bgt curug cikasonya. pgn deh kesana lagi… ^o^
Sungguh tempat yang eksotis
ngebayangin sungainya kayak gitu, sepertinya ada buaya 😀
penyu nya gede banget yaaa, telur2nya segede gimana mbak?
uwaaaah ini cerita lama ;p… telurnya malah kecil2 mba… dan lembek kulitnya.. telur penyu memang seperti itu 🙂
heheheh, saya paling suka baca-baca tulisan lama mba, dan gara-garanya ketemu tulisan ini.
Saya dong baru tau daerah ini, kayaknya jarang banget ditulis atau sayanya yang kudet ya.
Padahal pemandangannya keren deh 🙂
aku pengen taauuu k ujung genteng ini lg.. walopun perjalann kesana super maceeeet tp pemandangannya memang bagusss rey…
waha blog pertama langsung nulis perjalanan ke ujung genteng ya. aku juga ke sini tahun 2011 mba Fan sama teman-teman. ingat malam-malam waktu itu nyetir dari Jakarta ampe sana shubuh gitu. seru sih kami 2 mobil banyakan, berhenti-berhenti karena ngantuk dan dingin hehehehe. jadi kangen ujung genteng
Hahahha iyaaa, duuh aku jg kangeeen Mei pgn kesana lagiii. Ga tau deh jalannya msh sempit dan jelek ga yaaa. Ga kuatnya itu macet sih. Kdg kalo baw anak2 rempong jadinya
Jadi Raka dulu itu di blog disebut Barney? Hhehe…
Ini tulisan pertamanya di blog tahun 2012, sama dengan saya donk.
Btw, asik banget ada pengalaman lihat penyu bertelur.
Semoga penyu tetap lestari ya, gak punah.
Wkwkk namanya barniawan. Panggilan kesayangan Barney :p.
Sbnrnya kalo nulisnya aku udh dari 2007 mba. Tapi dulu pake blog di Friendster, trus pindah ke multiply. Apa dayaaa itu semua tutup wkwkwkkw. Jadilah nulis pertama di blog yg skr 2012 😀
Hiks inget ujung genteng aku inget cerita temenku dulu. Sedih dan agak serem. Dia wisata kesana sama suaminya. Mungkin tubuhnya yg lemah atau suka ngelamun. Jd ada yg nempel di dia dan ga mau pindah sampe dia berpulang. So sad.
Haduuuh serem bangettttt. Yg begitu bikin serem sih memang. Tp kalo udh ke tempat2 yg alam begini, sebaiknya memang hrs fokus sih ya mba. Biar ga ditempeli makhluk lain. Ikut sedih buat temennya 🙁
Mbak Fanny ke sana tahun 2011, jalan masih jelek kalik ya? Beruntung ke sana masih bisa melihat penyu bertelur. Kayaknya sekarang penyu2 sudah ngambek ya, sudah gak bisa lihat mereka bertelur lagi. Ujung Genteng dengan earth park-nya emang indah banget. Aku sih gak bosan kalau disuruh ke sana lagi 😀
Waaah serius mba :(. Sedih banget kalo g ada lagi penyu bertelur. Pas kesana aja, sbnrnya itu guidenya sempet ribut Ama orang, yg ternyata pencuri telur penyu. Ada banyaaaak yg begitu. Sedih yaaa. Populasi penyu ga jd berkurang banget
Pengalaman yang luar biasa mbak. Aku juga baru tahu ada tempat namanya ujung genteng,lucu ya namanya.but pantainya eksotis banget.masih bersih yaa.
Mungkin Krn tempatnya bener2 lgs bertemu laut mba, sampe ada pertemuan sungai ke laut juga. Jd seolah sudah diujung hahahaha.
Senangnyaaa…
Penyu segede manusia begitu usianya berapa yaa..telur penyu kabarnya bisa jadi obat.
Itu hanya mitos atau beneran?
Manusia predator berbahaya bagi kehidupan penyu…heuheu…sungguh sedih melihat fenomena ini.
Ratusan tahun umur si penyu :). Bener mba, telur penyu itu banyak manfaatnya. Makanya di pinggiran pantai gini banyak penjaga untuk melindungi si telur penyu dr pencuri2 yg DTG. Mana harganya juga mahal telur penyu. Sedih sih memang, populasi penyu jd langka gini
Sekitar tahun 70-an sering sekali saya makan telur penyu, soalnya penjual telur penyu bebas berkeliaran di depan sekolah saya, aups ketahuan umurnya deh.
Untunglah sekarang sudah ada pelarangan menjual telur penyu. Semoga penyu-penyu itu tidak menjadi sejarah doang.
Pas aku umur 5 THN an, mama prnh mba ksh aku obat telur penyu. Ya Allah telur setengah Mateng aja ku muntah, ini lagi disuruh minum yg mentah :p. Aku ga mau tuh. Untunglah abis itu ga dijual lagi. Itu dulu THN 86 kalo ga salah. Telur penyu msh dijual
Kalau sekatang aquarium lautnya itu masih terjaga gak ya jadj penasaran pengen coba bisa lihat sendiri ikan-ikan dari lokasi yg disebut aquarium laut itu, jadi kebayang juga saking jernihnya airnya
Aku aja pengen bangettt balik lagi kesana mba :). Kapan2 ah. Walopun yg ga kuat macetnya itu memang 🙁
Btw aku pas ke Ujung Genteng nggak ke trip dan tempat seperti ini. Ceritanya iseng di jalan, anak minta ke Ujung Genteng. Jalannya berasa jauuuh banget. Nyampe di pantai sepi banget. Akhirnya berfoto aja karena full karang. Udah mau magrib pula. Cari hotel pas penuh. Besoknya ke Palabuhan Ratu. Enaknya kalau bisa lengkap gini kunjungan wisatanya mba
Aku juga ngerasa jauuuh banget mba. Kayak ga sampe2. Mana macet dan jalannya sempit hahahaha
Tapi aku seneng ujung genteng. Pengen bgt ngulang lagi trip ini bareng anak2
wah mantap banget…
so sweet la Fanny dengan hubby
suka saya dengan keadaan demikian.
nama tempat ini sangat unik juga..
Aiish baca tulisan lamaaa sangaaat baang 🤣🤣. Saya sampe lupa ada cerita ini hahahahah
Tukik itu kalau di Malaysia dipanggil penyu. Turtle kan maksud tukik tu?. Gambar2 di sini kecil. Kena click gambar baru nampak keseluruhan.
Soalnya ini tulisan lama yg dulu di tulis di blogspot, lalu di ekspor ke WP. Krn itu gambar jadi kecil. Kec saya upload ulang. Tapi hrs cari dulu foto asalnya 😅.
Tukik anak penyu kak. Yg msh kecil itu.