PANTAI KLAYAR, INI SURGA DI BUMI…

Aku ga begitu suka pantai sebenarnya. Kalau ada pilihan antara pantai atau gunung, jelas aku bakal memilih gunung. Lebih sejuk dan adem ;p.

Tapiiii…setelah melihat pantai Klayar ini, rasa-rasanya, bolehlah sekali ini aku berubah pikiran untuk, SUKA BANGETT  PANTAI KLAYAR ^o^

Perjalanan menuju pantai bisa dibilang, gabungan antara fokus super tinggi, skill driving yang mumpuni, dan perasaan gelenyar di perut yang bikin nagih sebenernya ;p. Gimana engga, jalanannya itu asli penuh dengan tanjakan dan turunan curam, yang nyaris 90 derajat.

Saking curamnya  tanjakan, sampe-sampe turunan di bawahnya ga kliatan, sehingga kami bener-bener harus hati-hati pas mendaki, untuk melihat arah turunan. Aku udah ngerasa kayak naik wahana Niagara-gara  Dufan, yang saat kereta luncurnya naik perlahan ke puncak, sebelum akhirnya meluncur bebas ke air ;p.

Untungnya, jalanan mulus. Tapi beberapa tempat jadi super duper sempit karena lagi ada proyek pelebaran jalan. Jadi kendaraan yang datang dari arah sebaliknya harus ganti-gantian, karena cuma cukup untuk 1 mobil  saja.

Dan akhirnya, pemandangan biru laut, dan pohon kelapa terlihat dari kejauhan, PANTAI KLAYAR, yang baru didatangin oleh pak SBY Oktober kemarin. Pantes aja jalannya mulus   #eh.. ;p

Biaya masuk ke pantai Klayar murah banget. Cuma Rp 3,000 per orang, plus mobil Rp 2,000. Dan sewaktu kami masuk, yiiihhaaaaa cuma ada 5 orang pengunjung lain di pantai. Jadi totalnya hanya 8 orang termasuk kami. Suukaaaaaakkk deh pantai sepi begini ^o^.

Cuaca saat itu mendung. Jadi sebelum hujan turun, kami bergegas mengambil foto-foto cantik dari pantai, plus foto diri pastinya ;p.

Pasir putih, air laut yang biru kehijauan, jernih tanpa ada sampah samasekali. Ombaknya lumayan tinggi, 3-4 meteran, membuat pantai ini terlarang untuk berenang. Dari kejauhan aku melihat semacam kolam, diapit oleh 2 karang besar.

Walau dari jauh terlihat airnya tenang, tapi pas didekati ombaknya ga kalah tinggi. Malah menurut penduduk lokal yang menemani kami, di sana terdapat palung laut yang dalam. Tubuh orang-orang yang tenggelam di bagian lain pantai, biasanya akan terbawa arus ke pantai ini.

Lalu kami dianter untuk melihat SERULING SAMUDRA, berupa rekahan di tebing yang menyemburkan air laut ke atas sambil mengeluarkan suara seperti terompet!! Harus menunggu agak lama untuk bisa melihat momen ini. Malah kalau ombaknya besar, semburan bisa mencapai 10 meter!!

Rekahan seruling samudra

Whhoooss…Suara terompet dan semburan air memancar

Selain seruling samudra, objek menarik lain di pantai Klayar, sebuah karang yang dilihat dari samping menyerupai wajah manusia. Ga dibikin-bikin dan alami adanya. Wajah itu menatap ke laut, seolah menyatakan bahwa pantai ini adalah daerah kekuasaannya.

Tebing berwajah

‘Ini daerah kekuasaanku’

Untuk naik dan melihat Seruling Samudra dan Tebing Berwajah, sebelumnya  harus melewati tangga batu yang dipahat kasar. Tapi setelah Presiden SBY datang ke pantai ini October lalu, sebuah tangga beneran berwarna biru langsung mencolok perhatian.

Seperti biasa, kalau pejabat nomor 1 nya sudah datang, baru deh perangkat daerahnya langsung bergerak membangun sarana yang layak untuk objek wisata ini demi menarik pengunjung  lebih banyak lagi ;p.

Undakan untuk naik sebelum dibangunnya tangga

Dibangun setelah SBY Datang

Tapi aku pribadi sih, selama pantai masih sepi begini, justru enak banget untuk datang dan menyepi. Pasirnya masih putih dan bersih, ga ada sampah sedikit pun, air laut yang terasa menyejukkan mata dengan warna biru dan hijaunya, tebing-tebing batu, buih ombak berwarna putih yang menghempas karang, lalu dikejauhan terlihat goa-goa yang entah bisa dimasukin ato ga, juga ada semacam terowongan yang menmbus batu karang.

Ada banyak warung di sana

Ahhh…. ini salah satu pantai yang masuk dalam list favoritku 😉 . Semoga akan terus indah, biru dan bersih, jika turis-turis sudah banyak yang datang kesana.