KULINER MYANMAR: MENCICIPI SNACK LOKAL KHAS MYANMAR DI YANGON
KULINER MYANMAR: MENCICIPI SNACK LOKAL KHAS MYANMAR DI YANGON ~ Saat memutuskan ke Yangon, bisa dibilang ini salah satu keputusanku yang paling impulsif. Berawal karena AirAsia sedang promo free seat di bulan Maret 2019 lalu, dan aku pun sibuk mencari-cari rute termurah dan sesuai budget untuk liburan di tahun depan :D.
Terpilihlah Yangon, hanya karena ini satu-satunya negara ASEAN yang belum pernah aku datangin. Dasar mungkin aku sedang error, ntah kenapa malah memutuskan 7 hari full untuk stayed di Yangon tanpa sedikitpun tertarik visit kota-kota lainnya yang ga kalah menarik sebenernya.
Beberapa teman sampe bilang begini, “Yangon doang?? Mau ngapain??”, “Yangon mah sehari juga cukup untuk dieksplor, ngapain lu 7 hari di sana??”, “Yaelaah Fan, Yangon lebih jelek dari Jakarta, mau liat apaa??”.
Komentar terakhir datang dari seorang teman yang traveling 5 tahun sekali, dan bilang jelek hanya berdasarkan info-info ga jelas di internet. Pengen ditoyor kalau ketemu orang begini -__- . Bagi seorang traveler sejati, semakin dia buta tentang suatu destinasi, semakin dia pengen datang kesana 😉 .
Sooooo, apa yang aku lakuin supaya liburan 7 hari kali ini tetap bisa nyaman, santai, dan meaningful :D, tanpa harus repot nyusunin acara mau kemana?? Makasih untuk OTA-OTA keren semacam KLOOK atau local tour yang dengan mudah bisa diakses dari internet. Karena sebagian besar acara yang kupilih untuk mengisi waktu biar ga bosen-bosen amat, berjalan dengan lancarnya :D.
Mencicipi snack lokal khas Myanmar , salah satu tour yang aku masukin dalam itin di hari kedua. Sempet agak kuatir sih pas membooking tour ini. Kepikiran apa guidenya bakal ramah dan tau banyak tentang kuliner, bakal worth it kah harga yang dibayar, jauh ato ga jarak hotel ke meeting point, gimana nanti menemukan si guidenya, dan beberapa kekuatiran yang lain.
Untungnya mendekati hari H, email dari Yangon Food Tours masuk ke inbox. Mengingatkan lagi tentang meeting point dan jamnya, serta foto close up tur guide yang akan menemani. Setidaknya bikin aku ga salah menyapa orang nantinya ;p.
Jarak hotel ke Immanuel Babtist Church sebagai tempat meeting point , ga terlalu jauh. Hadap-hadapan dengan Mahabandula park yang sangat terkenal di Yangon. Hanya memakan waktu 20 menit berjalan kaki santai.
Barbara, guide yang diinfokan akan memandu kami, bener-bener mirip dengan di foto. Dia ramah, dan berbicara bahasa Inggris sangaaaaat lancar kayak air walau beraksen tebal. Membuatku kadang-kadang meminta dia untuk mengulangi apa yang dimaksud ;p. Tapi itu udah cukup untuk kami bertiga komunikasi.
Sejak awal, dia memastikan kembali makanan apa yang ingin kami coba. Aku bilang, kami ga masalah mencoba apa pun, asalkan tidak mengandung pork. Setelah sepakat dengan itu, kuliner journey mencicipi aneka snack Myanmar pun dimulai…….
Menu Snack Myanmar pertama: SAMOSA SALAD
Dijual oleh ibu keturunan India. Aku perhatikan tempat jualannya bersiiiih, dan makanannya terlihat enak. Samosa ini berisi sayuran , yang nantinya digunting-gunting, lalu ditambah aneka topping seperti sayuran, kentang, kacang chick peas, tomat, lalu disiram kuah kekuningan yang rasanya pedas gurih.
Asam dari tomat, menambah rasa segar dan enaaaak untuk kuliner ini. Menu pertama berhasil membuatku suka :D.
aneka topping samosa salad. Kacang chick peas, kentang , tomat dan sayuran
Menu Snack Myanmar Kedua: PANCAKE KELAPA & SAYURAN
Kali ini kami dibawa ke pusat kuliner searah dengan Taman Mahabandula, yang dari ujung ke ujung isinya tenda makanaaaan semua.
Tempat yang tadinya mau aku datangin tapi ragu karena takut ga bisa ngebedain mana yang tanpa porky, mana yang pake. Untunglah dengan bantuan Barbara dia menjelaskan stall mana aja yang makanannya aman untuk kami berdua.
Menu Pancake, atau aku melihatnya sebagai martabak tipker kalo di Indonesia, dibuat dengan 2 rasa, manis dan gurih. Yang manis diisi gula merah lalu taburan kelapa tua parut.
Sementara yang gurih, diisi sayuran, chilli powder dan masala. Rasanya?? Kulit pancake tipis dan garing, berpadu dengan isiannya yang lembut dan pedas, lebih sesuai dengan lidahku ;D! Pedesnya itu bener-bener pedes bukan sebatas gelitikin lidah doang ;p. Mantaaaap pokoknya.
Sementara Raka lebih seneng yang manis, karena parutan kelapa yang lumayan kriuk saat dikunyah, cocok bersanding dengan rasa manis dari gula merahnya.
Pancake manis sedang dibakar
Pancake sayuran kesukaaaan ^o^
Oh ya, penjual pancake di Yangon ini masih menggunakan kompor arang untuk membakar pancake yang dijual.
Menu Snack Mynamar Ketiga, Keempat & Kelima: RAKHINE MOTE TI, DUMPLING AYAM & FRIED TOFU.
Puas nyicipin pancake, perut belum berasa kenyang ;p. Tipis banget itu cuy ;D. Barbara membawa kami, masih dalam area Mahabandula, ke tenda penjual mie yang sebenernya sempet menarik perhatianku ;p. Kali ini 3 menu sekaligus dihidangkan. Mie dengan kuah bening, dumpling goreng isi ayam dan tofu goreng.
Mienya disebut Rakhine Mote Ti; sejenis homemade rice noodle, ditaburi crispy chick peas , irisan ikan , daun coriander, daaaan kuah yang terbuat dari kaldu gold fish :D.
Triiing, kupingku cepet siaga saat mendengar kata ikan, secara ga terlalu doyan itu. Mencicipi kuahnya terlebih dahulu, langsung auto muka berubah flat , karenaaaa kuahnya ikaaaan bangetttt hahahahahaha.
Serius sih, saat itu beneran ragu apa bisa ngabisin ini atau ga. Apalagi giliran Raka nyobain, dia langsung bilang, “haduuh kamu aja yang ngabisin. Ga sanggub amisnya nih”, ngucapin dengan muka sedikit senyum dan datar supaya Barbara ga tahu kalo kami berdua sesungguhnya ga doyan wkwkwkwkwk.
Demi sopan santun dan ga pengen buang-buang makanan, aku coba cicipi dengan memakan mienya barengan dengan kacang chick peas garing dan alhamdulillah rasa amis dari kuah bisa ketutupan ;p. Sepiring noodle ikan akhirnya abis juga ;p
Dumpling ayam dan fried tofu lumayanlaaah, walau ga spesial. Ga jauh beda ama dumpling yang banyak dijual di Indonesia. Kulit dumpling renyah , cocok dicocol dengan saus sambel yang terasa asem manis pedes. Fried tofu, renyah di luar, tapi lembuuuut banget dalamnya.
Menu Snack Myanmar Keenam, Ketujuh & Kedelapan: SHAN NOODLE, BAKPAO AYAM & MYANMAR MILK TEA
Sebelum lanjut ke menu berikut, Barbara ngajakin kami kliling taman sambil menjelaskan sejarah monumen perdamaian di bagian tengah Mahabandula Park. Saat itu kebetulan sedang ada pameran Go Green dengan memajang banyak lukisan dan foto-foto bertema penyelematan lingkungan.
Puas melihat foto, kali ini berjalan agak jauh sekitar 20 menitan menuju tempat makan selanjutnya. Jujurnya aku malah seneng, secara perut masih kenyaaaaang ngabisin seporsi mie ikan barusan ;p. Berharap dengan sedikit jalan kaki, isi perut bisa ‘turun’ untuk memberi tempat menu yang baru ;p.
Lokasi kali ini berbentuk ruko 2 tingkat yang mana level bawahnya sudah penuh. Kami naik ke atas, dan melihat ruangan sederhana dengan susunan meja dan kursi pendek, mengingatkanku dengan meja dan kursi yang biasa dipakai anak TK ;p. Barbara langsung memesan menu.
Yang pertama muncul sepiring bakpao lumayan gede dengan isian ayam dan segelas milk tea. Bakpaonya ga istimewa, sama aja kayak bakpao di restoran Cina yang sering aku coba.
Tapi milktea nya aku sukaaaa. Agak mirip dengan teh tarik yang banyak dijual oleh penjual India, hanya saja tidak ada buih-buih yang memenuhi bibir gelas. Dibuat dari teh hitam dan sedikit susu kental manis , memberi rasa kesat pahit, sedikit manis dan after taste asam. Favoriiiiit! Beda dengan teh susu Thailand yang cendrung kemanisan.
Menu utamanya lagi-lagi mie, tapi sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Walau sama-sama homemade, tapi tekstur mie ini lebih chewy. Pernah makan mie karet yang banyak dijual di Jakarta?? Mirip begitu, hanya saja mienya tipis.
Dikasih spicy sauce, potongan ayam, daun sop, lalu diaduk merata semuanya sebelum dimakan. Kuah disajikan terpisah. Bagi yang suka, ada disediakan semacam pickles/acar untuk penambah rasa. Mirip kimchi kalo kubilang, tapi yang ini lebih gurih ga terlalu asam.
Raka blasss ga doyan, kebalikan aku yang malah lumayan suka. FIX, Shan noodles ini paling yummmyyy dibanding menu-menu lain ;).
Menu Snack Myanmar Kesembilan, & Kesepuluh: OH NO THA GU & ICE KACANG.
Keluar dari ruko, perutku udah begah gilaaak. Tapi menurut Barbara masih ada menu terakhir yang harus kami coba ;p. Bersyukur masih harus jalan kaki lagi sekitar 20 menitan menuju tempat makan yang semoga jadi penutup ;p.
Restonya lebih besar. Menu kali ini ternyata berupa kue tradisional yang namanya Oh No Tha Gu, terbuat dari tepung sagu, yang atasnya ditutupi topping santan kelapa. Dibakar sedikit supaya memberikan efek burnt pada bagian atas. Empat jempooool aku kasih untuk rasanyaaaa!!! Perut kami memang kenyang, tapi selalu ada tempat untuk dessert seenak ini :p.
Lalu minuman sebagai pendamping disebut Ice kacang yang idenya serupa dengan negara tetangga ;p. Barbara sendiri mengakui bahwa menu minuman ini tidak asli dari Myanmar. Terinspirasi dari Ais kacang Malaysia, hanya saja beda di bahan utama si kacang.
Kalau Ais Kacang Malaysia memakai kacang merah , sementara minuman ini memakai kacang tanah. Ditambah jelly berwarna merah dan hijau, lalu selai nenas, strawberry Syrup, susu dan kismis.
Seger siiih sebenernya, tapi kurang cocok disajikan dengan dessert kue sagu barusan. Manis ketemu manis , rasanya bakal tabrakan. Jauh lebih sesuai kalo kue sagu tadi disandingkan dengan kopi atau teh :D.
Dan akhirnyaaa, time to say good bye .. Kok sediiih ya pisah ama local guide yang baru aku kenal beberapa jam :(. Sebagai guide, Barbara sangaaaaaat ramah dan dia mampu menjelaskan segala sesuatunya dengan baik. Yang begini niiih, aku ga bakal segan kasih tips gede , karena memang dia sebagus itu saat menguide tamu :).
Barbara (kiri) menjelaskan macam-macam kuliner Myanmar
Kalau ditanya nyesel ga ikutan tur receh begini? Worth it ga ama harga??
Harga trip snack tour ini total Rp800,000 untuk 2 ORANG. Kalau ditanya terlalu mahal, ya pastiiii. Bayangin aja, makanan yang kami coba semuanya kaki lima, yang mana harganya jauh lebih murah jika beli sendiri. Apalagi, mostly menunya sepiring berdua wkwkwkwkkw.
Sepiring berdua, biar mesra ;p
Tapi buatku yang hobi nyicipin aneka makanan lokal saat traveling, hanya saja terhalang oleh peraturan agama untuk beberapa menu tertentu, ikut trip begini, sangat membantu.
Ga semua makanan bisa kami coba terutama kalo ada porknya. Mending yaaak, kalo si penjual bisa diajakin ngomong Inggris, lah kebanyakan di Yangon pada gagu semua tiap kali kami tanya, ini makanan pake babi ato ga ;p.
Makanya aku pilih ikutan trip snack tour, selain bisa dipandu oleh guide berpengalaman , dia juga banyak memberikan info resto sekitaran hotel yang halal dan aman untuk kami coba.
Intinya, trip mencicipi aneka snack Myanmar ini rada mahal , tapi aku anggab itu harga yang worth it dibayar, secara tanpa guide, aku yakin ga bakal bisa nyicipin makanan segini banyak dalam sehari :p.
Saya pun kalo ada orang ngenye suatu tempat, saya tanya dulu, kapan terakhir lu ke sana? Kalo 3 tahun ke atas mah nggak usah ngebacot. Karena setahun aja suatu tempat bisa pembangunan terus. Kalo saya ada rezeki ke Myanmar, pingin hapalin ah kuliner ini semua biar inget, haha… Terutama yg salad samosa ini, unik. Sup ikan saya doyan sih, cuma kalo amis susah juga ya. Mesti dikasih pedesan kali ya biar kemakan.
mendiiing mba, kalo pernah dtg walopun udh lama banget.. lah kalo komennya cuma krn liat dr internet tanpa ngerasain lgs, kan nyebelin banget ;p. sok yakin pula ngomongnya ;p
myanmar jauuuuh lbh murah dr malaysia.. palingan tiket pesawatnya aja nih yg agak jrg promo. tp lain2nya muraaah lah 😉
kuliner pinggir jalan justru lebih menarik bagiku, sangat bervariasi dan tiap negara atau daerah punya keunikan sendiri
beneeeeer mba. walopun mungkin pas dicoba ga terlalu cocok, tp setidaknya jd tau 🙂
wahhh mbak, jadi pengen nyobain. saya suka penasaran sama rasa makanan baru yang belum pernah dicicipiii. Nanti tunggu badai corona ini berlalu, moga bisa jalan-jalan lagiii ajak anak-anak
iya mba… jdwal aku ke jepang jd abu abu krn korona. pdhl anak2 udah pgn bgt ksana :(. semoga wabah ini cepet berlalu yaaa
Wah mba Fany as usual sangat experttt 😀 hehe, saya jadi ingin coba pancake-nya, kebetulan doyan yang gurih-gurih juga :)) ohya, yang kue sagu itu saya sepertinya pernah makan waktu di hotel, disediakan sebagai snack sarapan, entah sama atau enggak seperti yang mba makan, tapi kalau yang saya coba itu rasanya agak mirip kue rangiiii bagian sagunya 😀 dan saya lumayan suka ~
By the way, 800k untuk 2 orang menurut saya worth mba dengan pengalaman yang mba dapatkan. Apalagi jalan-jalan hunting makanannya juga butuh waktu beberapa jam hehehe. Meski memang kalau beli sendiri pasti lebih murah 😀 soalnya saya kadang pun pakai tour meski agak mahal sedikit, tapi seenggaknya jadi lebih dipermudah untuk experience lokal. Apalagi kalau guidenya orang lokal terus private, jadi berasa jalan sama teman 😀
Ditunggu cerita di Yangon berikutnya mbaaaa ~
eh kue rangi yang atasnya ada santan jg kan yaaa? lembut2 gitu? naaah iyaaaa, agak mirip itu mba. tp rangi seingetku ga manis… kalo yg ini manis..
naaah, iya kaaan.. akupun kdg pgn ngerasain suasana lokalnya itu.. kalo pergi dgn guide yg udh ngerti ttg tempat2nya, malah jd enak krn diceritain lbh lengkap.. gpp sih byr lebih untuk itu kalo aku 🙂 . ntr, ini lg persiapkan cerita selanjutnya 😉
wah wah menunya kyak bakso juga ya kalau di lihat lihat hihi
hahahaa, yg kuah2 itu yaa ;p.. tp ini ga ada baksonya…
Qiqiqiqiqiqi, 5 taon lalu! hahahaha.
Harusnya sih bilang, dulu sih nggak menarik, tapi itu dulu, mungkin masih asyik ya dengernya hahaha.
Btw, saya baca di pagi buta gini, mana kagak ada stock mie instan pula, kan jadi lapaaarrr hahahahaha. kayaknya yang menarik paling awal dan paling akhir tuh Mba, yang awal seger kayaknya Mba, apalagi kalau pedes, meski fotonya sekilas kek soto hahahaha.
Terus mie beras pakau kuah ikan? menarik tuh, saya jadi pengen bikin sup ikan pakai mie deh rasanya hahaha. Kalau mie kuah dari Manado pakai ikan juga, tapi ikan fufu sih, dan kuahnya lebih seger gitu khas kuah mie rebus. kalau kuah ikan, entah kayak apa tuh rasanya hahaha.
Yang terakhir itu, liat fotonya dan baca bahannya, langsung auto lapaarrr, sagu gitu loohh, saya mah pecinta sagu banget, diapain pun enaakkk. Apalagi pakai santan dan dibakar, nyaammm 😀
Cuman memang a little bit mihil ya, kalau mengingat hampir sejuta jajan di kaki lima kayak gitu berdua. Tapi sekali lagi, makanannya mungkin biasa, tapi experiencenya luar biasa.
Lagian, kalau nggak pakai guide, bisa-bisa waktunya habis buat nyari sendiri, belum lagi kalau ketemu pork 😀
Duh, kok ya jadi pengen borong jajan pasar nih gara-gara baca ini hahahahaha.
Biar berasa wisata kuliner juga 😀
Eh satu lagi, saya salut deh sama Mba Fanny yang selalu mau tahu semua kuliner khas tiap daerah, even tempatnya yaaa kek gitu deh qiqiqiqi.
Kan jadi ingat kuliner yang di Bogor ya dulu, yang cuci piringnya pakai air bekas hahahahahaha
*kabooorrrrr
Etapi, kalau saya bisa traveling, mungkin juga kudu beradaptasi nyobain makanan seperti itu 😀
Caranya, jangan liat pembuatannya dan tempatnya, fokus ke makanannya hahaha.
Parah memang saya ini, makanya nggak pernah ke mana-mana, lebay sih! 😀
hahahaha yg pertama memang enaaaaak.. rata2 sih makanan tangon itu ternyata enak2 rey. mungkin krn ga jauh beda ama kita jg, pake rempah.. ntr deh, ini baru snack yg aku ceritain… blm makanan beratnya :D. itu lbh menarik…
naaaaah, klo ttg kuliner yg rada jorok, aku jg sbnrnya anti.. yg ptg jgn liat dulu deh hahahahahha.. kalo blm makan, tp keburu ngeliat, aku emoh ;p. mending cari lain ;p.
naah itu, kalo pake guide, aku yakin ga bakal, bisa nemu tempat2nya sbnyak ini… pasti ngabisin waktu, apalagi kebanyakan ada di tempat2 yg rada nyempil.. jd dibantu guide sbnrnya worth it laah. kecuali memang tujuannya ga mau makan yaa :).
hahahaha betul banget! jangan diliat.
Kayak saya suka jajan apa sih namanya yang bubur warna warni di pasar, kalau saya yang ke pasar, saya ogah beli.
Biasanya nitip pak suami, saya lahap deh makannya, soalnya nggak liat dia ambilnya kadang nggak pakai sendok wakakakakaka.
Level jijikan saya memang parah banget 😀
Bener Mba, makanan enak dan khas biasanya nyempil, mana biasanya juga jarang banget diulas, rata-rata sih makanan yang terkenal aja, padahal yang kecil-kecil gitu justru juga enak dan unik 😀
Sebenernya kalo orang2 di sana banyak yg bisa BHS Inggris, aku ttp LBH prefer cari sendiri. Krn biar gimana, eksplor lgs itu paling seru. Tp memang dr awal kesini, aku berasa males aja mba bikin itin dll. Pgn yg gampang :p.
Mungkin Krn di awal tujuan kesini cm Krn pgn khatamin Asean Thok hahahaha. Jd ga semangat utk eksplor sendiri
Wooww!! Jajanan khas ala negara Myanmar..Meski murah tapi kalau saya lihat dari gambar2 diatas penataan tempatnya cukup menarik.
Kalau dari makanannya mungkin ada beberapa bagian kali yaa yang hampir mirip dengan makanan indonesia.😊😊
Yaa dari kesemuanya saya tertarik dengan yang namanya TaGu saya pikir tahu…Ternyata kue tradisional yang terbuat dari sagu. Seperti apa pastinya mungkin manis kali yaa..😊😊
Seru juga nih mbak dari tempat makan satunya ketempat makan lainya.😊😊
rasa makanan mereka sbnrnya ga jauh beda mas ama kita… krn mereka banyak pake rempah juga.. apalagi yg makanan berat.. ntr yaa, aku tulis makanan berat sekalian :). itu enak2 jugaaaa…
yg kue sagu enaak, krn manis tp ga bikin eneg :D. suka deh aku.. santan di bagian atasnya bikin gurih
Eh saya jadi ingat, di Indonesia kan ada jajanan sagu namanya sako-sako, itu dari sagu dicampur kelapa parut, duh kok saya jadi ngiler ya.
Dulu bibi saya sering bikin buat dijual, huhuhu kangen makan sagu deh jadinya 😀
Waaah aku malah ga tau makanan itu Rey :D. Tp rasanya manis ato gurih?
Wow murah kang satria??
Kalo menurutku sih mahal, 800 ribu bisa buat beli beras tiga karung buat tiga bulan.🤣
Makanan sih kadang sama tapi tiap daerah lain nama namanya.
TaGu mungkin kue mirip kue lebaran kali ya.
Jgn disamain Ama harga beras dunk :p. Ini kan karena aku males nyari sendiri makanan yg halal mana ajaaa hahahaha. Udh paling gampang pake trip 😀
Iya sih, jalan jalan ke negara yang bukan mayoritas muslim memang agak was-was kalo makan. Ntar nyicipin masakan daging yang enak, tahu-tahu tuh daging???
Daging sapi memang enak.😅
Hihihi aku LBH milih makan India yg kebanyakan veggie ato MC D dan KFC sekalian klao memang ga nemu kuliner aman mas 😀
Mau nanya mbak, ada ga pemandu di Myanmar yang bisa bahasa Indonesia, soalnya bahasa Inggris ngga paham. Kan ngga asik kalo kita jalan jalan mau tanya tapi pakai bahasa isyarat terus. Mending kalo orangnya ngerti, kalo ngga kan repot.😅p
Gimana kalo perginya kesana Ama aku yg jadi guidenya mas 😉 *wink wink
Syenangnya dipandu oleh local guide Barbara yang cas cis cus bahasa Inggris ya mb, walau beraksen tebal, aksen tebal sih maksudnya gimana yak #wekekkk
Dari baca ini, aku jadi punya ingredient food yang baru denger di kuping yaitu : cheek pees, masala, martabak tipker (ini lekker kali ya mb fan maksudnya), daun sop
#trus buru2 ku googling wekekek
Yang pertama dulu deh, samosa…dulu pas ada kesempatan ke singapore aku pernah beli oleh2 samosa, tapi yang udah packingan, tp ini sih di farmer market atau supermarket high end di jakarta ada klo samosa beku, trusnaku kurang bisa bersahabat sama kacangbkaprindi samosanya
Yang kedua, yang kelihatannya enak itu pancake sayurannya, sebab klo yang manis uda biasa, jadi klo denger yang sayuran serasa unik en kayaknya bikin nagih karena gurih asin pedeees
Ketiga, tofunya kupikir singkong goreng masa mb fan gegeggegk, pangsitnya sami mawon dg mie ayam di Indo kayaknya hihi
Lanjutnya yang temennya bakpao aku suka ama teh tarik yang dominan rasa indianya, ga manis tok tapi ada sedikit pahit asamnya, trus sedikit buih ga kaya teh tarik kalo bikin sendiri pasti aku berbuih wekek
Selanjutnya yang temennya ais kacang yaitu dessert sagunya aku mbayanginnya rasa wingko hohoho
Overall, pengeeeeeeeeeeeeeeeeen 😀
martabak tipker mksdnya tipis kering hahahaha. aku ama temen2 biasa nyebutnya gitu nit ;p.
aksennya tebel, itu maksudnya logat myanmarnya kuat banget hahahahaha . jd kdg ga jelas dia nyebutin apa ;D
eh daun sop yg sering utk bikin sop itu loooh :D, apa aku yg salah tulis namanya ya ;p hihihihi maklumin aja, aku ga apal nama2 sayuran nit ;p.
samosa yg beku aku biasanya aku ga doyan, lbh suka yg fresh gini nit. apalagi yg msih panas2, uwiiiiih :D. ternyata enak juga dijadiin salad gini.
eh samaaa loh, itu tofu goreng awalnya aku pikir singkong.. tp pas dicoba, iya beneran tofu ;p
hahahaha, daun sop biasanya orang nyebut seledri kali Mba, kalau saya mah tahu aja, soalnya di Buton orang nyebutnya daun sop atau daun sup 😀
Eh bentar, emang wingko itu dari sagu ya? kok rasanya sagunya kurang berasa deh, berasanya kelapa doang hahahaha.
Kan baca ini jadi pengen makan sagu beneran kan, jajanan sagu itu udah sehat, enak pula 😀
Ayo ke Surabaya Mbul, di dekat kampung Arab sono banyak yang jual samosa, tapi saya kurang doyan sih.
Hahahaha bahasa di Buton Ama di Sumatra berarti sama, nyebutnya daun SOP :p. Krn sering dipake utk bikin SOP sih :D.
Naaaah iyaaa, wingko dr sagu aku br tau. Kirain kelapa doang :D. Berasa kelapa banget. Makanya jujur aja aku ga doyan wingko ada temen dr Semarang, tiap mudik pasti bawa wingko. Hadeuuuh itu aku bingung ngabisin ya Krn ga doyan :D.
Akuu pernah coba mbak samosa, ini tuh makanan myaanmar ya kok aku baru tau, huhu payah nih aku wkwkwk.
Pancake nya mirip crepes gitu ya mbakm, hm kebayang enaknya. Aku mah tiap berkunjung ke blog mbak Fanny pasti jadi laper udahnya
Eh sbnrnya samosa itu makanan dr timur tengah ato india mba. Tp memang banyaak diadaptasi Ama bbrp negara :D. Makanya di mana2 juga ada, tp penyajiannya berbeda 😀
ih ayo balik kaka lagi pandemi ni..
eh jangan lupa bawain oleh-oleh yak OKWOKWOKWOWOK
Ini sbnrnya late post kok mas :P. Skr mah aku udh aman di rumah hahahah
tampilan makanannya masih gak gitu jauh ya mbak sama Indonesia, iya wong masih asia tenggara. Yang kayak kue leker itu..aku malah keingat sagon mba…kue tradisional pke tepung ketan+kelapa. Tapi, dia lebih tebel sih.
klo yang soto kuah ikan itu,,aku mbayanginnya juga amis…. mending nggak maem juga 😀
Soal makanan, mereka LBH miriip Ama kita sih. Ntr deh aku cerita pas aku makan di resto khas Myanmar . Itu rasanya miriiiiiiip . Makanya dr segi makanan aku suka Ama myanmar ini mba
Saya jarang banget nih ikut tour yang ada guidenya gini. Tapi ini ide bagus kalau datang ke tempat yang bahasa dan tulisannya susah banget kayak di Yangon hahaha.. Jadi kepikiran suatu saat mau ikutan food tour juga ah. Kalau blusukan sendiri emang jadinya suka nebak-nebak dan kadang-kadang amsyong. Keren ah jalan-jalannya Fanny, anti mainstream hihihi..
Jujur aku jg jarang sbnrnya mba pake tour.biasanya aku Ama suami LBH suka cari sendiri. Tp memang pas planning ke Yangon ini tujuannya itu utk ilangin stress aja.makanya aku maleeeees banget bikin itin kayak biasa. Pgn yg gampang , booking local tour aja hahahaha
Sekilas dari penyajian, toping dan perlengkapan yang dipake yang jualan serasa kayak di Indonesia aja yah mba. Mungkin cita rasanya pasti ada yang khas
Iyaaa, sbnrnya rasa makanan mereka untuk beberapa miriiip banget Ama indo mas :). Ntr deh aku cerita utk makanan berat lainnya
Btw areanya bersih ya… Duh aku udah sakau jalan-jalan euy
Tempat2 yg dibawa guidenya, itu bersih2 mba. Jd aku ga ragu makan di sana :).
Samaaaa ku jg udh sakaaaw banget pgn jalan 🙁
Kalo lihat menu pancake itu memang mirip martabak tipis dan kering ya mbak Fanny yang banyak dijual di kaki lima di Indonesia.
Wah, kebanyakan menu mie lagi ya, kayak Rakhine Mote Ti, Shan Noodle.
800 ribu di Myanmar, agak mahal juga ya kecuali di Tokyo mah lumrah (kayak pernah ke Tokyo aja.😂). Tapi worth it lah soalnya guide nya ngasih tahu ini makanan halal atau mengandung babi.
Naaah itu diaa mas. jd worth it Krn guidenya jg jelasin mana aja makanan yg halal, mana yg ga :D. Kalo aku cari sendiri, bisa pusiiing nanyain ke penjualnya ini terbuat dr apa :p. Mnding bisa ngomong Inggris. Yg ada pake bahasa isyarat lagi :p.
wadiduw.. banyak juga icip-icipnya mba.. hihi..
dan ternyata makanan myanmar gak beda jauh ya sama indonesia jenis2 nya. cuma beda nama aja palingan. kayak samosa salad tuh mirip asinan bogor, terus pancake mirip martabak, terus fried tofu mirip batagor. ya gak sih mbaa? hihi..
Btw, dapet travelnya kurang oke yaa..? lumayan mihil tapi dpt makanannya jajanan kaki lima smuaa. huhu
Eh ini bukan ga oke mba. Ini malah oke banget. Kan aku EMG carinya wisata Snack khas Myanmar yg mana EMG kaki lima kebanyakan. Dan jgn salah, biar kaki lima, yg dipilih itu yg udh kerjasama dgn tournya . Aku pribadi amat sangat puas ikut tour ini.
Samosa atau apa itu sekilas mirip soto ahhahahahah. Bisa jadi dalam segi rasa, makanan di sana tidak jauh beda dengan yang ada di Indonesia. Kalau kulihat ada beberapa kemiripan. Entahlah, apa cuma perasaanku hehehehehe
Aku blm tulis wisata makanan beratnya yaaa. Itu banyaaaak yg mirip Ama makanan Indonesia :p. Cm beda penampakan dan nama. Tp rasa persiiiis :D.
Mba Fanny emang travel bloger idolaque soalnya selalu kasih pengalaman gokil buat pembaca sekalian hihi, emang agak mahal ya tapi yang penting halal ya mba ditunggu petualangan selanjutnya
Hihihi, abisnya LG males repot mba.. drpd susah komunikasi Ama org lokalnya, ya udahlaaah ambil trip aja 😀
Pancake nya kayak crepes ya mbak? Di foto kelihatan garing kriuk2 gitu hihihi. Kepo deh tingkat kepedasannya kayak apa. Oh, ternyata jajanan kaki lima pun ngeri mengandung babi juga ya. Untuk ada yang nemenin tuh. Makan sepiring berdua makin romantis deh cieeee 😀
Hahahaha untung sepiring berdua, biar ga cepet kenyang mba. Apalagi ada 10 jenis yg dicoba .. hahahaha. Kalo masing2 seporsi, dijamin ga kuat ngabisin sampe menu trakhir :p
Mbak…asik bannget kulineran nya…
Mbak, mie yang putih itu enak gak Mbak? Bagaimana dibanding dengan bakso yang ada disini?
Saya ngiler banget lihat foto es di gelas itu. Lihat fotonya saja sudah sueger, apalagi menikmatinya langsung ya Mbak.
Salam dari saya di Sukabumi,
Ini mienya beda Ama mie putih indonesia yg biasa utk bakso. Mie yg di sana itu kenyal mas, LBH lentur. Enaaak banget 😉
Nyicipin makanan lokalnya langsung di kaki lima malah menurutku lebih seru, cuma kadang susah nyari yang halal.
Karena itu, ikut tour gini menurutku lebih baik, bisa sambil mengenal makanan-makanan yang khas di sana.
Naaah ituuuu. Mendingan ikut trip gini deh.jd aman kalo mau pilih makanannya. Kec memang kita bisa makan segala, ya ga ush book trip begini 🙂
Kesimpulannya, sudah pas ya pilihan tour-nya, Mbak Fanny.Karena ada guide yang bisa menjelaskan dengan baik soal makanan. 🙂
Makanan dan minumannya, pada cocok di lidah ya, mirip sama makanan kita di Indonesia hanya ada keunikan tersendiri. Bedanya kalo makanan yang ada kaldu ikannya, kan gak dijual di kaki lima kalo di Indonesia. Biasanya di resto tertentu.
Iya mba, kalo buatku sih pake guide utk wisata Snack tour ini udh tepat. Secara aku ga terlalu tau banyak soal kuliner khasnya.jd ga pgn aja wkt kebuang banyak hanya utk cari2 tempatnya di mana. Mnding pake guide 😉
asik banget ya buat street food pas lagi jalan-jalan. Emang inilah esensi yang dicari 😀 jalan sambil kulineran.
naah iya mas.. langsung 2 pulau terlampaui ;p.. jalan2nya dapet, cerita dari guide dapet, kulinernya oke banget 😀
Pulang dari Myanmar naik berapa kilo mbak?
Hahahaha
Ga naik samasekaliiiii huahahahahaha… badanku memang susah bengkak mas.. ntah itu anugrah ato musibah sebenrnya ;p.. Jangan iri yak ;p
Samosa salad yang paling menggiurkan buat saya. Saya suka sama kuliner yang rasanya segar. Apalagi kalau ada pedesnya. Iya, ya lumayan juga kalau smapai Rp800 ribu hihihi
Lumayan memang, tp ya sudahlah yg ptg bisa icip banyak mbaa :p. Drpd aku puyeng nyari sendiri mana yg halal 😀
yaaah, banya bet makanannya, tapi sepiring berdua :’
Kan biar mesraaa feb :p
Semua menu makanan yang tersaji dalam tulisan ini nampak endes semua ya mbak, negara asia khususnya asia tenggara memang ngga jauh dari gurih dan manies ya.. itu makanannya semua menggoda huhu ingin rasanya makan langsung disana jugaa.. pasti lebih seru dan menyenangkan
Iya mba. Rata2 enaaak sncak yg aku icip. Senengnya Krn Myanmar memang ga jauh beda Ama indo sih kulinernya
puas banget dong ya kulineran di Yangon. dari gambarnya aja keliatan endeus2 banget.
aku ngebayangin angetnya bapao ituh
Kalo seandainya msh laper, bakpao nya bisa abis tuh. Tp Krn msh kenyang tuh bakpao sayang bgt jd kebuang mba. Pdhl lumayan sih
OMG, Oh No Tha Gu definitely my favorit, Fan!
By the way, namanya unik ya, pakai Oh NO, giccu, hihihi
Kali, saking endolita parah ya. Hmmm.
And also Ais kacang seems, tempting.
But I agree again with you, kurang cocok bersanding dengan si Oh NO ya.
Hahahah aku malah baru ngeh setelah mba tulis. Jd kayak kaget Krn rasanya yg supeeer enak yaaa mba :p
Hebat Mbak Fanny bisa memaksakan diri buat menghabiskan makanan sekalipun rasanya enggak enak karena ada rasa tak enak kepada penjualnya. Saya pernah coba kayak begitu sampai benar-benar tandas, eh yang ada malah mau muntah. Hahaha. Jadinya, sekiranya betulan enggak enak atau aneh, saya makan sekuatnya terus tinggalin aja di piring. Atau minta dibungkus kalau betulan masih tersisa banyak.
Menurut saya mah sah-sah aja harga lebih mahal karena menyewa pemandu. Daripada sok tau sendirian terus makan yang aneh-aneh. Saya pun teringat film Hello Stranger ketika si protagonis makan daging anjing. XD
hihihih iya yog, aku ga enakan kalo soal begitu.. takut dikira ga menghargai ;p.. lagian kepikir juga mubazir sih.. Tapi pernah aku nemuin makanan yg bener2 ga bisa aku telan… itu beda cerita sih.. aku ga bakal maksain juga utk habisin kalo sampe begitunya.. mending aku karang alergi kek ato apa ;p
aku mau pancakenya plis hwaaa terbayang-bayang rasa lembut dan pedasnya 🙂
Huehehe iya sih mahal guidenya, tapi bener juga yang mba Fanny bilang, kalau gak pake guide jadi ga tau makanan mana yang ada daging porknya atau ngga
Pancakenya memang juaraaaak. Pedesnya manteeeep. Berarti org Myanmar ini memang suka pedeees :D.
kirain di Indonesia aja yang ada jajanan kaki lima gini, Mba, ternyata di luar negeri juga ada yaa? hehehe. Dan diantara menu-menu di atas, sepertinya saya tertarik pengen cobain yang ke sembilan Oh No Tha Gu 🙂
Ini rata2 pada suka Ama oh no thagu semua :p. Tp memang kue itu enaaaak. Aku aja pgn lagi mbaaa. Sayang jauh
Kak fannyyyy semuanya bikin mupengg! Pengen semua ih es kacang, mik tea, pancakes. Samosanya juga segerrrr bgtttt
Iya travelling tuh tantangannya cari makanannya yg halal. Btw sini aku bantu toyor juga gak temennya. Sotoyyy bgt dah
Kalo udh jalan2, kuliner itu yg paling aku suka dr semuanya :p. Apalagi kalo nemu yg enak kayak gini :D. Makanya aku ga pernah mau pelit utk budget makan mba :p. Mnding hotel dah yg murah :p
netizen oh netizen yess mba Fan, duit2 kita yang liburan kita suka ngatur cem gitu mending iya doi udah pernah ke Yangon wkwkk pengen mites jadinya :p
btw mba, tercengang juga tournya 800k dan makanannya kaki lima semua ya gpplah ya mba namanya juga pengalaman baru yah..
Hahahaha iya mba. Kalo nemu temen yg sotoy gini, rasany memang pgn ditampol :p. Kirain dia udh pernah liat lgs, ternyata msh katanya :p
aku bisa berhemat beberapa ratus ribu kalau nanti ke yangon dan nyobain street foodnya, berkat tulisan mbak jadi kebayang duluan rasanya gimana dan bisa pilih2 sendiri tanpa ikutan tour, thanks ya mbak wkwkwk..
pancake sayur yg gurih itu kayanya bakal jadi favoritku, asal ngga usah dituangin yg pedes2nya, pake saus yg ngga pedes aja , anaknya gak tahan pedas, hehe..
-Traveler Paruh Waktu
Baiiik kan aku kah refernsi hahahahah.. msh banyaak loh ini wiskul ku slama di sana :p. Itung2 bekal update blog selama ga bisa jalan2 :p
Seru bamgeeet liburannya.
Asyuk huga yaa kalo ambil paket wisata kuliner kayak gini, asli kuenyanggg…
Tapi ya itu, harus orang yang bener2 hobi makan dan berani coba menu2 yang bener2 baru terasa di lidah.
Baca deskripsinya Fanny tentang milktea itu, saya auto ngiler deh, heheh…
Aku dan suami suka banget ngerasain makanan baru mba. Lidah kita terbiasa utk ganti2 selera :p. Makanya ga prnh ngelewatin kesempatan utk kulineran tiap jalan 😉
Iya banget yaah…
Beneran harga mah gak boong.
Aku penasaran sama Oh No Tha Gu.
Unik rasanya pasti yaah…kaya martabak gurih.
Gurih manis, lembuuuut di mulut ;). Enaaak sih itu.. sekenyang apapun aku, ttp msh ada tempat utk oh no thagu :p
Untung pas jalan2 gini masih aman gada covid ya mba. Uh kangen ga sih explore luar negeri mba.
Oia, ttg pork aku jd inget film contagion. Ternyata semua dr pork wkwkwk.
Bangeeet mba, bangetttt sampe kayak sakaw rasanya :(. Aku berharaaap bgt trip ku ke Iran sept ini g batal, dan wabah udh mereda 🙁
Kalau di negara tetangga sebelah kayak Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, keknya mirip-mirip ya makanannya sama Indonesia. Yg beda di cita rasa dan mayoritas rempah yg dipakai. Aku tuh sampe pingin cobain satu hidangan yg sama di masing-masing negara itu biar tau bedanya. So far baru cicip mie-mie-annya, tapi belom ke Myanmar sama Vietnam xixixi.
Dan dari semua yg Mba Fanny ulas, aku penasaran banget sama Oh No Tha Gu. Yummm!
Aku pikir tadinya Myanmar itu kulinernya bakal mirip Ama Vietnam, Laos Kamboja. Secara mereka deketan. Tp ternyata Myanmar jauuh LBH mirip ke kita :p
Waaahhh ini sih enak banget ya Mba, udah sampe Myanmar keren
itu yang pertama kayak tahu campur gitu ya, hehehe seger
trus yang lainnya juga kayak di Indonesia, tapi beda dikit dan beda nama ya Mba.
Semoga kapan-kapan ada rejeki bisa main ke Myanmar
Aaamiiin mba. Myanmar murah2 banget kok. Dan tiket pesawatnya kalo sedang promo airasia, itu bisa super murah :). Aku ksana Krn dpt tiket promo wkt itu
Memang lebih enak pake guide ya jadi langsung bisa ke tujuan, nggak perlu bingung cari2 lagi tempatnya dimana, jadi hemat waktu.
Sehari bisa mencicipi jajanan khas segitu banyak, waaah luar biasa. Kalo nggak pake guide mungkin nggak bisa sebanyak ini 😀
Itu pancake di sana malah mirip crepes ya, tipis kering.
Nah iya mba.. kalo memang LG pgn males eksplor sendiri, waktu ga banyak, aku sih LBH milih pake guide. Ga buang2 waktu dan lagi bisa dapet penjelasan yg lengkap 🙂
Kalau baru pertama kali mah emang enakan pakai tour guide ya, Mba. Daripada salah makan, apalagi Mba Fanny bilang gagu pedagangnya pas ditanya ada pork atau g. Nantu mgkn kedua kalinya baru deh.. sendiri. Ajak2 yaa kalau kedua kali.. mau juga cobain myanmar. Taoi sama yg udah pernah aja.. hahaha.. ngg corona bubar.
Hayuuuuk mba Ade ;). Kita traveling bareng kalo Corona udh menghilang :D. Aku juga seneng kalo bisa traveling bareng temen2, apalagi kalo gaya jalannya ga jauh beda Ama aku :D. Bisa klop jalannya 😉
Klo di Indonesia samosa itu gorengan ya mbak
biasanya aku klo beli samosa di wilayah kampung arab
Iyaa gorengannya Thok yaaa kalo di Indo :D. Tp kalo di sana gorengan plus sayurannya segala macam itu :p
Aku gak pernah terpengaruh dengan omongan orang, “ngapain ke sana? jelek kan!” karena preferensi dan pengalaman tiap orang beda. Mau India dibully kek gimana pun tapi dasarnya cinta, ya akan suka hahaha. Apalagi kalau negara yang belom pernah didatangi kayak Myanmar, aku tentu penasaran banget. Mana jajanannya menarik-menarik gini huhuhu. Semoga covid segera berlalu.
justru aku kalo dibilang begitu, makin tertantang untuk datang mas hahahaha ;p.. seperti pengen ngebuktiin aja kalo yg dia bilang itu salah 😀
Sekilas Samosa Salad itu mirip asinan di Indonesia ya, di Bogor misalnya hihihi. Kol, kacang itu biasanya seger banget dicampur sama bahan2 salad lainnya, apalagi kalau cabenya buanyak 🙂 Bakpaonya gede juga ya, makan sendiri puas kayaknya atau malah nambah? Wkwkwkwk…Btw kadang aku kurang bisa bedain teh tarik dan mlik tea. Suka dua2nya dan ga pernah bosan.
sebenernya milk tea ama teh tarik itu sama kok mba… cuma kdg krn mereka pakai susu dan teh yg berbeda, jadinya rasa juga pasti beda. :).. dan aku lebih suka ama milk tea di myanmar ini
Lihat oh no ta ghu langsung inget wingko babat, hahaha
Cuma gara2 penampakan atasnya doang
Stan2 makanan mirip indonesia ya mbak, tapi jenis makanannya beragam, asia tenggara agak ke selatan yaa..
Hahaha tp LBH enakan ini drpd wingko. Aku ga terlalu doyan kalo wingko :D.
Beneran makanan mereka mah mirip bangetttt Ama kuliner kita mba. Cm beda penampakan
kalo bisa icipin makanan segini banyak dalam sehari dan rata rata orang lokalnya ga bisa bahasa inggris, dan kalau jalan sendiri masih pake bahasa tarzan, aku rasa harga segini worth it juga. Kan daripada pusing juga ngomong bahasa lokal
alamak kenyang nih bisa jajan segini banyak, kalau ke yangon cobain ikutan tour lokal beginian juga ahh, biar seru
Beneeeer mba. Mending gini. Jd jelas maknanya dan ada guide yg jelasin ini kuliner apa, sejarahnya gimana :p. Diitung2 worth it laaah. Aku Ama suami aja sampe kenyang begah hahahah
pingin kulineran sekitaran ASEAN tapi ada aja halangan 🙁
Semoga ntr pandemi usai, bisa jalan2 lagi nuntasin Asean yaaa 😉
pingin kulineran sekitaran ASEAN tapi ada aja halangan 🙁
Romantisnya makan sepinggan bersama Raka ya. Kalau di Malaysia ada orang Myanmar dari kaum Rohingnya menginap di sini. Tapi kadang2 Rohingnya ni anak-anak mereka tidak bersekolah. Takut takut in future ada masalah lain. Faham kan Fanny?.
pahaaaam sangat kak.. dan itu juga yg terjadi di Aceh.. kaum rohingya itu banyak mengungsi di aceh… dan mereka pun bikin masalah di sana… tapi jumlahnya ga sebanyak yg di malaysia.. yg saya dengar yg di malaysia ini memang banyak kan?
trus tak habis pikir ama lembaga dunia yg sembarangan mengirim mereka ke negara2 lain macam indonesia dan malaysia.. saya pun males melihat kaum satu ini krn suka bikin keributan