BANGKOK, SURGA TRAVELER UNTUK SEMUA KALANGAN
Liburan ke Thailand dan Kamboja ini udah lama aku rencanain. Kalo ga salah inget sejak Agustus 2012. Itupun karena Airasia dan Mandala Airways mengadakan promo yang lumayan menggiurkan :p. Karena keterbatasan waktu, aku hanya memilih Bangkok untuk destinasi Thailand, dan Siam Rep serta Phnom Penh untuk Kamboja. Berangkat 29 Maret – 3 April 2013.
Ini pertama kali mengunjungi Bangkok. Satu hal yang bikin kagum saat menginjakkan kaki di bandara Suvarnabhumi, antrian imigrasinya penuh dengan orang-orang asing. Ga heran… Negara ini sangat ramah, mempunyai transportasi massal yang nyaman, murah dan mengcover seluruh lokasi-lokasi strategis.
DAY 1
Hari pertama di Bangkok, kami berdua cuma mau keliling-keliling naik MRT, lalu pindah naik BTS. Karena rencana tur seharian bakal dilakuin besok ;). Transportasi massal di Bangkok saling terkoneksi satu sama lain. Antara MRT, BTS, City Line, Makkasan express dan Phaya Express. Keretanya juga nyaman, dingin dan bersih. Ga ada alasan lagi untuk menggunakan kendaraan pribadi di kota ini.
Karena hotel tempat stay lebih deket dengan jalur MRT, jadi perjalanan kami berawal dari sini. Di salah satu stasiun yang disinggahi, banyak dijual Thai Tea yang terkenal itu. Tapi kebanyakan cafe-cafe kecil ini memodifikasi teh nya dengan menambahkan semacam bubble atau jelly. Rasanya teteeeuupp ennaakkk ^o^. Salah satu yang aku cicipi adalah Pearl Milk Tea. Seger banget dan cuma seharga Bath 35.
|
Pearl Milk Tea |
Stan Menjual Thai Tea |
Kami putusin untuk singgah ke beberapa Mall yang dilewati oleh BTS. Pertama, Terminal 21. Mall ini agak mirip Mall Artha Gading di Jakarta. Karena mereka menamakan level-levelnya dengan nama kota-kota terkenal di dunia. Contohnya, lantai 1 Paris. Lantai 2 London, Lantai 3 Istanbul, seperti itulah.
Bagian dalam didekor berdasarkan tema masing-masing lantai. Foodcourt ada di lantai atas. Tapi kebanyakan restoran menjual makanan mengandung babi, yang jelas aku ga bisa makan. Jadi di sini kami murni cuma melihat-lihat suasana mall seperti apa. Ada sih yang menjual KFC.. Tapikaaan, ga usah jauh-jauh ke Bangkok kalo cuma mau makan KFC ;p?
Terminal 21 Mall |
Direction to TERMINAL 21: Naik BTS , turun di ASOK Station.
Naik MRT, turun di SUKHUMVIT Station
Walau belum puas menjelajah Mall, kami pindah ke Mall MBK , katanya murah-murah untuk harga barang. Yang terpenting, di sini ada restoran halal. Mall MBK kalo dilihat-lihat sih lebih mirip ke Ambassador Kuningan. Bedanya ga se-crowded Ambassador aja, which is good 😉 .
Nah di lantai 5 MBK ada beberapa restoran yang menjual makanan halal dan seafood. Aku memesan seporsi Tom Yam Seafood, yang dari penampilan aja menggugah selera ;). Malah pake ditulis ‘recommended’ segala. Seporsi cuma Bath 190. Begitu datang, mangkok sih boleh besar . Rasa kuah juga mantep. Tapiiii…. gile nih isinya cuma udang ukuran sedang, dan seuprit cumi? Sisanya adalah bumbu-bumbu khas Tomyam kayak sereh, dan bumbu-bumbu lain yang berfungsi untuk menguatkan rasa kuah saja. Jiahhh bisa dibilang aku cuma makan kuah sih ini. Kecewaa…
|
Tom Yam Seafood |
Untuk minuman gratis, karenaaa.. kalo datang kesini, semua foreigners langsung dapet 2 gelas Thai tea free ^o^ Suueegerrr. Cuma anehnya, Raka yang beli di kaunter minuman sama, malah ga dapet minuman gratis ;p. Apa mukaku lebih terlihat seperti foreigner? Padahal ga nunjukin passport samasekali. Anggab aja keberuntungan 😉
Kenyang makan, kami keliling dulu , cuci mata ngelihat barang lucu yang dipajang ;). Harga rata-rata kaos di sana Bath 99. Ga mahal sih. Tapi kepikiran , apa di Chatuchak Market lebih murah ya? Di MBK aku hanya membeli kaos-kaos lucu untuk baby plus magnet-magnet kulkas, koleksi traveling yang ga boleh lupa (“,).
|
MBK |
Direction to MBK: Naik BTS, turun di NATIONAL STADIUM Station
Puas shopping di sini, ceritanya masih belum mau pulang. Next destination, apalagi kalo bukan PATPONG 😉 Iyaa… Patpong yang terkenal sebagai pusatnya tempat hiburan malam di Bangkok ;p.. Penasaran aja kenapa ni tempat heboh banget dibicarain.
Menemukan tempatnya susah-susah gampang. Sampe harus bertanya ke beberapa orang sebelum akhirnya ketemu. Sialnya orang-orang yang ditanya, selalu menjawab sambil senyum ato nyengir, seolah-olah mau bilang, ‘tenang aja, ga bakal bilang siapa-siapa kalo kamu mau kesana ‘ ;p.
Tempatnya memanjang masuk ke dalam lorong. Di tengah-tengah banyak orang berjualan segala macem. Terdapat ruko-ruko di samping kiri kanan yang ternyata nightclub, bar esex-esex ato pijat plus-plus ;p. Beberapa orang tanpa malu-malu, ga nutup-nutupin, menawarkan servicenya ke kami ber2. Padahal kita lagi gandengan tangan mesra begini loh ;p. Eduuunn.. (“,)
|
Night Market at Patpong |
Di salah satu pintu night club yang terbuka, keliatan jelas beberapa waria sedang menari striptease dengan menggunakan pakaian dalam only ;p Maksud hati sih mau difoto, tapi kita ber2 takut bodyguardnya datang dan menendang kami keluar ;p. Mending cari aman .
Patpong |
Makin masuk ke dalam, suasana makin hot. Nawarinnya udah agak maksa, malah kadang-kadang si waria turun tangan sendiri hihihihi… ;p Tapi ga ada nemu tuh waria yang cantiiiikkkk banget kayak di iklan-iklan TV. Ini mah sama aja kayak Jakarta, bedanya penampilan yang di sini lebih elegan dan ga norak ;p.
Yang menarik, ada 1 restoran kami lewatin, di pintunya jelas terpasang, ‘Food, Drink, Men, Women Available’ . Hahahaha…. kalo di Jakarta udah digrebek Fraksi Preman Indonesia yang begini ;p
Puas menjelajah Patpong, kami mengarah pulang. Badan udah lengket, panas, gerahh.. Kaki berasa dah mau copot ;p. Besok acara masih padat ^o^.
|
Welcome To Patpong |
Direction to Patpong: Naik BTS turun di SALADAENG Station. Masih harus berjalan sekitar 10 menit. Boleh ditanya ke orang lokal arahnya.
DAY2.
Rencana hari ini, menjelajah Chao Phraya River dan belanja di Chatuchak Market. Mumpung weekend 😉
Dari hotel tempat menginap, naik MRT menuju Silom. Lalu interchange ke BTS. Di Saphan Taksin Station, tinggal turun deh. Begitu keluar aja, udah langsung disambut dengan agen-agen wisata yang menjual tiket wisata sungai Chao Phraya.
Tapi ga perlu beli tiket di agen-agen itu. Mahallll booo… Mendingan jalan terus sampe ketemu loket penjualan tiket perahu, pas deket pinggiran sungai.
Ada 2 jenis tiket, 1 way only atau All day long ticket. Kami berdua sih beli yang all day long, secara bakal lama di sini. Harganya Bath 150 per orang. Jadi dengan tiket sepanjang hari ini, bisa naik kapal-kapal wisata yang untuk turis, atopun kapal-kapal biasa yang untuk publik, bolak balik sepuasnya, sampai jam 10 malam. Mau berhenti di satu dermaga untuk melihat-lihat objek wisata di sana? Bisaa… Dan pulangnya ga perlu repot beli tiket lain, karena tiket all day long ini tetep bisa berlaku 😉 .Lebih ga ribet untuk turis sih kalo aku bilang.
Hanya saja, tiket all day long ini ga berlaku untuk kapal kecil penyebrangan antar dermaga ya.. Cuma ga masalah, biaya untuk kapal begitu sih murah banget. cuma Bath 3 per orang..
|
Mandarin Oriental Hotel |
|
River Boat |
Kami naik pertama kali dari dermaga Central Pier. Kapal turisnya lumayan besar, dan bersih pastinya. Seorang tur guide menyambut para turis, dan mempersilahkan semua memilih tempat duduk . Dia akan menjelaskan dari awal di dermaga mana saja kapal akan merapat, dan kalo ada turis yang ingin turun di dermaga itu, harap bersiap-siap sebelumnya. Sang tur guide juga akan menjelaskan sejarah beberapa tempat, atau objek-objek wisata yang akan dilewatin.
Pertama, melewati Mandarin Oriental Hotel (yang merupakan hotel bintang 5 termahal di Bangkok. Biaya permalamnya Bath 10,000, lalu ada Shangri-La Hotel, Peninsula Hotel dan River city. Nanti akan melihat Siam Commercial Bank yang merupakan Bank Thailand pertama.
River City Mall |
Wat Arun |
Di dermaga Tha Tien Pier, pengunjung yang ingin melihat Wat Arun ato Temple of Dawn lebih deket, bisa turun di dermaga ini. Ato mungkin mengunjungi Tha Tiem Market yang terkenal sebagai pasar ikan kering dan seafood.
Aku dan Raka turun menuju Wat Arun. Kuil yang biasanya di foto dengan lampu-lampu menyala terang di malam hari, kali ini kami lihat dari dekat, tanpa lampu, tapi tetap sama megahnya. Cuma karena panas terik yang menyengat, aku ga tertarik untuk naik ke atas ;p. Cukup foto-foto di bagian depan.
Lokasinya ternyata luas. Jadi bukan candi yang menjulang tinggi itu saja. Ada semacam komplek di dalam. Untungnya di beberapa tempat banyak pohon-pohon rindang dengan kursi di bawah, so bisalah beristirahat sebentar tanpa kepanasan.
|
Public Boat |
Direction to Wat Arun: Turun di dermaga Tha Tien Pier. Karena kapal kita merapat di sebrang Wat Arun, so kita harus naik perahu penyebrangan seharga Bath 3 per orang.
Puas melihat kuil, kami kembali ke dermaga. Kali ini pengen nyobain kapal orang lokal. Ternyata sama aja. Kapalnya lebih kecil dan ga ada pemandu wisata. Tapi toh juga berhenti di tiap dermaga.
Tujuan selanjutnya adalah SIRIRAJ FORENSIC MUSEUM. Baca detilnya di sini . Yang sedikit menyebalkan, museum ini sedikit susah dicari karena hampir semua tulisan di sana ditulis dengan aksara Thai. Duhhh mana bisa ngerti.. Jadilah kami bertanya berkali-kali dengan orang lokal. Itupun ntah mereka ga tau tempatnya, ato mereka susah menjelaskannya dalam bahasa Inggris, tetep aja nyasar karena info yang ga jelas ;p. Walopun pada akhirnya ketemu juga setelah dibantu salah satu mahasiswa kedokteran di sana 😉
|
Siriraj Hospital |
Keluar dari museum, kami langsung cari makan. Melewati sebuah pasar yang deket dermaga, dan ga sengaja melihat serombongan anak-anak sekolah memakai jilbab , yang sedang makan di salah satu kedai mie. Langsung deh ikutan duduk dan mesen. Lumayan banget nemu makanan kaki lima halal dan kliatan bersih.
Kami memesan 2 porsi mie rebus dan martabak daging. Rasa martabaknya not bad lah… Malah aku suka banget. Kulit martabak terasa crunchy, isian daging pas dan gurih. Harga cuma Bath 45.
Lain lagi dengan mie rebus ayam (harga Bath 35 per porsi).. Sebenernya enak sih. Sambelnya pedes mantep. Tapi ayam dan baksonya ini loh, yang seperti berasa ga seger..Kayak ayam yang udah terlalu lama disimpen. Malah bikin aku eneg ngerasainnya. Jadi males ngabisin sisa mie nya..
Balik ke dermaga, ada 2 pilihan. Mau turun di Phra Arthit Pier, lalu jalan kaki melihat Phra Sumane Fort atau Khao San Road yang terkenal dengan pusat backpacker Bangkok, atau pilihan kedua, turun di dermaga Maharaj Pier, dan berjalan kaki ke arah Grand Palace dan Wat Phra Kaeo.
Raka memilih yang kedua. Dermaga Maharaj Pier dengan Grand Palace dan Wat Phra Kaeo .. Ternyata lokasinya masih harus berjalan kaki sekitar 10 menitan ;p. Bukan masalah jalan kaki yang aku pikirin, panasnya ini booo.. Jakarta ga sepanas ini, ato akunya aja yang jarang keluar pas siang ya? Dan setelah sampai, ternyata tempatnya begitu aja ;p. Aku males bayar uang masuknya (Bath 350 per orang), dan memilih melihat Wat Phra Kaeo dari luar.
|
Wat Phra Kaeo |
Direction to Grand Palace: Turun di dermaga Maharaj Pier dan berjalan kaki sekitar 10 menit. Jika bingung, tanya dengan orang lokal, dan mereka akan menunjukkan arahnya 🙂
Balik ke dermaga, kali ini ngademin badan sembari nunggu kapal yang lewat. Kami cuma pengen keliling sungai sekali lagi, trus pulang de. Masih ada Chatuchak Market yang mau disamperin ;). Ga afdol sepertinya kalo ke Bangkok tapi ga mampir kesana ;p
Ketika kapal semakin mendekati Central Pier, ga sengaja aku melihat keatas. Terlihat gedung yang udah ga kepake lagi dan sepertinya familier. Bener aja, setelah mencek salah satu kertas panduan, itu adalah Haunted Skyscraper yang dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya. Ga tau jenis hantu apa yang tingal di sana.. Monggo kalo ada yang berani uji nyali, boleh dicoba menginap semalam di gedungnya ;p
|
Haunted Skyscraper |
Direction to Haunted Skyscraper: Bisa dilihat dari Chao Phraya river ato dari BTS station Saphan Taksin.
Ga terasa sudah menghabiskan 7 jam di sungai Chao Phraya. Waktu udah hampir jam 3 siang. Langsung buru-buru ke BTS station Saphan Taksin, dan turun di Mo Chit. Pasar Chatuchak diclaim sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara. Dan sepertinya itu bener. Melihat dari peta yang bisa didapat di bagian depan Informasi Pasar, lokasi toko-tokonya tersusun rapi berdasarkan barang yang mau dicari.
Setelah aku coba masuk, jujur ya, kayaknya peta samasekali ga menolong di sini. Dari dulu aku emang buta peta dan arah. Jadi mau sebagus apapun petanya, tetep aja nyasar ujung-ujungnya ;p. Untung ada suami. Barang yang mau dibeli kebanyakan untuk oleh-oleh. Dari awal aku emang ga pengen nyari barang besar-besar dan berat ato susah dibawa.
Barang-barang kecil seperti magnet kulkas, kaos-kaos yang adem, tas kecil ato dompet, udah cukuplah. Soal harga di sini, suamiku termasuk orang yang tega kalo menawar. Tapi udah sekeras apapun dia membujuk si penjual, kebanyakan mereka tetap stick dengan harga segitu. Jadi kesimpulannya, harga-harga di Chatuchak ini emang udah rendah dan kalopun ditawar, cukup sedikit aja.
Hasil yang aku perolah, magnet kulkas dengan harga Bath 100 untuk 3 pieces, Kaos-kaos dengan harga rata-rata Bath 99 sampai Bath 150, 3 baju untuk baby Bath 500, dan sendal yang terbuat dari tali kur berwarna-warni seharga Bath 150. Cukup murah dan nyaman dipakai. Cuma ada 1 barang yang aku ga bisa temuin di Chatuchak. Baju Jersey bola Arsenal titipan teman kantor. Ada yang bilang, baju begitu hanya ada di National Stadium. Jadilah sepulang dari Chatuchak, bakal mampir ke National Stadium dulu.
|
Chatuchak Weekend Market |
Direction to Chatuchak: Naik BTS turun di station Mo Chit. Lalu berjalan lurus sekitar 10 menit dan akan bertemu dengan pasar Chatuchak. Naik MRT, turun di Station Chatuchak Park. Pasar ini hanya buka saat weekend.
Yang namanya shopping, pastilah lupa waktu. Rencana cuma mau nyari-nyari barang yang udah dicatet dalam list, malah jadi ketagihan liat barang-barang yang lain. Pengen semuanya diborong, walopun logikanya ga tau juga tuh barang mau taro di mana. Secara kami hanya bawa 1 koper kecil, supaya ga repot pindah ke Kamboja besok paginya.
Keluar dari Chatuchak, matahari udah ga segarang tadi. Tapi badan udah telanjur basah ama keringat yang kayaknya kok ga berhenti ngalir ya… Ibarat badan kesiram air buah, jadi lengket :(.
Even pas aku ngejilatin bibir untuk sekedar ngelembapin doang, terasa asin booo ;p. Ga pernah-pernahnya ngerasain panas yang super duper gini ;p.
Untuk balik ke station Mo Chit, masih harus menempuh sekitar 10 menit jalan kaki. Sebenernya bisa lebih cepat, kalo aja ga terlalu banyak orang yang lalu lalang. Malah kadang-kadang bisa stuck karena orang di depan berhenti seenaknya untuk menawar barang di pinggir jalan. Iseng-iseng Raka malah pengen nyicipin sate daging kepiting, dengan saus yang pedas. Ragu-ragu mau beli, apalagi setelah aku liat tuh sate dibakar langsung di atas arang gitu.. Jadi ga napsu ;p
Sekarang mengarah ke National Stadium untuk mencari baju jersey Arsenal yang susah bener nyarinya ini..Sampai di sana pun, tetep buta mencari toko yang menjual baju bola. Suamiku bertanya ke beberapa orang yang kebetulan memakai baju jersey MU, di mana mereka membeli baju itu. Akhirnya setelah capek keliling mengikuti petunjuk, sampai juga ke toko yang menjual banyak baju jersey. Dan tau siapa pemilik toko ini? Orang Indonesia yang kebetulan buka usaha di sini ;p.
Trus, tau baju-baju jersey ini buatan siapa? Made in Indonesia, Beib ;p. Capek-capek aku kelilingin ni stadion, ternyata baju yang dicari buatan negara sendiri ;p.
Direction to buy Jersey: Naik BTS turun di National Stadium. Masuk ke Stadium, tinggal tanya aja ama orang-orang yang banyak berolahraga di sana, di mana toko yang menjual Jersey. Kebanyakan mereka tau kok 😉
Dinner, kami mau cobain makan di Yana Restauran lantai 5, MBK. Dari National Stadium mah udah deket banget. Bisa ditempuh dengan jalan kaki. Yang makan di sana rame.. Jadi penasaran pengen nyoba.
Aku pesen nasi goreng seafood special, salad mangga, dan Raka pesen Phad Thai. Salad mangganya, seger bangettt… Dicampur nasi, bikin rasanya makin manteb. Phad Thai juga enak. Tapi nasi goreng seafoodnya, biasaaaa… Malah aku cendrung ga suka. Ada kuah kari sedikit di bawah nasinya. Berasa hambar. Cuma makan beberapa suap, dan ngabisin seafoodnya, setelah itu aku stop.
|
Nasi Goreng Seafood |
Phad Thai |
Salad Mangga |
Selesai makan, masih terlalu pagi untuk pulang ke hotel ;p Diputusin untuk jalan-jalan ke Siam Discovery dan Siam Paragon Mall. Ga ada niat beli, cuma mau tau aja seperti apa mallnya plus numpang ngadem ;p. Lumayan gede, tapi tetap aja ga semegah GI ato PS di Jakarta. Di Siam Discovery kami hanya melihat-lihat foodcourt, keliling mencari makanan halal, dan voilaaa…. ada yang jual Mango Sticky Rice ^o^. Ini ketan putih yang di atasnya dikasih potongan mangga besar-besar dan manisss bangett.. Enakk.. Harganya di Mall ini Bath 100. Beli di luar pasti jauh lebih murah. Tapi aku males harus muter-muter nyari mango sticky rice yang jualannya bersih ;p . Suami memesan es krim coklat dengan chips, dan membelikanku es krim coklat dengan taburan jagung manis, yang ternyata rasanya ga begitu masuk ;p
Mango Sticky Rice |
Ice Cream |
Direction to Siam Discover and Siam Paragon Mall: Naik BTS turun di Siam Station.
Perjalanan pulang ke hotel, disempetin singgah ke toko roti untuk membeli bekal buat sarapan . Secara kami berangkat pagi-pagi banget, dan di kereta, walopun katanya banyak penjual makanan yang lewat, tapi hanya Tuhan yang tau bakteri apa aja yang nempel di makanan ;p.
Tapi alasan utamaku ya karena halal tidaknya itu 😉 Sebenernya dari awal udah bertekad untuk ga memakai taxi selama liburan ini. Apalagi di Bangkok yang mass transportationnya bagus, memadai dan mencakup banyak wilayah, termasuk Hualamphong Station, tempat kita akan berangkat besok. Tapiiiiiii…kereta api yang akan dinaiki berangkat jam 5.55 pagi. Sementara MRT di Bangkok baru buka counter jam 6 pagi.. Too late.. Karena itu dengan berat hati terpaksa memesan taxi untuk jam 5 pagi dari hotel.
Ahhh ~ Thailand, mau kesana ~ mau kesana ~ *nyaritiketpromodulu*
Ayo win…rajin2 browsing tiket murah 😉 kalo udh dsana jgn cuma 2 mlm kyk aku…cm bisa visit Bangkok doang jadiny
Kuliner nya yang selalu mengoda, membuat aku selalu merindukan nya 🙂 #lebayyyy
Kalo aku, wisata ke Siriraj Forensic Museum nya yg ga bisa dilupain ;p
Kalo boleh jujur, aku tidak begitu suka yg nama nya wisata sejarah, museum dan teman2 nya. Paling demen ke pantai dan makan hehehe.
kayak kmrn ke filipina itu galau banget karena yg kita kunjungin bangunan tua, gereja dkk, hadehhhhhhhhhhh senyum menikmati dalam hati panasssss
iya, aku baru baca blog mu yg filipin nih..Mau nanya, dr airport ninoy nya, ada LRT ato MRT gt ga mas? aku mw ke san pablo citynya sih..bukan manila..jd mw ke bus station nya lgs dr airport
mau tanya harga jersey disana kira2 berapa? thank you 🙂
Hai ana…kemarin itu aku beli jersey arsenalnya Bath 300 :).dari harga Bath 350. ga bisa lebih rendah dr 300…penjualnya keukeuh itu udh hrg final ;p
Wah Thailand ! Next destination banget nih. hehehe
puasin belanja kalo kesana ;p