Akhirnya, kesampaian juga melihat dan merasakan bandara baru di Medan, Kuala Namu International Airport, yang baru dibuka 25 Juli kemarin, walopun pembangunannya belum 100% jadi. Dari segi jarak, bandara ini memang terletak lebih jauh dari bandara sebelumnya, Polonia Medan, tapi luas dan kemegahannya, bolehlah untuk dibanggakan 😉

Dari awal, review yang kubaca tentang bandara ini, kebanyakan bagus. Sistemnya bakal canggih, ga ada calo lagi yang bisa masuk kedalam, fasilitas lebih lengkap, nyaman dan bersih, dan seterusnya, dan seterusnya… Seneng dong pastinya pas baca begitu. Mengingat kebanyakan bandara di Indonesia  masih jauh dari kata canggih dan bagus, apalagi bersih.

Pengalaman pertama mendarat di bandara dengan code KNO, masih menyenangkan. Kami keluar di bagian KEDATANGAN, langsung disambut dengan ruangan yang luas, dingin dan bersih.

Walau pun ga bisa dipungkiri ada banyak bagian-bagian yang masih dalam proses pembangunan. Lantai juga  belum dipoles, tapi ga begitu mengganggu sebenarnya. Masih dalam tahap yang bisa ditolerir. Berhubung saat itu aku membawa bayi, jadi diputuskan, suamiku aja yang antri untuk ambil bagasi, sementara  aku langsung keluar menemui papa mama yang udah datang menjemput.

Menuju Pintu Keluar di Bagian Kedatangan

Bagian luar bandara yang masih terlihat semrawut. Peralatan tukang masih terserak di mana-mana. Ada banyak sekali orang yang  aku ragu tujuannya benar-benar menjemput sanak saudara, atau hanya mau rekreasi melihat bandara baru ;p.

Secara yaaa… dari jaman bandara Polonia, orang-orang di Medan ini memang suka sekali piknik melihat pesawat ;p. Ga masalah sebenernya, asal mereka bener-bener menjaga kebersihan dan ga membuang sampah bekas piknik mereka sembarangan.

Lumayan lama menunggu suami mengambil semua barang-barang dan koper. Ketika akhirnya datang, dia cerita kalo sistem pengambilan bagasi masih belum jelas.

Ga ada pemberitahuan di mana bagasi-bagasi dari pesawat Citilink Jakarta akan keluar. Jadi banyak sekali penumpang yang menunggu di sekitaran conveyor belt, berharap bagasi-bagasi mereka akan keluar dari situ. Setelah menunggu beberapa menit, ternyata yang keluar bagasi-bagasi pesawat  dari Batam.

Terpaksa  pindah lagi menunggu di conveyor belt sisi lain. Kesannya memang  ribet dan membingungkan. Entahlah, mungkin saat itu, papan tanda yang memberitahukan conveyor mana akan mengeluarkan bagasi dari mana, sedang belum diaktifkan ;p

Sementara menunggu suami, aku juga sempet keliling-keliling melihat sekitaran bandara. Tempat kedatangan dan keberangkatan para penumpang KA yang menuju bandara masih under progress. Ruangannya cukup luas, dan sepertinya bakal lumayan rapi dan tertib kalo udah jadi nanti.

Semoga, supaya ga sia-sia tiket mahal Rp 80,000 per orang untuk menuju ke dan dari bandara. Penumpang-penumpang KA nantinya akan keluar dari pintu exit, berjalan sedikit ke depan dan bisa langsung naik ke lantai atas melalui escalator, bagi yang ingin segera check-in untuk penerbangan mereka. Atau hanya tinggal berjalan lurus dari pintu keluar stasiun untuk tiba di bagian kedatangan bandara. Sangat praktis dan simple sebenernya.

Naik Escalator, Akan Langsung Menuju Bagian Keberangkatan

Sayangnya pengalaman keduaku berada di KNO, lumayan cukup mengecewakan. Beberapa hari setelah itu, kami sekeluarga akan melanjutkan perjalanan menuju Sibolga, sekalian merayakan lebaran di sana.

Sudah ditentuin dari awal, berhubung  aku dan adik membawa bayi, ini perjalanan yang cukup panjang dan jelas bikin capek, maka kami berdua plus mama dan bayi, akan ke Sibolga menggunakan pesawat. Sementara para suami, adek laki-laki dan papa, akan naik mobil.

Pesawat kami berangkat jam 14.25 menurut schedule. Untuk mengantisipasi macet, jam 9 pagi sudah berangkat ke bandara naik mobil. Pesawat yang dinaiki  WINGS AIR,  salah satu anak perusahaan dari penerbangan LION AIR. Jujurnya, udah mulai ga suka waktu tahu  harus berangkat naik pesawat satu itu.

Secara aku udah bertekad, GA AKAN MAU NAIK LAGI LION AIR & ANAK PERUSAHAANNYA APAPUN, UNTUK PENERBANGAN KEMANAPUN !! Kecuali ini satu-satunya pesawat yang terbang ke tujuan itu, dan hanya untuk emergency! Kenapa??  Aku benci dengan  servis perusahaan ini yang songong, suka delay, seenak jidat  mencancel schedule, sering accident,  dan ditambah lagi berita-berita pilotnya yang sering terkena skandal narkoba. Tapi apa daya, karena tiket Medan-Sibolga ini dibelikan papa, aku pun cuma bisa pasrah untuk kembali naik pesawat sialan menyebalkan ini.

Saat ke bandara karena menggunakan mobil, jadi driver bisa menurunkan  kami semua langsung ke lantai atas bagian KEBERANGKATAN. Bawaan koper  lumayan banyak. Jadilah, salah satu harus mencari trolley dan dua orang menjaga si bayi-bayi mungil.

Mama yang akhirnya mencari trolley untuk barang-barang. Tapi sumpah, di bagian luar KEBERANGKATAN, samasekali ga ditemukan trolley kosong yang bisa dipakai. Porterpun ga ada. Akhirnya mama nekat tanya ke salah satu penumpang yang bawa trolley di mana dia mendapatkannya.

Ternyata….  harus menunggu ada penumpang yang sudah tidak memakai trolleynya lagi, atau, langsung masuk ke dalam tempat check in, dengan menunjukkan tiket pesawat supaya diizinkan masuk, lalu cari trolley kosong di dalam. Benar-benar merepotkan.

Setelah menunggu 30 menitan lebih, barulah mama keluar sambil membawa trolley. Kami pun bisa juga mendorong semua koper-koper ke dalam untuk proses check-in dan bagasi. Tapiiiiiiii…. drama belum selesai. Antrian penumpang pesawat WINGS AIR sudah bagai ular naga ;p. Dan ga jelas lagi  mana bagian ekor tempat  bisa antri berikutnya. Ga mau dong aku dibilang nyerobot antrian gara-gara salah berdiri untuk antre.

Supaya ga ribet dan menuh-menuhin tempat, cukup aku dan adik yang antre, sementara mama dan para bayi mencari tempat duduk. Asiknya sih, ada banyak counter LION untuk check-in, dan ga peduli tujuannya kemana, penumpang  bisa check-in di semua counter, asalkan itu LION. Walo tetep aja antrian masih mengular panjang.

15 mnit, antrian hanya bergerak sedikit. Udah mulai gelisah sebenernya. 30 menit berikutnya, kok ya penumpang di depan ga berubah-rubah ya. Ada masalahkan? 45 menit, akhirnya kita tau penyebab semua ini gara-gara calo yang seenak udel  menerobos antrian.

Bahkan mereka PD teriak-teriak manggilin  penumpang yang dibantuin check-in di depan kami semua yang udah capek banget ngantri ga jelas. Rasanya pengen aku bekep dan ceburin ke sumur ni orang-orang ga tau diri !

Kenapa pula itu petugas Lion di depan nerimain mereka sih?! Sama aja nyebelinnya. Sementara aku perhatiin counter Garuda  dan pesawat lain antrian cukup rapi, dan cepet bergerak. Agghhhhh Papaaaaa….kenapa tiket yang dibeli harus LION SIALAN ini sihh?!

Dan 1 jam lebih, aku harus antri sebelum akhirnya dapet giliran check-in. Itupun berantem dulu dengan  calo gila yang dengan santai mau menerobos. Belum tau siapa Fanny ni orang ;p. Mau ngajakin berantem kayaknya..

Dengan tegas aku bilang dia harus antri, karena ini giliranku untuk check-in. Juga ke si mba petugas, aku jelas-jelas tekanin, udah capek antri 1 jam, dan aku ga mau calo yang ga ngerti arti kata antri bisa seenaknya nyerobot. Si mba akhirnya memproses tiket-tiket kami. Huuuffttt, mana yang katanya calo bakal dilarang di KNO. Malah gila parahnya..

Selesai check-in,  kami  mencari mama dan langsung jalan ke arah waiting room. Oh iya, airport tax KNO untuk tujuan domestik saat itu masih Rp 35,000, walopun kabar-kabarnya akan dinaikin Rp 100,000. Buatku ya, ga masalah mau airport tax berapa, asaaallll… sesuai dong ama yang kita dapet. Ga ikhlas aja bayar tax mahal tapi servis di bandara masih kacau balau gitu.

Untuk masuk ke ruangan tunggu,  cukup menempelkan barcode di boarding pass ke alat pembaca, supaya palang kaca otomatis membuka. Kalau pun ada masalah, jangan kuatir, para petugas yang siap sedia selalu ada untuk membantu penumpang yang masih bingung bagaimana membuka palang kaca.

Masuk ke dalam, jejeran waiting room dengan berbagai nomor gate terpampang di depan . Di situ baru sadar, boarding pass kami ga menuliskan informasi di gate mana harus menunggu.

Nanya petugas yang berjaga, dia bilang LION ada di gate 11. Oke, langsung mengarah kesana. Tapi ditunggu-tunggu, even sampai jam 14.05, kenapa ga ada panggilan untuk boarding ya. Sekali lagi, mama bertanya ke petugas, di mana sebenernya pesawat WINGS AIR dengan tujuan Sibolga akan berangkat.

Ternyata dari gate 12. Huhh.. udah sebel banget dengan  petugas yang sok tahu  bilang gate 11 tadi. Dan gate 12 ini terletak di bawah, terpisah dari gate-gate lain. Aku rasa sih, itu memang tempat khusus untuk semua penerbangan menggunakan pesawat  kecil ke daerah-daerah khusus ini .

Begitu turun ke bawah, tempatnya lebih kecil, dan lebih kotor :(. Banyak sekali remah-remah makanan di atas karpet, yang bikin aku ga mau membiarkan bayiku merangkak di bawah.

Sampai jam 14.25, belum ada juga panggilan atau notification APAPUN dari pihak LION atau WINGS tentang penerbangan ke Sibolga. Penumpang-penumpang lain udah pada emosi sebenernya. At least kasih tahu kek,  delay ato gimana. Jadi  ga menunggu-nunggu sambil bingung begini. Mana petugas ga ada yang keliatan.

Lucunya nih, penumpang WINGS air tujuan Gunung Sitoli, juga sempet bermasalah. Jadi ceritanya, mereka  sudah dipanggil  masuk ke dalam pesawat pada saat itu. 30 menit kemudian, datang lagi gerombolan penumpang dari atas, yang ternyata juga akan ke Gunung Sitoli menggunakan WINGS AIR, tanpa tahu kalo pesawat itu udah berangkat beberapa saat lalu ;p.

Ga tanggung-tanggung, jumlah orangnya ada lebih dari 20an. Gosh…itu sistem WINGS AIR gimana toh yooo… Masa penumpang belum naik 20-an orang  bisa ga sadar?? Jelas aja mereka semua ngamuk  dan keukeuh bilang kalo ga ada panggilan terdengar untuk tujuan Gunung Sitoli di atas.

Para penumpang juga protes kenapa mereka ga dikasih tahu kalo harus menunggu di gate 12, karena boarding pass mereka, sama sepertiku, ga tertulis nomor gate apapun. Ntah gimana ceritanya, pesawat WINGS AIR yang udah berangkat tadi, sepertinya turun lagi, karena beberapa menit kemudian aku melihat WINGS AIR dengan tujuan sama kembali ada di bandara. Para penumpang yang tadi marah-marah itupun, naik ke bus yang akan membawa ke pesawat.

Kejadian lucu  lain, petugas  yang menghitung dan mengecek penumpang kemudian bingung, dan bilang kalo seat di pesawat udah full. Hahahaha, duhh nasib naik pesawat geje begini nih. Bisa-bisanya seat udah full. Emangnya pas check-in gimana?? Ga ke detect apa. Udahlah…itu urusan mereka, karena aku masih pusing mikirin WINGS AIR tujuan Sibolga yang ga datang-datang.

Ketika akhirnya, kembali pesawat WINGS AIR tiba, tapi diberitahu itu akan berangkat lagi ke Gunung Sitoli, meledaklah kemarahan para penumpang yang telantar ini ;p 1 orang petugas cowo, langsung jadi sasaran kemarahan.

Penumpang nuntut bertanya kenapa pesawat tujuan Sibolga belum datang-datang, dan selalu saja didahulukan penumpang  Gunung Sitoli, even kabarnya aja ga ada sampe pukul 4 sore, dan petugas itu hanya menjawab tidak tahu, yang pastinya menambah kemarahan penumpang.

Bukan ribut lagi, banyak dari mereka yang mengucapkan sumpah serapah sampai ancaman untuk menyetop pesawat WINGS AIR yang berangkat ke Gunung Sitoli , dan  ancaman akan menyandera si pilot. Bahasa aneka satwa pun dilontarkan ke  petugas malang ;p.  Sumpah ya, aku ga ngerasa kayak di bandara saat itu, melainkan di terminal Senen dengan kumpulan preman lagi perang mulut ;p Kacauuuu…

Kompensasi   dari WINGS AIR karena delay ini pun akhirnya datang, berupa makan siang yang sebenernya percuma, karena aku lagi puasa ;p. Tapi at least bisa dibawa pulang untuk bukaan nanti. Jam 17.00 akhirnya pesawat rute Sibolga datang.

Karena sudah ada nomor seat, aku pikir, ga perlu buru-buru. Toh pasti ada tempat duduk. Kenyataan yang didapat, seat ku nomor 10A, sudah diambil penumpang lain, yang ternyata boarding passnya juga bernomor 10A. Oke siipp. ‘Makin cinta mati’ deh  ama perusahaan amit-amit ini. Untung   mba pramugari yang baik langsung ngarahin  agar  duduk di barisan depan yang kebetulan kosong.

Intinya nih, KualaNamu nya sendiri memang belum sempurna, tapi aku bener-bener berharap bandara ini bisa menjadi salah satu icon Sumatra Utara yang bisa dibanggakan.

Berharaaaappp banget, orang-orangnya, para penumpang dan pekerja di sana bisa sadar diri dan mau menjaga kebersihan dan segala fasilitas agar tidak cepet rusak. Kapan lagi sih  semua mau sadar untuk ikut menjaga dan memelihara semua public facilities yang ada di negara tercinta ini ;). Masa ga malu ketinggalan terus dari negara tetangga.

Terakhir, opini pribadi untuk pesawat WINGS AIR, cukup sudah aku berhubungan dan naik segala macam pesawat yang berasal dari LION AIR ini. KAPOKKK!!! Hiihhhh, udah ga tau lagi apa yang positif dari maskapai itu. Kalau memang ga ada maskapai lain terbang ke tujuan yang di maksud, mending aku lewat jalan darat atau batalin aja pergi. Daripada harus berurusan  servis songong, super duper jelek, dan ga profesional dari mereka.